Jelang Puasa, Gubernur Sulsel Pantau Harga Sembako
A
A
A
MAKASSAR - Menjelang Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok merangkak naik. Kenaikan harga ini mendapat perhatian dari Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
Di beberapa pasar tradisional di Makassar, harga daging, telur, beras serta beberapa komoditi lainnya sudah naik. Di Pasar Terong misalnya, beras yang semula Rp8.500 dalam sepekan terakhir naik menjadi Rp9.000 per liter. Telur ayam ras naik dari Rp25 ribu jadi Rp30 ribu per rak.
Daging juga mengalami kenaikan harga dari Rp80 ribu per Kg jadi Rp85 ribu per kilogram. Meski demikian di pasar yang berada di Jalan Masjid Raya Kota Makassar ini juga ada sejumlah komiditi yang turun harganya. Seperti minyak goreng curah. "Harga telur sudah naik sepekan terakhir," kata Munira, pedagang di Pasar Terong, Rabu (4/6/2014).
Kondisi serupa di Pasar Pabaeng-baeng. Harga telur juga sudah Rp30 ribu dari semula Rp28 ribu per rak. Daging juga naik dari Rp80 ribu menjadi Rp84 ribu per kilogram. "Kalau bawang masih tetap, belum ada kenaikan harga," kata Sani, pedagang Pasar Pabaeng-baeng.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo bersama Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal bersama sejumlah pejabat memantau perkembangan harga sembako di Pasar Terong. Gubernur menilai kenaikan harga yang terjadi belum signifikan dan masih wajar. Ia sengaja memantau ke lapangan untuk menyesuaikan data laporan perkembangan harga dari bawahannya dengan kondisi riil di pasar. Selain memantau harga sembako, dia juga mengecek 22 jenis barang konsumsi masyarakat.
"Hari ini kita sudah cek stok yang ada di pasar dan semua sangat normal. Kalaupun ada kenaikan harga, tidak banyak, sekitar 1 hingga 3 persen," ujar Syahrul.
Menurutnya, dari 22 jenis kebutuhan masyarakat yang sudah dicek, hanya ada beberapa jenis yang mengalami kenaikan harga seperti telur dan beras. "Saya minta Pak Wawali untuk tetap memantau harga hingga masuk bulan Ramadhan dan pak wawali sudah siap sampai dengan diperlukannya operasi pasar," katanya.
Kenaikan harga di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri sudah lazim. Namun, fluktuasi harga ini akan tetap dikontrol dan sejauh ini masih normal, masih di bawah 5 persen. Syahrul menjamin pihaknya siap melakukan operasi pasar jika kenaikan harga sembako sudah tidak wajar. "Soal berapa persen kenaikan sebagai acuan untuk operasi pasar, itu rahasia. Untuk menghindari spekulan," katanya.
Di beberapa pasar tradisional di Makassar, harga daging, telur, beras serta beberapa komoditi lainnya sudah naik. Di Pasar Terong misalnya, beras yang semula Rp8.500 dalam sepekan terakhir naik menjadi Rp9.000 per liter. Telur ayam ras naik dari Rp25 ribu jadi Rp30 ribu per rak.
Daging juga mengalami kenaikan harga dari Rp80 ribu per Kg jadi Rp85 ribu per kilogram. Meski demikian di pasar yang berada di Jalan Masjid Raya Kota Makassar ini juga ada sejumlah komiditi yang turun harganya. Seperti minyak goreng curah. "Harga telur sudah naik sepekan terakhir," kata Munira, pedagang di Pasar Terong, Rabu (4/6/2014).
Kondisi serupa di Pasar Pabaeng-baeng. Harga telur juga sudah Rp30 ribu dari semula Rp28 ribu per rak. Daging juga naik dari Rp80 ribu menjadi Rp84 ribu per kilogram. "Kalau bawang masih tetap, belum ada kenaikan harga," kata Sani, pedagang Pasar Pabaeng-baeng.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo bersama Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal bersama sejumlah pejabat memantau perkembangan harga sembako di Pasar Terong. Gubernur menilai kenaikan harga yang terjadi belum signifikan dan masih wajar. Ia sengaja memantau ke lapangan untuk menyesuaikan data laporan perkembangan harga dari bawahannya dengan kondisi riil di pasar. Selain memantau harga sembako, dia juga mengecek 22 jenis barang konsumsi masyarakat.
"Hari ini kita sudah cek stok yang ada di pasar dan semua sangat normal. Kalaupun ada kenaikan harga, tidak banyak, sekitar 1 hingga 3 persen," ujar Syahrul.
Menurutnya, dari 22 jenis kebutuhan masyarakat yang sudah dicek, hanya ada beberapa jenis yang mengalami kenaikan harga seperti telur dan beras. "Saya minta Pak Wawali untuk tetap memantau harga hingga masuk bulan Ramadhan dan pak wawali sudah siap sampai dengan diperlukannya operasi pasar," katanya.
Kenaikan harga di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri sudah lazim. Namun, fluktuasi harga ini akan tetap dikontrol dan sejauh ini masih normal, masih di bawah 5 persen. Syahrul menjamin pihaknya siap melakukan operasi pasar jika kenaikan harga sembako sudah tidak wajar. "Soal berapa persen kenaikan sebagai acuan untuk operasi pasar, itu rahasia. Untuk menghindari spekulan," katanya.
(zik)