Kegiatan Belajar di Tana Toraja Kacau

Kamis, 17 Juli 2014 - 11:24 WIB
Kegiatan Belajar di...
Kegiatan Belajar di Tana Toraja Kacau
A A A
MAKALE - Meski proses belajar tahun ajaran baru 2014/2015 sudah dimulai, namun sebagian besar sekolah di Kabupaten Tana Toraja belum memperoleh buku kurikulum 2013. Akibatnya, sekolah kebingungan memberikan pelajaran kepada anak didiknya.

"Rata-rata guru sekolah tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK) galau. Mereka bingung karena tidak punya buku panduan untuk mengajar," ungkap Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan kabupaten Tana Toraja Andarias Lebang, kepada wartawan, Kamis (17/7/2014).

Dia mengatakan, sejak dimulainya tahun ajaran baru 2014/2015, kurikulum 2013 sudah diterapkan di seluruh sekolah. Berdasarkan data Disdik Tana Toraja, buku kurikulum 2013 yang sudah datang untuk SMA/SMK baru 50 persen, dam SMP 30 persen. Buku kurikulum yang sudah datang pun lengkap diterima pihak sekolah.

Ironisnya, semua SD di Bumi Lakipadada belum menerima buku kurikulum 2013. Hingga kini, Disdik Tana Toraja belum mengetahui penyebab keterlambatan itu. Bahkan, Disdik Tana Toraja tidak pernah mendapat informasi dari pihak terkait kendala sampai buku kurikulum 2013 terlambat datang.

Laporan yang diterima dari sekolah-sekolah, biaya pembelian buku kurikulum 2013 sudah masuk ke rekening masing-masing sekolah. Sumber anggaran pembelian buku kurikulum 2013, yakni dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan dana dekonsentrasi dari provinsi.

"Pihak sekolah memesan sendiri buku dan membayar setelah buku tiba. Disdik Tana Toraja hanya memantau dan menerima laporan dari tiap-tiap sekolah," ujarnya.

Kepala SMP Negeri 5 Rantetayo Lavera mengakui, semua guru di SMP 5 Rantetayo bingung dalam memberikan pembelajaran kepada siswa sekolahnya, karena sama sekali belum menerima buku kurikulum 2013. Bahkan, isi dan bentuk buku kurikulum 2013 sama sekali pihak sekolah mengetahui dan melihatnya.

Untuk saat ini, siswa kelas 7 di SMP Negeri 5 Rantetayo masih melaksanakan Masa Orientasi Sekolah (MOS), sementara kelas 8 dan kelas 9 belajar seadanya dengan menggunakan buku panduan kurikulum lama.

"Semua guru di SMP Negeri 5 Rantetayo kebingungan mengajar, karena tidak punya buku panduan kurikulum lama," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0955 seconds (0.1#10.140)