Penderita HIV/AIDS di Surabaya Mencapai 7.600 Orang
A
A
A
SURABAYA - Jumlah penderita HIV/AIDS di Surabaya, terhitung sejak tahun 1999 hingga 2014, sebanyak 7.600 orang. Pada tahun ini, ditemukan sebanyak 254 kasus. Sebagian besar penderita virus mematikan ini berasal dari lokalisasi Dolly dan Jarak, dengan jumlah sebanyak 215 kasus.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menunjukkan, dari total penderita HIV/AIDS di Surabaya, sebesar 40 persen berasal dari usia remaja atau usia produktif. Disusul ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 30 persen. Untuk remaja, sebagian besar disebabkan perilaku seksual yang menyimpang. Sedangkan untuk IRT, rata-rata diduga karena tertular dari suaminya.
"Kami temukan ada pelajar yang berusia 12 tahun sudah kena HIV. Untuk usia remaja di bawah 18 tahun, rata-rata karena perilaku seks bebas. Sementara yang usianya di atas 20 tahun, biasanya karena penggunaan jarum suntik," ujar Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita, Jumat (6/6/2014)
Febri menambahkan, untuk menekan angka penyebaran virus HIV/AIDS, pihaknya terus melakukan sosialisasi pada masyarakat. Pihaknya juga akan menguatkan moral dan mental dari penderita. Sebab, mengidap HIV/AIDS bukan akhir dari segalanya. Mereka masih tetap memiliki harapan hidup sama seperti manusia pada umumnya.
"Jika ditanya tingkat penurunan jumlah penderita, memang cukup kecil. Tiap tahun penurunannya kurang dari 5 persen," ungkapnya.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menunjukkan, dari total penderita HIV/AIDS di Surabaya, sebesar 40 persen berasal dari usia remaja atau usia produktif. Disusul ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 30 persen. Untuk remaja, sebagian besar disebabkan perilaku seksual yang menyimpang. Sedangkan untuk IRT, rata-rata diduga karena tertular dari suaminya.
"Kami temukan ada pelajar yang berusia 12 tahun sudah kena HIV. Untuk usia remaja di bawah 18 tahun, rata-rata karena perilaku seks bebas. Sementara yang usianya di atas 20 tahun, biasanya karena penggunaan jarum suntik," ujar Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita, Jumat (6/6/2014)
Febri menambahkan, untuk menekan angka penyebaran virus HIV/AIDS, pihaknya terus melakukan sosialisasi pada masyarakat. Pihaknya juga akan menguatkan moral dan mental dari penderita. Sebab, mengidap HIV/AIDS bukan akhir dari segalanya. Mereka masih tetap memiliki harapan hidup sama seperti manusia pada umumnya.
"Jika ditanya tingkat penurunan jumlah penderita, memang cukup kecil. Tiap tahun penurunannya kurang dari 5 persen," ungkapnya.
(zik)