PT Freeport Indonesia Diminta Bangun Smelter di Papua
A
A
A
JAYAPURA - PT Freeport Indonesia didesak segera membangun smelter di wilayah Papua sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat.
Menurut Ketua Umum Hipmas Papua Hendrik Yance Udam, pembangunan smelter atau tempat pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui berapa hasil tambang berupa emas, perak tembaga yang telah diambil dari Bumi Cenderawasih ini. Sehingga pembagian hasil tambang tersebut diharapkan tidak merugikan Indonesia, khususnya Papua.
"Jadi PT Freeport Indonesia jangan hanya mengeruk kekayaannya saja. Namun nasib orang asli Papua tidak diperhatikan, sehingga mereka masih tetap miskin diatas tanahnya sendiri," ungkap Hendrik dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Senin 16 Juni 2014.
Menurut dia, jika smelter dibangun di Papua, tentunya akan tumbuh wirausaha baru, lapangan kerja tercipta, pendapatan rakyat meningkat, daya beli rakyat tinggi sehingga kesejahteraan akan tercapai.
Pemerintah pusat, kata pengusaha muda asli Papua ini, juga harus merenegoisasi kontrak karya dengan PT Freeport Indonesia jika perusahaan raksasa ini tidak bisa mensejahterakan warga Papua. Karena menurut Hendrik, hanya 1% saja bagian bagi Pemerintah Indonesia.
"Dengan jumlah itu tentunya mustahil bisa mensejahterakan warga Papua. Jadi kalau tidak bisa mensejahterakan orang Papua lebih baik pemerintah putuskan kontrak karya, " timpal pria ini.
Hendrik menegaskan, pemerintah daerah dan pusat juga harus tetap memperhatikan para pengusaha muda anak asli Papua agar bisa membangun daerahnya sendiri.
Karena menurut Hendrik, membangun Papua bukan saja membangun jalan dan jembatan, gedung pencakar langit yang mewah, namun manusia Papua harus lebih dulu dibangun sehingga SDMnya siap untuk mengelola dana milyaran rupiah yang dikucurkan ke Papua.
Karenanya, lanjut Hendrik, sebagai pengusaha muda asli daerah, Hipmas Papua melakukan konsolidasi guna persiapan Kongres Nasional Hipmas Papua pada September mendatang.
"Untuk keperluan tersebut, kami (Hipmas Papua) secara aklamasi dalam forum musyawarah daerah 2 telah memilih Yos Hamadi sebagai Ketua Hipmas Papua Kota Jayapura pada Sabtu 14 Juni 2014 lalu, " kata Hendrik.
Sehingga, kata dia, anak-anak Papua yang ada di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang bergerak dalam dunia usaha bisa berkumpul untuk menyatukan presepsinya dalam membangun Papua di bidang ekonomi.
Sebab selama ini sejak Papua bergabung 50 tahun lalu dalam bingkai NKRI isu-isu ekonomi tidak diperhatikan.
"Saya berharap Ketua Hipmas Jayapura terpilih dapat melakukan konsolidasi untuk proses pelantikan pengurus dan dapat membangun komunikasi dengan Wali Kota Jayapura. Sehingga para pengusaha Hipmas Papua dapat terakomodir dengan baik, " tandasnya.
Menurut Ketua Umum Hipmas Papua Hendrik Yance Udam, pembangunan smelter atau tempat pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui berapa hasil tambang berupa emas, perak tembaga yang telah diambil dari Bumi Cenderawasih ini. Sehingga pembagian hasil tambang tersebut diharapkan tidak merugikan Indonesia, khususnya Papua.
"Jadi PT Freeport Indonesia jangan hanya mengeruk kekayaannya saja. Namun nasib orang asli Papua tidak diperhatikan, sehingga mereka masih tetap miskin diatas tanahnya sendiri," ungkap Hendrik dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Senin 16 Juni 2014.
Menurut dia, jika smelter dibangun di Papua, tentunya akan tumbuh wirausaha baru, lapangan kerja tercipta, pendapatan rakyat meningkat, daya beli rakyat tinggi sehingga kesejahteraan akan tercapai.
Pemerintah pusat, kata pengusaha muda asli Papua ini, juga harus merenegoisasi kontrak karya dengan PT Freeport Indonesia jika perusahaan raksasa ini tidak bisa mensejahterakan warga Papua. Karena menurut Hendrik, hanya 1% saja bagian bagi Pemerintah Indonesia.
"Dengan jumlah itu tentunya mustahil bisa mensejahterakan warga Papua. Jadi kalau tidak bisa mensejahterakan orang Papua lebih baik pemerintah putuskan kontrak karya, " timpal pria ini.
Hendrik menegaskan, pemerintah daerah dan pusat juga harus tetap memperhatikan para pengusaha muda anak asli Papua agar bisa membangun daerahnya sendiri.
Karena menurut Hendrik, membangun Papua bukan saja membangun jalan dan jembatan, gedung pencakar langit yang mewah, namun manusia Papua harus lebih dulu dibangun sehingga SDMnya siap untuk mengelola dana milyaran rupiah yang dikucurkan ke Papua.
Karenanya, lanjut Hendrik, sebagai pengusaha muda asli daerah, Hipmas Papua melakukan konsolidasi guna persiapan Kongres Nasional Hipmas Papua pada September mendatang.
"Untuk keperluan tersebut, kami (Hipmas Papua) secara aklamasi dalam forum musyawarah daerah 2 telah memilih Yos Hamadi sebagai Ketua Hipmas Papua Kota Jayapura pada Sabtu 14 Juni 2014 lalu, " kata Hendrik.
Sehingga, kata dia, anak-anak Papua yang ada di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang bergerak dalam dunia usaha bisa berkumpul untuk menyatukan presepsinya dalam membangun Papua di bidang ekonomi.
Sebab selama ini sejak Papua bergabung 50 tahun lalu dalam bingkai NKRI isu-isu ekonomi tidak diperhatikan.
"Saya berharap Ketua Hipmas Jayapura terpilih dapat melakukan konsolidasi untuk proses pelantikan pengurus dan dapat membangun komunikasi dengan Wali Kota Jayapura. Sehingga para pengusaha Hipmas Papua dapat terakomodir dengan baik, " tandasnya.
(sms)