Cara Bedakan Daging Sapi Glonggongan dan Oplosan

Kamis, 03 Juli 2014 - 14:17 WIB
Cara Bedakan Daging Sapi Glonggongan dan Oplosan
Cara Bedakan Daging Sapi Glonggongan dan Oplosan
A A A
JAKARTA - Kebutuhan akan daging sapi memasuki bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri selalu mengalami peningkatkan. Seiring dengan banyaknya permintaan, maka harga daging pun menjadi naik. Untuk persatu kilo daging sapi segar di pasar tradisional berkisar antara Rp85-90 ribu.

Namun begitu, hati-hati dalam memilih daging sapi. Salah-salah, anda akan mendapatkan daging sapi glonggongan dan campuran daging sapi dan babi.

Perlu diketahui, daging sapi glonggongan berasal dari sapi yang sebelum disembelih diberi minum sebanyak-banyaknya sampai lemas. Penyiksaan hewan seperti itu, bertujuan untuk menggenjot berat daging dengan air yang diglonggongkan ke hewan. Untuk itu, daging glonggongan juga disebut dengan daging basah.

Sedikitnya ada beberapa ciri untuk mengenali daging glonggongan. Pertama warnanya yang pucat, konsistensi dagingnya lembek, permukaan dagingnya basah, dan biasanya penjual tidak menggantung daging tersebut, karena bila digantung air akan banyak menetes dari daging.

Selain ciri tersebut, anda juga dapat mengenali daging glonggongan dari harganya yang jauh lebih murah dari daging yang segar. Biasanya, selisih harga daging glonggongan dengan daging segar antara Rp5.000-10.000.

Daging yang perlu diwaspadai selanjutnya adalah campuran daging sapi dan babi. Daging campuran ini biasa disebut dengan daging oplosan. Sama dengan glonggongan, jenis daging oplosan banyak ditemui di pasar tradisional.

Untuk mengetahui daging sapi tersebut sudah dioplos atau belum, dapat dilihat secara kasat mata. Setidaknya ada lima aspek yang membuat daging oplosan ini berbeda dengan daging sapi segar.

Daging babi memiliki warna yang lebih pucat dari daging sapi. Warna daging babi mendekati warna daging ayam. Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi, walau kamuflase ini dapat dihilangkan dengan perendaman dengan air.

Selain itu, ada bagian tertentu dari daging babi yang warnanya mirip sekali dengan daging sapi, sehingga sangat sulit membedakannya. Namun begitu, tidak perlu cemas. Sebab masih ada empat cara lain untuk mengenali oplosan itu.

Cara selanjutnya dengan melihat perbedaan itu dari serat daging. Serat daging sapi padat dan garis-garisnya terlihat jelas. Sedangkan daging babi, seratnya terlihat samar dan sangat renggang. Perbedaan ini semakin jelas ketika kedua daging direnggangkan bersama.

Kemudian, lihat tekstur lemaknya. Daging sapi memiliki lemak yang lebih kaku dan berbentuk. Sedang daging babi memiliki lemak yang sangat basah dan sulit dilepas. Namun hati-hati pada bagian tertentu seperti ginjal, penampakkan lemak daging babi hampir mirip dengan lemak sapi.

Jika masih belum yakin, perhatikan tekstur daging. Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan. Untuk mengujinya, pegang kedua daging tersebut.

Langkah terakhir yang bisa digunakan untuk membedakan kedua daging tersebut dari aromanya. Kedua daging memiliki aroma yang berbeda. Daging sapi memiliki aroma anyir. Sedang daging babi sangat khas. Untuk menguji cara ini, anda harus melatih penciuman berulang-ulang.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3861 seconds (0.1#10.140)