Dua Wanita Mengamuk di Kantor Polisi

Dua Wanita Mengamuk di Kantor Polisi
A
A
A
MEDAN - Mengaku keluarganya menjadi korban rekayasa kasus kepolisian dua wanita mengamuk di Mapolresta Medan pada Selasa sore (8/7/2014).
Keduanya kesal karena anggota keluarga mereka ditahan atas tuduhan kasus yang diduga direkayasa karena anak mereka dipaksa menandatangani surat penitipan uang sebesar Rp397 juta sambil ditodong pistol oleh pelapor.
Kedua wanita ini berteriak teriak di penjagaan sambil menghujat pihak kepolisian yang sedang piket dengan suara lantang.
Mereka mengaku kesal dengan pelayanan dengan pelayanan aparat Polresta Medan yang tidak memberikan penjelasan yang akurat saat ditanyai menanyakan kasus yang menjerat anggota keluarganya yang menurut mereka kental dengan nuansa rekayasa kasus.
Keluarganya yang bernama Desi Natalia ditahan di sel tahanan Polresta Medan atas tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan uang berjumlah Rp397 juta.
Desi mengaku dirinya dipaksa menandatangani surat penitipan uang di bawah ancaman dan todongan pistol oleh suami sirinya yang juga dikenal sebagai seorang pengusaha terkenal di Kota Medan.
Menurut keterangan kuasa hukum korban Cut Bietty, kliennya ditahan pihak berwajib sejak awal bulan Juni lalu setelah dipaksa mengaku melakukan tindak penggelapan uang dibawah ancaman todongan pistol. Padahal kliennya tidak pernah menerima uang tersebut.
Pihak kepolisian belum bersedia memberikan keterangan mengenai kasus tersebut. Sementara Lia Yulainti ibu korban berharap agar pihak kepolisian dapat memberikan keadilan bagi anak mereka yang menjadi korban rekayasa kasus
Keduanya kesal karena anggota keluarga mereka ditahan atas tuduhan kasus yang diduga direkayasa karena anak mereka dipaksa menandatangani surat penitipan uang sebesar Rp397 juta sambil ditodong pistol oleh pelapor.
Kedua wanita ini berteriak teriak di penjagaan sambil menghujat pihak kepolisian yang sedang piket dengan suara lantang.
Mereka mengaku kesal dengan pelayanan dengan pelayanan aparat Polresta Medan yang tidak memberikan penjelasan yang akurat saat ditanyai menanyakan kasus yang menjerat anggota keluarganya yang menurut mereka kental dengan nuansa rekayasa kasus.
Keluarganya yang bernama Desi Natalia ditahan di sel tahanan Polresta Medan atas tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan uang berjumlah Rp397 juta.
Desi mengaku dirinya dipaksa menandatangani surat penitipan uang di bawah ancaman dan todongan pistol oleh suami sirinya yang juga dikenal sebagai seorang pengusaha terkenal di Kota Medan.
Menurut keterangan kuasa hukum korban Cut Bietty, kliennya ditahan pihak berwajib sejak awal bulan Juni lalu setelah dipaksa mengaku melakukan tindak penggelapan uang dibawah ancaman todongan pistol. Padahal kliennya tidak pernah menerima uang tersebut.
Pihak kepolisian belum bersedia memberikan keterangan mengenai kasus tersebut. Sementara Lia Yulainti ibu korban berharap agar pihak kepolisian dapat memberikan keadilan bagi anak mereka yang menjadi korban rekayasa kasus
(sms)