Tekan Kekerasan Seksual Anak, FPKK Gelar Sosialisasi
A
A
A
SUNGAI RAYA - Anggota Muda Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia beserta Forum Pemuda Kesehatan Kalbar menggelar kegiatan workshop dengan tema "Pemuda dalam mencegah kekerasan seksual pada anak".
Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari anak sedunia ini menghadirkan narasumber dari KPAI Kalbar Chatarina Pancer Istiyani, BKKBN Provinsi Kalbar, Gugus Suprayitno dan Dosen Kesehatan Reproduksi dari Fikes UMP, Abrori. workshop ini pun dibuka langsung Rektor I UMP Rochimin.
"Kegiatan ini sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian pemuda pada kekerasan seksual pada anak. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pihak IAKMI Kalbar," kata Ketua Forum Pemuda Kesehatan Kalbar, Samfidia.
Ada pun langkah-langkah dalam menekan angka kekerasan seksual terhadap anak di Kalbar ini, kata dia, dengan melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap hak-hak anak terutama pada sektor kesehatan.
"Jadi anak di indonesia dan khususnya di Kalbar ini memiliki hak-haknya baik itu, dalam bentuk kesehatan, kenyamanan dan perlindungan. Untuk itu sosialisasi ini akan segera kita lakukan agar kekerasan seksual terhadap anak itu dapat kita tekan secara dini," ujarnya.
Saat disinggung mengenai sasaran lokasi apakah terfokus di sekolah-sekolah di Kalbar. Dirinya mengatakan bahwa kemungkinan terbesarnya sasaran sosialisasi yang akan dilakukan dalam menekan kekerasan seksual terhadap anak di Kalbar ini dilakukan di sekolah.
"Ya kemungkinan sosialiasi dan penyuluhan yang akan kita lakukan nantinya itu fokus di dunia pendidikan. Dimana anak usia dini wajib mendapatkan pemahaman -pemahaman hal tersebut. Selain disekolah sosialisasi itu pun juga akan terfokus di beberapa posyandu - posyandu yang ada, " katanya.
Untuk mewujudkan hal itu semua, kata dia, tidaklah semudah mengembalikan telapak tangan. Karena pihaknya juga memiliki keterbatasan. Namun kita juga melakukan sosialisasi tersebut lewat media - media lokal yang ada di Kalbar.
"Jadi untuk menekan kekerasan seksual terhadap anak di Kalbar ini, tidak bisa bergerak sendiri. Melainkan hal ini perlu duduk satu meja dengan intansi-intansi terkait serta komitmen kepala daerah dalam menekan hal itu," tuturnya.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari anak sedunia ini menghadirkan narasumber dari KPAI Kalbar Chatarina Pancer Istiyani, BKKBN Provinsi Kalbar, Gugus Suprayitno dan Dosen Kesehatan Reproduksi dari Fikes UMP, Abrori. workshop ini pun dibuka langsung Rektor I UMP Rochimin.
"Kegiatan ini sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian pemuda pada kekerasan seksual pada anak. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pihak IAKMI Kalbar," kata Ketua Forum Pemuda Kesehatan Kalbar, Samfidia.
Ada pun langkah-langkah dalam menekan angka kekerasan seksual terhadap anak di Kalbar ini, kata dia, dengan melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap hak-hak anak terutama pada sektor kesehatan.
"Jadi anak di indonesia dan khususnya di Kalbar ini memiliki hak-haknya baik itu, dalam bentuk kesehatan, kenyamanan dan perlindungan. Untuk itu sosialisasi ini akan segera kita lakukan agar kekerasan seksual terhadap anak itu dapat kita tekan secara dini," ujarnya.
Saat disinggung mengenai sasaran lokasi apakah terfokus di sekolah-sekolah di Kalbar. Dirinya mengatakan bahwa kemungkinan terbesarnya sasaran sosialisasi yang akan dilakukan dalam menekan kekerasan seksual terhadap anak di Kalbar ini dilakukan di sekolah.
"Ya kemungkinan sosialiasi dan penyuluhan yang akan kita lakukan nantinya itu fokus di dunia pendidikan. Dimana anak usia dini wajib mendapatkan pemahaman -pemahaman hal tersebut. Selain disekolah sosialisasi itu pun juga akan terfokus di beberapa posyandu - posyandu yang ada, " katanya.
Untuk mewujudkan hal itu semua, kata dia, tidaklah semudah mengembalikan telapak tangan. Karena pihaknya juga memiliki keterbatasan. Namun kita juga melakukan sosialisasi tersebut lewat media - media lokal yang ada di Kalbar.
"Jadi untuk menekan kekerasan seksual terhadap anak di Kalbar ini, tidak bisa bergerak sendiri. Melainkan hal ini perlu duduk satu meja dengan intansi-intansi terkait serta komitmen kepala daerah dalam menekan hal itu," tuturnya.
(sms)