Mbah Idris Pengasuh Ponpes Lirboyo Tutup Usia

Senin, 09 Juni 2014 - 21:14 WIB
Mbah Idris Pengasuh Ponpes Lirboyo Tutup Usia
Mbah Idris Pengasuh Ponpes Lirboyo Tutup Usia
A A A
KEDIRI - Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) kembali berduka. Hanya rentang sehari dari berpulangnya KH Khotib Umar pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Jember, Minggu (8/6/2014), KH Idris Marzuqi bin Marzuqi Dahlan (74) pengasuh Ponpes Lirboyo Kota Kediri, meninggal dunia.

Komplikasi penyakit diabetes dan jantung memaksa tokoh nahdliyin yang akrab dipanggil Mbah Idris tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.

"Kiai Idris meninggal dunia pada pukul 09.50 WIB, " tutur Kiai Kafabihi Mahrus, juru bicara keluarga almarhum, Senin (9/6/2014).

Mbah Idris sempat menjalani perawatan beberapa jam di ruang Graha Amerta RSU dr Soetomo Surabaya.

Karena kesehatannya tak kunjung membaik, Senin dinihari (9/6/2014) sekitar pukul 02.00 WIB, kata Kafabihi, pihak RS Bhayangkara Kota Kediri merujuknya kesana (dr Soetomo).

"Sebelumnya Minggu petang 8 Juni, sehabis maghrib, Kiai Idris dilarikan ke RS Bhayangkara Kota Kediri, " tuturnya.

Jenazah Mustasyar (Penasehat) PBNU itu tiba di rumah duka sekitar pukul 13.15 WIB.
Serupa dengan almarhum Kiai Umar, Mbah Idris dipercaya sebagai mustasyar dalam kepengurusan Ketua Tanfidziah KH Said Aqil Siraj.

Isak tangis pun sontak pecah saat pintu mobil ambulans pengusung jenazah putra almarhum KH Marzuki Dahlan dibuka.

Sejumlah perempuan dan pria yang ditengarai sebagai keluarga dekat tak kuasa menitikkan air mata. Begitu juga dengan beberapa santri dan santriwati tenggelam dalam kesedihan yang mendalam.

Sementara di masjid, di ruang keluarga, di teras dan sela sela bangunan yang bersebelahan dekat dengan makam keluarga, para santri terus mengaji. Mereka tak henti henti membacakan ayat ayat ilahiah mendoakan arwah kiai tercinta.

"Kita telah kehilangan seorang ulama besar. Seorang pemimpin bagi keluarga, masyarakat dan bangsa, " papar Kafabihi sedih.

Seperti diketahui, begitu turun dari mobil ambulans, jenazah langsung dibawa ke ruang keluarga.

Informasinya, sebelum disalati, di ruang keluarga tersebut jenazah lebih dulu dimandikan dan disucikan ulang.

Saat prosesi berlangsung, seluruh pintu dan jendela langsung ditutup rapat rapat. Termasuk para jurnalis, tidak satupun santri dibolehkan masuk ke dalam ruangan.

Mbah Idris meninggalkan seorang istri yakni Ny Adiniah, yakni pengasuh Ponpes Salafiayah Mahayjatul Qurro, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. "Kiai Idris memiliki satu putri dan satu putra yang semuanya sudah berkeluarga, " jelasnya.

Sebuah liang lahat di makam keluarga telah disiapkan. Jenazah Mbah Idris rencananya dimakamkan diantara pusara almarhumah Hj Hannah binti Abdul Karim (bibi Mbah Idris) dan pusara almarhum KH Abdul Karim (ayah Mbah Idris).

"Karena menunggu keluarga, kerabat dan para sahabat, pemakaman akan dilakukan pada pukul 20.00 WIB, " paparnya.

Berdasarkan silsilah keluarga, Mbah Idris adalah putra KH Abdul Karim yang merupakan menantu almarhum KH Abdul Karim.

Seperti diketahui, Kiai Abdul Karim merupakan pendiri Ponpes Lirboyo yang didirikan mulai tahun 1910.

Ditangan Kiai Abdul Karim, yang secara estafet dilanjutkan Kiai Marzuki Dahlan, Kiai Mahrus Ali hingga ke Kiai Idris Marzuki, Lirboyo berkembang pesat.

Jumlah santri dan santriwati Ponpes Lirboyo mencapai 10 ribu dengan beragam lembaga pendidikan mulai Ibtidaiyah (TK) hingga kampus.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4366 seconds (0.1#10.140)