Pelaku Pembunuhan Anak Anggota TNI, Tahu Kondisi Sekitar TKP
Minggu, 22 Juni 2014 - 21:49 WIB

Pelaku Pembunuhan Anak Anggota TNI, Tahu Kondisi Sekitar TKP
A
A
A
BANDUNG - Tewasnya dua anak anggota TNI dan satu pembantunya di Gudang Utara, pagi tadi, yang dicurigai menjadi korban pembunuhan diduga dilakukan oleh orang yang kenal dengan kompleks tersebut.
Menurut kriminolog Yesmil Anwar, pelaku kejahatan memiliki keberanian yang tinggi untuk melakukan tindak kriminal, meski di kompleks TNI tersebut.
Dia menyebutkan jika tidak ada kehilangan barang di dalam rumah korban, artinya motivasi pelaku semakin luas.
“Jika ada barang yang hilang kan kemungkinan besar pelaku mengincar harta korban. Tapi jika tidak ada, maka motif pelaku melakukan kejahatan bisa jadi karena perkara sosial. Bisa ketidaksukaan, dendam, atau bahkan soal kekuasaan,” ungkapnya saat dihubungi, Minggu (22/6/2014).
Ayah korban yang merupakan anggota TNI bisa jadi pernah menyakiti seseorang atau bahkan ada pihak yang pernah dirugikan dengan jabatannya tersebut.
Yesmil menyebutkan, sudah terjadi beberapa kali pembunuhan keluarga korban selalu disertai dengan pembunuhan pembantu atau pengasuhnya.
“Ini menjadi sebuah tanda tanya. Jika pelaku merasa dendam pada orang tuanya, kenapa pembantunya juga harus ia bunuh. Dengan cara pembunuhan yang dilakukan berbeda pula dengan korban lainnya,” katanya.
Dia menyebutkan, pembunuhan semacam ini dikhawatirkan bukan sebuah tindak kriminal biasa. Mengingat jabatan orang tua korban yang memiliki kekuasaan.
“Saya harap polisi segera menuntaskan kasus ini. karena jika pelaku saja berani bertindak keji di dalam komplek yang seharusnya aman karena itu kompleks TNI, apalagi jika di kompleks warga sipil, pasti dia lebih berani lagi,” pungkasnya.
Menurut kriminolog Yesmil Anwar, pelaku kejahatan memiliki keberanian yang tinggi untuk melakukan tindak kriminal, meski di kompleks TNI tersebut.
Dia menyebutkan jika tidak ada kehilangan barang di dalam rumah korban, artinya motivasi pelaku semakin luas.
“Jika ada barang yang hilang kan kemungkinan besar pelaku mengincar harta korban. Tapi jika tidak ada, maka motif pelaku melakukan kejahatan bisa jadi karena perkara sosial. Bisa ketidaksukaan, dendam, atau bahkan soal kekuasaan,” ungkapnya saat dihubungi, Minggu (22/6/2014).
Ayah korban yang merupakan anggota TNI bisa jadi pernah menyakiti seseorang atau bahkan ada pihak yang pernah dirugikan dengan jabatannya tersebut.
Yesmil menyebutkan, sudah terjadi beberapa kali pembunuhan keluarga korban selalu disertai dengan pembunuhan pembantu atau pengasuhnya.
“Ini menjadi sebuah tanda tanya. Jika pelaku merasa dendam pada orang tuanya, kenapa pembantunya juga harus ia bunuh. Dengan cara pembunuhan yang dilakukan berbeda pula dengan korban lainnya,” katanya.
Dia menyebutkan, pembunuhan semacam ini dikhawatirkan bukan sebuah tindak kriminal biasa. Mengingat jabatan orang tua korban yang memiliki kekuasaan.
“Saya harap polisi segera menuntaskan kasus ini. karena jika pelaku saja berani bertindak keji di dalam komplek yang seharusnya aman karena itu kompleks TNI, apalagi jika di kompleks warga sipil, pasti dia lebih berani lagi,” pungkasnya.
(sms)