Sehari Sebelum Tewas, Acim Ambil Rapor Praja dan Aura
A
A
A
BANDUNG - Mahesa Praja (17) ditemukan tewas bersama adiknya, Aura dan pembantu bernama Acim di rumahnya di Jalan Gudang Utara, Kota Bandung, Minggu (22/6/2014). Apa yang dilakukan Praja dan Acim sehari sebelum tewas?
Lia Roslinasari, staf Kesiswaan SMA BPI 1, mengatakan Praja datang ke sekolah pada Sabtu (21/6/2014) pagi hingga siang. Ia datang ke sekolah bersama Acim. "Hari Sabtu itu kan dibagi rapor, dia datang sama Acim yang biasa dipanggil dengan sebutan om," kata Lia, Selasa (24/6/2014).
Menurutnya, Acim memang terbiasa datang ke sekolah untuk mengambil rapor Praja. Itu karena keluarga Praja tinggal di luar kota. "Teman-teman Praja sudah kenal sama Acim. Mereka juga manggilnya om," ungkapnya.
Soal kedekatan Praja dan Acim, Lia mengaku tidak tahu persis. Hanya saja yang ia tahu, Acim adalah saudara Praja yang biasa dipanggil dengan sebutan om.
Sementara selain membawa rapor Praja, Acim juga diketahui sempat membawa rapor Aura yang sekolah di SMPN 44 Kota Bandung. "Waktu di RS Sartika Asih, saya sempat ketemu wali kelasnya Aura. Katanya pagi-pagi Aura itu diambil rapornya sama Acim itu," jelasnya.
Tapi nahas tak bisa dihindari. Sehari setelah menerima rapor, Praja dan Aura tewas, termasuk Acim. Dalam kematian itu, ada kejanggalan karena hanya Acim yang tewas dalam posisi tergantung tali pada tangga rumah. Tapi, polisi belum menyimpulkan apakah Acim pelaku pembunuhan Praja dan Aura kemudian gantung diri atau Acim memang digantung pelaku pembunuhan. Kasus itu hingga kini ditangani Polrestabes Bandung.
Sementara terkait meninggalnya Praja, pihak SMA BPI 1 berencana menggelar doa bersama untuk para korban. Kemungkinan doa bersama digelar setelah kegiatan sekolah kembali normal pada pertengahan Juli mendatang. "Kalau sekarang kan lagi libur. Insya Allah akan ada doa bersama, itu otomatis akan kami lakukan. Tapi waktunya nanti sedang diagendakan dulu," pungkas Lia.
Lia Roslinasari, staf Kesiswaan SMA BPI 1, mengatakan Praja datang ke sekolah pada Sabtu (21/6/2014) pagi hingga siang. Ia datang ke sekolah bersama Acim. "Hari Sabtu itu kan dibagi rapor, dia datang sama Acim yang biasa dipanggil dengan sebutan om," kata Lia, Selasa (24/6/2014).
Menurutnya, Acim memang terbiasa datang ke sekolah untuk mengambil rapor Praja. Itu karena keluarga Praja tinggal di luar kota. "Teman-teman Praja sudah kenal sama Acim. Mereka juga manggilnya om," ungkapnya.
Soal kedekatan Praja dan Acim, Lia mengaku tidak tahu persis. Hanya saja yang ia tahu, Acim adalah saudara Praja yang biasa dipanggil dengan sebutan om.
Sementara selain membawa rapor Praja, Acim juga diketahui sempat membawa rapor Aura yang sekolah di SMPN 44 Kota Bandung. "Waktu di RS Sartika Asih, saya sempat ketemu wali kelasnya Aura. Katanya pagi-pagi Aura itu diambil rapornya sama Acim itu," jelasnya.
Tapi nahas tak bisa dihindari. Sehari setelah menerima rapor, Praja dan Aura tewas, termasuk Acim. Dalam kematian itu, ada kejanggalan karena hanya Acim yang tewas dalam posisi tergantung tali pada tangga rumah. Tapi, polisi belum menyimpulkan apakah Acim pelaku pembunuhan Praja dan Aura kemudian gantung diri atau Acim memang digantung pelaku pembunuhan. Kasus itu hingga kini ditangani Polrestabes Bandung.
Sementara terkait meninggalnya Praja, pihak SMA BPI 1 berencana menggelar doa bersama untuk para korban. Kemungkinan doa bersama digelar setelah kegiatan sekolah kembali normal pada pertengahan Juli mendatang. "Kalau sekarang kan lagi libur. Insya Allah akan ada doa bersama, itu otomatis akan kami lakukan. Tapi waktunya nanti sedang diagendakan dulu," pungkas Lia.
(zik)