Dinkes Kubu Raya Berupaya Tingkatkan Kualitas Kesehatan
A
A
A
SUNGAI RAYA - Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, akan mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas kesehatan di Kabupaten Kubu Raya.
"Kita akan terus berupaya menggalakkan program Desa Siaga yang merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam peningkatakan kualitas kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Berli Hamdani, Selasa (10/6/2014).
Menurutnya, program pemberdayaan Desa Siaga telah dilakukan sejak tahun 2005. Namun, saat ini Dinas Kesehatan Kubu Raya ingin kembali memaksimalkan pemberdayaan masyarakat sehingga tujuan akhir peningkatan kualitas kesehatan masyarakat bisa optimal terealisasi.
Dengan adanya program Desa Siaga ini, pihaknya berharap ke depan masyarakat akan jauh lebih mandiri dan lebih bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran pentingnya melestarikan pola hidup sehat.
"Dari 118 desa yang ada, hingga sekarang sudah terdapat sekitar 113 desa yang telah tergabung dan turut menggalakkan pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Siaga. Artinya hampir 100 persen sebagian masyarakat di setiap desa telah kita latih untuk bisa membantu warga lainnya dalam menyukseskan dan meningkatkan kualitas kesehatan melalui program Desa Siaga ini," paparnya.
Program Desa Siaga ini bersumber pada pemberdayaan masyarakat, dengan harapan mampu meningkatkan peran dan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama membantu pemerintah meningkatkan kualitas kesehatan di Kubu Raya. Disebut sebagai Desa Siaga, karena menurutnya di dalam satu desa tersebut telah dilengkapi dengan pelayanan peduli kesehatan yang komprehensif.
Jadi, tidak hanya puskesmas. Pustu, Polindes dan sejenisnya, di tempat pelayanan kesehatan, kata Berli, sudah terintegasi dengan sejumlah layanan bidang lainnya seperti pendidikan, agama, perindustrian, perdagangan, dan pemberdayaan desa.
"Dengan adanya layanan yang terintegrasi ini kita harapkan bisa lebih berkontribusi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan hidupnya terutama di bidang kesehatan," harapnya.
Berli mencontohkan, salah satu peran masyarakat yang telah dilatih untuk berkontribusi dalam hal peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yakni mampu membantu menekan angka kematian ibu saat melahirkan.
"Saat ini angka kematian ibu itu masih berkisar sekitar 54 persen dan sebagian besar akibat pendarahan. Dengan adanya pelatihan bagi masyarakat di Desa Siaga, kita berkeinginan jumlah kasus kematian ibu melahirkan ini bisa diminimlaisir," ucapnya.
Di Desa Siaga, kata Berli, pihaknya memiliki kader yang telah dilatih untuk turut membantu proses persalinan, mulai dari membantu menyiapkan dan merekomendasikan nama warga yang bisa dimintai tolong mengantar ke rumah sakit, hingga mencarikan jenis darah yang diperlukan.
"Jadi semua kebutuhan setiap ibu hamil bisa dipenuhi sebelum melakukan proses persalinan. Dengan begitu, jika saat melahirkan sang ibu hamil tersebut mengalami pendarahan, angka kematian akibat pendarahan bisa ditekan," pungkasnya.
"Kita akan terus berupaya menggalakkan program Desa Siaga yang merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam peningkatakan kualitas kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Berli Hamdani, Selasa (10/6/2014).
Menurutnya, program pemberdayaan Desa Siaga telah dilakukan sejak tahun 2005. Namun, saat ini Dinas Kesehatan Kubu Raya ingin kembali memaksimalkan pemberdayaan masyarakat sehingga tujuan akhir peningkatan kualitas kesehatan masyarakat bisa optimal terealisasi.
Dengan adanya program Desa Siaga ini, pihaknya berharap ke depan masyarakat akan jauh lebih mandiri dan lebih bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran pentingnya melestarikan pola hidup sehat.
"Dari 118 desa yang ada, hingga sekarang sudah terdapat sekitar 113 desa yang telah tergabung dan turut menggalakkan pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Siaga. Artinya hampir 100 persen sebagian masyarakat di setiap desa telah kita latih untuk bisa membantu warga lainnya dalam menyukseskan dan meningkatkan kualitas kesehatan melalui program Desa Siaga ini," paparnya.
Program Desa Siaga ini bersumber pada pemberdayaan masyarakat, dengan harapan mampu meningkatkan peran dan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama membantu pemerintah meningkatkan kualitas kesehatan di Kubu Raya. Disebut sebagai Desa Siaga, karena menurutnya di dalam satu desa tersebut telah dilengkapi dengan pelayanan peduli kesehatan yang komprehensif.
Jadi, tidak hanya puskesmas. Pustu, Polindes dan sejenisnya, di tempat pelayanan kesehatan, kata Berli, sudah terintegasi dengan sejumlah layanan bidang lainnya seperti pendidikan, agama, perindustrian, perdagangan, dan pemberdayaan desa.
"Dengan adanya layanan yang terintegrasi ini kita harapkan bisa lebih berkontribusi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan hidupnya terutama di bidang kesehatan," harapnya.
Berli mencontohkan, salah satu peran masyarakat yang telah dilatih untuk berkontribusi dalam hal peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yakni mampu membantu menekan angka kematian ibu saat melahirkan.
"Saat ini angka kematian ibu itu masih berkisar sekitar 54 persen dan sebagian besar akibat pendarahan. Dengan adanya pelatihan bagi masyarakat di Desa Siaga, kita berkeinginan jumlah kasus kematian ibu melahirkan ini bisa diminimlaisir," ucapnya.
Di Desa Siaga, kata Berli, pihaknya memiliki kader yang telah dilatih untuk turut membantu proses persalinan, mulai dari membantu menyiapkan dan merekomendasikan nama warga yang bisa dimintai tolong mengantar ke rumah sakit, hingga mencarikan jenis darah yang diperlukan.
"Jadi semua kebutuhan setiap ibu hamil bisa dipenuhi sebelum melakukan proses persalinan. Dengan begitu, jika saat melahirkan sang ibu hamil tersebut mengalami pendarahan, angka kematian akibat pendarahan bisa ditekan," pungkasnya.
(zik)