Kecil Kemungkinan Komodo KBS Mati Keracunan
A
A
A
SURABAYA - Komodo jantan koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang ditemukan mati Senin (2/6/2014) sekitar pukul 08.00 WIB, masih berada di ruang autopsi.
Direktur Operasional KBS dr Liang Kaspe mengatakan, dari pemeriksaan sementara, semua organ tubuh komodo tersebut, termasuk hati, ginjal, dan lain-lain, masih normal. Namun, ada kelainan pada saluran pernapasan. "Penyebab pastinya belum diketahui karena masih dilakukan pemeriksaan," kata Liang kepada wartawan, Senin (2/6/2014).
Ia juga mengatakan, dugaan penyebab kematian adalah keracunan kemungkinan hanya 5 persen. Kata Liang, komodo adalah hewan mamalia yang cukup kuat. "Dugaan keracunan bisa saja, tapi kemungkinannya tipis sekitar 5 persen. Kalau kena racun kemungkinan memakan tikus yang sebelumnya diracun oleh warga dan tikus itu masuk ke kandang komodo ini," jelasnya.
Secara pencernaan, komodo tersebut masih normal dan tidak ada tanda-tanda kelainan saat masih hidup. Sebab, pada Sabtu lalu, komodo masih makan seperti biasanya. "Makanya seluruh organ tubuh akan kita kirim ke kedokteran hewan Unair untuk mengetahui penyebabnya," pungkasnya.
Direktur Operasional KBS dr Liang Kaspe mengatakan, dari pemeriksaan sementara, semua organ tubuh komodo tersebut, termasuk hati, ginjal, dan lain-lain, masih normal. Namun, ada kelainan pada saluran pernapasan. "Penyebab pastinya belum diketahui karena masih dilakukan pemeriksaan," kata Liang kepada wartawan, Senin (2/6/2014).
Ia juga mengatakan, dugaan penyebab kematian adalah keracunan kemungkinan hanya 5 persen. Kata Liang, komodo adalah hewan mamalia yang cukup kuat. "Dugaan keracunan bisa saja, tapi kemungkinannya tipis sekitar 5 persen. Kalau kena racun kemungkinan memakan tikus yang sebelumnya diracun oleh warga dan tikus itu masuk ke kandang komodo ini," jelasnya.
Secara pencernaan, komodo tersebut masih normal dan tidak ada tanda-tanda kelainan saat masih hidup. Sebab, pada Sabtu lalu, komodo masih makan seperti biasanya. "Makanya seluruh organ tubuh akan kita kirim ke kedokteran hewan Unair untuk mengetahui penyebabnya," pungkasnya.
(zik)