Aher Takut Masyarakat Percaya Mitos Tanjakan Emen
A
A
A
BANDUNG - Kecelakaan maut yang melibatkan bus dan kendaraan pribadi terjadi di Jalan Cicenang, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sekira pukul 18.00 WIB, kemarin. Delapan orang meninggal dunia dan yang lainnya luka-luka.
Di kalangan masyarakat, selama ini beredar mitos jika kawasan yang dikenal dengan Tanjakan Emen itu sering meminta korban nyawa. Itu sebabnya kecelakaan sering terjadi di sana.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) pun angkat suara soal mitos Tanjaman Emen. Dia mengaku khawatir mitos itu benar-benar dipercaya masyarakat, sehingga logika tidak digunakan untuk melihat fenomena kecelakaan yang terjadi.
"Saya khawatir mitos ini dipercaya masyarakat. Padahal ini insya Allah bukan mitos," kata Aher, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/6/2014).
Menurutnya, kecelakaan yang terjadi di lokasi itu bisa disebabkan beberapa faktor. Bahkan secara keilmuan sebenarnya bisa diungkap.
"Ini pasti urusan teknis, bisa human error, bisa jalannya mungkin kurang bagus," ungkapnya. Selain itu, ada juga kemungkinan kendaraan yang dipakai memang tidak laik untuk jalan.
Aher mengatakan, dirinya akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk meninjau ke lokasi dan melakukan penelitian terhadap Tanjakan Emen.
"Kita akan tinjau, kita akan koordinasi dengan Kementerian PU untuk melihat (Tanjakan Emen) ini ada masalah enggak sih," ucapnya.
Secara teknis, dia khawatir kemiringan Tanjakan Emen kurang layak untuk dipakai atau ada penyebab lain. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan perizinan kendaraan yang melintas ke lokasi laik jalan atau tidak. "Saya kira ini semuanya (harus dikoordinasikan)," tuturnya.
Hal lain yang dikhawatirkannya adalah koordinasi seputar perizinan kendaraan tidak berjalan baik. "Jangan-jangan perizinan-perizinan tersebut tidak terkontrol dengan baik," cetusnya.
Di kalangan masyarakat, selama ini beredar mitos jika kawasan yang dikenal dengan Tanjakan Emen itu sering meminta korban nyawa. Itu sebabnya kecelakaan sering terjadi di sana.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) pun angkat suara soal mitos Tanjaman Emen. Dia mengaku khawatir mitos itu benar-benar dipercaya masyarakat, sehingga logika tidak digunakan untuk melihat fenomena kecelakaan yang terjadi.
"Saya khawatir mitos ini dipercaya masyarakat. Padahal ini insya Allah bukan mitos," kata Aher, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/6/2014).
Menurutnya, kecelakaan yang terjadi di lokasi itu bisa disebabkan beberapa faktor. Bahkan secara keilmuan sebenarnya bisa diungkap.
"Ini pasti urusan teknis, bisa human error, bisa jalannya mungkin kurang bagus," ungkapnya. Selain itu, ada juga kemungkinan kendaraan yang dipakai memang tidak laik untuk jalan.
Aher mengatakan, dirinya akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk meninjau ke lokasi dan melakukan penelitian terhadap Tanjakan Emen.
"Kita akan tinjau, kita akan koordinasi dengan Kementerian PU untuk melihat (Tanjakan Emen) ini ada masalah enggak sih," ucapnya.
Secara teknis, dia khawatir kemiringan Tanjakan Emen kurang layak untuk dipakai atau ada penyebab lain. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan perizinan kendaraan yang melintas ke lokasi laik jalan atau tidak. "Saya kira ini semuanya (harus dikoordinasikan)," tuturnya.
Hal lain yang dikhawatirkannya adalah koordinasi seputar perizinan kendaraan tidak berjalan baik. "Jangan-jangan perizinan-perizinan tersebut tidak terkontrol dengan baik," cetusnya.
(san)