Kakak Beradik di Jepara Derita Gizi Buruk
A
A
A
JEPARA - Nasib malang dialami Adrian Ramadan (11) dan Nico Darmawan (5), kakak beradik asal Desa Rengging, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Anak pasangan Bambang Edi Muhtaryono dan Hepy Rosiana ini menderita gizi buruk.
Meski sudah berusia 11 tahun, namun berat badan Rama hanya sekitar 8,5 kilogram. Sedang adiknya Nico, malah hanya berbobot sekitar 7–8 kg. Padahal lazimnya anak usia sekitar 4–5 tahun berbobot 13–14 kg.
Tanda-tanda kurang gizi tampak pada dua kakak beradik ini. Badan mereka kurus, otot kulit mengendor, dan bahkan otot pahanya sampai terlihat keriput. Rambut Rama dan Nico juga tampak kemerahan dan terlihat agak jarang.
Parahnya lagi, kedua bocah ini juga tak bisa berjalan. Kaki keduanya seperti tak kuat menopang berat badan mereka. Rama dan Nico juga tak bisa berkata-kata. “Memang kondisinya seperti ini,” kata Ibundanya, Senin (30/6/2014).
Saat lahir, Rama dan Nico sebenarnya tak bermasalah. Berat badan mereka sekitar 2,5 kg. Namun memasuki tahun kedua, keduanya mengalami penurunan berat badan, hingga menjadi sangat ringan, kurang dari 10 kilogram.
Awalnya, Rama yang mengalami gejala seperti itu. Namun gejala serupa rupanya juga dialami adiknya Nico. Kini, Rama dan Nico seperti tak bertenaga. Bahkan untuk makan mereka harus dibantu dengan alat sonde. Bahan makanannya pun tak boleh sembarangan.
Selama ini, asupan gizi keduanya lebih banyak mengandalkan susu formula. Itupun juga bukan susu formula yang harganya mahal. Maklum saja, ayah kedua bocah malang ini hanya pekerja serabutan. Sedang ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.
“Meski begitu kami tetap berusaha mencari pengobatan untuk Rama dan Nico,” terang Hepy.
Dalam riwayat keluarga, Hepy mengaku tak pernah ada kejadian serupa. Baru dua anaknya yang mengalami kondisi demikian. Ditanya mengenai penyebab kondisi kedua anaknya, Rosiana mengaku sampai saat ini belum mengetahui secara pasti.
Pihak keluarga sudah membawa Rama dan Nico berobat, termasuk ke RSUD Kartini Jepara. Namun pihak rumah sakit juga belum mengetahui secara pasti penyebab gejala yang dialami Rama dan Nico.
Pihak RSUD Kartini bahkan memberikan surat rujukan agar pengobatan dilanjutkan ke RSUP Karyadi Semarang. ”Rencananya Selasa atau Kamis pekan ini kami berangkat ke Semarang,” tandasnya.
Meski sudah berusia 11 tahun, namun berat badan Rama hanya sekitar 8,5 kilogram. Sedang adiknya Nico, malah hanya berbobot sekitar 7–8 kg. Padahal lazimnya anak usia sekitar 4–5 tahun berbobot 13–14 kg.
Tanda-tanda kurang gizi tampak pada dua kakak beradik ini. Badan mereka kurus, otot kulit mengendor, dan bahkan otot pahanya sampai terlihat keriput. Rambut Rama dan Nico juga tampak kemerahan dan terlihat agak jarang.
Parahnya lagi, kedua bocah ini juga tak bisa berjalan. Kaki keduanya seperti tak kuat menopang berat badan mereka. Rama dan Nico juga tak bisa berkata-kata. “Memang kondisinya seperti ini,” kata Ibundanya, Senin (30/6/2014).
Saat lahir, Rama dan Nico sebenarnya tak bermasalah. Berat badan mereka sekitar 2,5 kg. Namun memasuki tahun kedua, keduanya mengalami penurunan berat badan, hingga menjadi sangat ringan, kurang dari 10 kilogram.
Awalnya, Rama yang mengalami gejala seperti itu. Namun gejala serupa rupanya juga dialami adiknya Nico. Kini, Rama dan Nico seperti tak bertenaga. Bahkan untuk makan mereka harus dibantu dengan alat sonde. Bahan makanannya pun tak boleh sembarangan.
Selama ini, asupan gizi keduanya lebih banyak mengandalkan susu formula. Itupun juga bukan susu formula yang harganya mahal. Maklum saja, ayah kedua bocah malang ini hanya pekerja serabutan. Sedang ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.
“Meski begitu kami tetap berusaha mencari pengobatan untuk Rama dan Nico,” terang Hepy.
Dalam riwayat keluarga, Hepy mengaku tak pernah ada kejadian serupa. Baru dua anaknya yang mengalami kondisi demikian. Ditanya mengenai penyebab kondisi kedua anaknya, Rosiana mengaku sampai saat ini belum mengetahui secara pasti.
Pihak keluarga sudah membawa Rama dan Nico berobat, termasuk ke RSUD Kartini Jepara. Namun pihak rumah sakit juga belum mengetahui secara pasti penyebab gejala yang dialami Rama dan Nico.
Pihak RSUD Kartini bahkan memberikan surat rujukan agar pengobatan dilanjutkan ke RSUP Karyadi Semarang. ”Rencananya Selasa atau Kamis pekan ini kami berangkat ke Semarang,” tandasnya.
(san)