Parkir Liar di Bandung Semakin Berkurang
A
A
A
BANDUNG - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mengklaim parkir liar di Kota Bandung semakin berkurang. Hal itu dilihat dari semakin sedikitnya jumlah kendaraan yang digembok petugas.
Pelaksana Unit Pelaksana Teknis (UPT) Parkir Dishub Kota Bandung Apip Apipi menjelaskan, penggembokan kendaraan roda empat yang parkir sembarangan telah berlangsung sejak 2012. Menurut dia, kebijakan tersebut dirasa cukup memberi efek jera kepada para pelanggar.
"Kalau dulu awal-awal diberlakukan penggembokan, yang melanggar itu cukup banyak, sehari itu bisa sampai puluhan, tapi sekarang angka itu terus menurun," ucapnya, saat dihubungi, Jumat (13/6/2014).
Meski cukup efektif, menurut dia, penertiban parkir liar harus dibarengi dengan kesadaran masyarakat. Pihaknya akan terus berusaha menertibkan parkir liar yang selama ini menjadi salah satu penyebab kemacetan di Kota Bandung, dengan tidak segan-segan menggembok kendaraan roda empat yang parkir sembarangan.
Ia mengatakan, sejumlah kawasan yang kerap menjadi lokasi paling banyak terjadinya pelanggaran di antaranya Jalan Otista, Pasteur, Jalan Sukajadi, Kosamdi, dan Jalan Merdeka. Penertiban pun dilakukan setiap hari hingga kendaran-kendaraan yang melanggar jumlahnya bisa terus berkurang. "Kita terus lakukan penertiban hingga tidak ada lagi yang melanggar," katanya.
Apip sedikit mengeluhkan minimnya lahan parkir yang disediakan para pemilik toko. Harusnya setiap toko memiliki lahan parkir untuk para pembelinya. Sehingga para pembeli bisa leluasa parkir tanpa harus parkir menggunakan bahu jalan. "Setiap toko atau perusahaan-perusahaan mereka harus menyediakan lahan parkir, mau tidak mau itu harus," tegasnya.
Pelaksana Unit Pelaksana Teknis (UPT) Parkir Dishub Kota Bandung Apip Apipi menjelaskan, penggembokan kendaraan roda empat yang parkir sembarangan telah berlangsung sejak 2012. Menurut dia, kebijakan tersebut dirasa cukup memberi efek jera kepada para pelanggar.
"Kalau dulu awal-awal diberlakukan penggembokan, yang melanggar itu cukup banyak, sehari itu bisa sampai puluhan, tapi sekarang angka itu terus menurun," ucapnya, saat dihubungi, Jumat (13/6/2014).
Meski cukup efektif, menurut dia, penertiban parkir liar harus dibarengi dengan kesadaran masyarakat. Pihaknya akan terus berusaha menertibkan parkir liar yang selama ini menjadi salah satu penyebab kemacetan di Kota Bandung, dengan tidak segan-segan menggembok kendaraan roda empat yang parkir sembarangan.
Ia mengatakan, sejumlah kawasan yang kerap menjadi lokasi paling banyak terjadinya pelanggaran di antaranya Jalan Otista, Pasteur, Jalan Sukajadi, Kosamdi, dan Jalan Merdeka. Penertiban pun dilakukan setiap hari hingga kendaran-kendaraan yang melanggar jumlahnya bisa terus berkurang. "Kita terus lakukan penertiban hingga tidak ada lagi yang melanggar," katanya.
Apip sedikit mengeluhkan minimnya lahan parkir yang disediakan para pemilik toko. Harusnya setiap toko memiliki lahan parkir untuk para pembelinya. Sehingga para pembeli bisa leluasa parkir tanpa harus parkir menggunakan bahu jalan. "Setiap toko atau perusahaan-perusahaan mereka harus menyediakan lahan parkir, mau tidak mau itu harus," tegasnya.
(zik)