Pengunjung CFD Rusak Taman, Wali Kota Solo Marah-marah
A
A
A
SOLO - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo marah-marah kepada para pengunjung Solo Car Free Day (CFD), Minggu (8/6/2014) pagi. Sebab, banyak pengunjung yang merusak taman yang berada di pinggir Jalan Slamet Riyadi, serta membuang sampang sembarangan.
Ungkapan kekecewaan dan kemarahan pria yang akrab disapa Rudy itu dilakukan saat sambutan perayaan Ulang Tahun Solo Car Free Day di kawasan Sriwedari. Melalui pengeras suara, dengan lantang Rudy meminta agar para pengunjung untuk tidak menginjak-injak taman kota. "Saya minta penikmat Car Free Day untuk tidak menginjak-injak taman agar tidak rusak, itu semua dijaga untuk kepentingan bersama," ucap Rudy.
Tidak hanya marah-marah kepada pengunjung, Rudy juga melontarkan kemarahannya kepada para pelaku usaha yang ada di CFD. Menurutnya, para pengusaha mulai saat ini tidak boleh memberikan selebaran mengenai produk mereka kepada para pengunjung CFD. Sebab, hal itu akan menambah volume sampah yang dihasilkan dalam setiap gelaran CFD.
Selain itu Rudy juga mewajibkan kepada setiap pelaku usaha untuk membawa kantong sampah secara mandiri. sehingga sampah yang dihasilkan dari usaha itu dapat ditampung oleh para pelaku usaha. Dengan kata lain, para pelaku usaha juga ikut bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan.
Jika anjuran itu diabaikan, dirinya mengancam tidak memberikan izin operasi mereka di CFD. "Kalau tidak mau membawa kantong sampah sendiri, ya nanti mereka tidak kami kasih tempat lagi," imbuh Rudy.
Kemerahan orang nomor satu di Kota Solo itu juga bukan tanpa alasan. Sebab, untuk kesekian kalinya Kota Solo kembali gagal mendapatkan penghargaan Adipura atau penghargaan untuk kota atau kabupaten terbersih. Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo, namun hal itu kembali tidak membuahkan hasil. "Larangan merusak taman dan anjuran membawa kantong sampah itu salah satu upaya kita untuk menjaga kebersihan," tegas Rudy.
Sementara itu Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo Hasta Gunawan berkilah penyebab kegagalan mendapatkan Adipura adalah sampah. Menurutnya, kegagalan itu disebabkan banyaknya limbah air yang ada di Kota Solo. Limbah itu menyebar hampir di seluruh sungai yang ada termasuk Sungai Bengawan Solo.
Padahal, menurutnya, pencemaran sungai itu memiliki pengaruh besar dalam penilaian Adipura itu. Sedangkan untuk masalah pengelolaan sampah, menurutnya, sudah ditata sedemikian rupa sesuai dengam kemampuan yang ada. "Ke depan kita akan mewariskan budaya menyapu bagi masyarakat kita. Dengan budaya itu secara tidak langsung akan mempengaruhi kebersihan lingkungan," ucapnya.
Ungkapan kekecewaan dan kemarahan pria yang akrab disapa Rudy itu dilakukan saat sambutan perayaan Ulang Tahun Solo Car Free Day di kawasan Sriwedari. Melalui pengeras suara, dengan lantang Rudy meminta agar para pengunjung untuk tidak menginjak-injak taman kota. "Saya minta penikmat Car Free Day untuk tidak menginjak-injak taman agar tidak rusak, itu semua dijaga untuk kepentingan bersama," ucap Rudy.
Tidak hanya marah-marah kepada pengunjung, Rudy juga melontarkan kemarahannya kepada para pelaku usaha yang ada di CFD. Menurutnya, para pengusaha mulai saat ini tidak boleh memberikan selebaran mengenai produk mereka kepada para pengunjung CFD. Sebab, hal itu akan menambah volume sampah yang dihasilkan dalam setiap gelaran CFD.
Selain itu Rudy juga mewajibkan kepada setiap pelaku usaha untuk membawa kantong sampah secara mandiri. sehingga sampah yang dihasilkan dari usaha itu dapat ditampung oleh para pelaku usaha. Dengan kata lain, para pelaku usaha juga ikut bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan.
Jika anjuran itu diabaikan, dirinya mengancam tidak memberikan izin operasi mereka di CFD. "Kalau tidak mau membawa kantong sampah sendiri, ya nanti mereka tidak kami kasih tempat lagi," imbuh Rudy.
Kemerahan orang nomor satu di Kota Solo itu juga bukan tanpa alasan. Sebab, untuk kesekian kalinya Kota Solo kembali gagal mendapatkan penghargaan Adipura atau penghargaan untuk kota atau kabupaten terbersih. Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo, namun hal itu kembali tidak membuahkan hasil. "Larangan merusak taman dan anjuran membawa kantong sampah itu salah satu upaya kita untuk menjaga kebersihan," tegas Rudy.
Sementara itu Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo Hasta Gunawan berkilah penyebab kegagalan mendapatkan Adipura adalah sampah. Menurutnya, kegagalan itu disebabkan banyaknya limbah air yang ada di Kota Solo. Limbah itu menyebar hampir di seluruh sungai yang ada termasuk Sungai Bengawan Solo.
Padahal, menurutnya, pencemaran sungai itu memiliki pengaruh besar dalam penilaian Adipura itu. Sedangkan untuk masalah pengelolaan sampah, menurutnya, sudah ditata sedemikian rupa sesuai dengam kemampuan yang ada. "Ke depan kita akan mewariskan budaya menyapu bagi masyarakat kita. Dengan budaya itu secara tidak langsung akan mempengaruhi kebersihan lingkungan," ucapnya.
(zik)