Harga Telur dan Daging Ayam Dongkrak Inflasi Jateng
A
A
A
SEMARANG - Kenaikan sejumlah kebutuhan rumah tangga seperti telur dan daging ayam sejak pertengahan bulan Mei lalu, mendongkrak terjadinya inflasi di Jawa Tengah.
Diketahui, untuk harga telur ayam saat ini mencapai Rp18.000 per kilogramnya, naik sekitar Rp4.000. Sedangkan untuk harga daging ayam dari harga Rp27.000 per kilogramnya kini menjadi Rp30.000.
Berdasarkan hasil survai yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, atas kenaikan harga sejumlah kebutuhan rumah tangga tersebut, selama bulan Mei di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,24 persen, atau naik sekitar 0,12 persen dari bulan sebelumnya sekitar 0,12 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari mengatakan, pada bulan Mei, Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,45, lebih tinggi dibandingkan IHK pada bulan April sebesar 111,19.
"Selain telur dan ayam, ada beberapa komoditi lain yang juga mengalami kenaikan seperti bawang merah, dan ikan lele. Selain itu juga adanya kenaikan pada kelompok perumahan, air, gas dan bahan bakar," ujarnya, Senin (2/6/2014).
Sementara, untuk komoditas yang memberikan sumbangan deflasi di antaranya cabai rawit, cabai merah, beras, cabai hijau, dan kacang panjang. Beberapa jenis cabai memberikan sumbangan deflasi karena sepanjang bulan Mei, harga cabai mengalami penurunan.
Akan tetapi, cabai diprediksi bakal memberikan sumbangan Inflasi pada bulan berikutnya mengingat pada awal bulan Juni ini harga sejumlah jenis cabai mulai merangkak naik. Jam jam menilai, sudah mulai naiknya harga sejumlah kebutuhan rumah tangga, selain karena memang mendekati bulan Ramadan, juga karena adanya spekulasi dan sistem distribusi.
"Biasanya kenaikan harga baru terjadi dua minggu jelang puasa, tetapi saat ini meski masih cukup jauh kenaikan sudah terjadi. Ini (kenaikan) karena banyak masyarakat yang sudah mulai melakukan pembelian kebutuhan untuk Ramadan dan Lebaran," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Petrus Edison Ambarura mengakui, kenaikan harga sejumlah kebutuhan rumah tangga sudah terjadi sejak dua minggu terakhir ini.
Dia mengaku, dengan sudah mulainya kenaikan harga sejumlah komoditi, Disperindag sudah mempersiapkan beberapa langkah antisipasi. Di antaranya adalah memperlancar distribusi barang. Bahkan, jika kenaikan harga melebihi batas yakni 10 persen dari harga normal, bukan tidak mungkin pemerintah akan melakukan operasi pasar dan melakukan impor barang kebutuhan rumah tangga untuk menekan harga pasar.
Dia menambahkan, sebenarnya saat ini stok pangan di Jateng menjelang Ramadan serta Lebaran sudah mencukupi. "Ada sejumlah bahan pokok yang perlu diamankan menjelang Ramadan serta Hari Raya Idul Fitri, di antaranya, beras, gula, minyak goreng serta kedelai," katanya.
Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait, guna mengontrol stok bahan-bahan pangan tersebut. Seperti Dinas Pertanian, Peternakan, maupun Dinas Perikanan dan lain-lain.
Diketahui, untuk harga telur ayam saat ini mencapai Rp18.000 per kilogramnya, naik sekitar Rp4.000. Sedangkan untuk harga daging ayam dari harga Rp27.000 per kilogramnya kini menjadi Rp30.000.
Berdasarkan hasil survai yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, atas kenaikan harga sejumlah kebutuhan rumah tangga tersebut, selama bulan Mei di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,24 persen, atau naik sekitar 0,12 persen dari bulan sebelumnya sekitar 0,12 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari mengatakan, pada bulan Mei, Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,45, lebih tinggi dibandingkan IHK pada bulan April sebesar 111,19.
"Selain telur dan ayam, ada beberapa komoditi lain yang juga mengalami kenaikan seperti bawang merah, dan ikan lele. Selain itu juga adanya kenaikan pada kelompok perumahan, air, gas dan bahan bakar," ujarnya, Senin (2/6/2014).
Sementara, untuk komoditas yang memberikan sumbangan deflasi di antaranya cabai rawit, cabai merah, beras, cabai hijau, dan kacang panjang. Beberapa jenis cabai memberikan sumbangan deflasi karena sepanjang bulan Mei, harga cabai mengalami penurunan.
Akan tetapi, cabai diprediksi bakal memberikan sumbangan Inflasi pada bulan berikutnya mengingat pada awal bulan Juni ini harga sejumlah jenis cabai mulai merangkak naik. Jam jam menilai, sudah mulai naiknya harga sejumlah kebutuhan rumah tangga, selain karena memang mendekati bulan Ramadan, juga karena adanya spekulasi dan sistem distribusi.
"Biasanya kenaikan harga baru terjadi dua minggu jelang puasa, tetapi saat ini meski masih cukup jauh kenaikan sudah terjadi. Ini (kenaikan) karena banyak masyarakat yang sudah mulai melakukan pembelian kebutuhan untuk Ramadan dan Lebaran," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Petrus Edison Ambarura mengakui, kenaikan harga sejumlah kebutuhan rumah tangga sudah terjadi sejak dua minggu terakhir ini.
Dia mengaku, dengan sudah mulainya kenaikan harga sejumlah komoditi, Disperindag sudah mempersiapkan beberapa langkah antisipasi. Di antaranya adalah memperlancar distribusi barang. Bahkan, jika kenaikan harga melebihi batas yakni 10 persen dari harga normal, bukan tidak mungkin pemerintah akan melakukan operasi pasar dan melakukan impor barang kebutuhan rumah tangga untuk menekan harga pasar.
Dia menambahkan, sebenarnya saat ini stok pangan di Jateng menjelang Ramadan serta Lebaran sudah mencukupi. "Ada sejumlah bahan pokok yang perlu diamankan menjelang Ramadan serta Hari Raya Idul Fitri, di antaranya, beras, gula, minyak goreng serta kedelai," katanya.
Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait, guna mengontrol stok bahan-bahan pangan tersebut. Seperti Dinas Pertanian, Peternakan, maupun Dinas Perikanan dan lain-lain.
(zik)