Salmonella Picu Gangguan Pencernaan hingga Tipes

Kamis, 29 Mei 2014 - 21:01 WIB
Salmonella Picu Gangguan Pencernaan hingga Tipes
Salmonella Picu Gangguan Pencernaan hingga Tipes
A A A
GARUT - Bakteri salmonella dalam telur yang tidak layak dapat mengakibatkan penyakit di sistem pencernaan. Akibatnya, bakteri ini bisa menyebabkan seseorang yang mengonsumsinya mengalami penyakit diare hingga tipes.

“Bakteri salmonella itu biasanya ada di bagian kulit luar telur itu sendiri dan tidak dapat terlihat oleh mata. Bakteri ini bisa masuk ke dalam putih dan kuning telur jika telur itu pecah,” kata dr Tri Cahyo, seorang dokter umum di Garut, Kamis (29/5/2014).

Tidak hanya salmonella, sejumlah bakteri lain pun akan ikut mencemari bahan makanan jika kondisinya tidak higienis. Namun demikian, jelas Tri, bakteri ini akan mati jika telur atau makanan yang dihinggapinya dimasak dalam suhu yang benar.

“Kalau dimasak dengan benar, tentu akan mati bakterinya. Kecuali jika dimakan mentah-mentah, orang yang memakannya bisa terkena penyakit pencernaan bahkan tipes,” ujarnya.

Mengenai kasus penemuan telur berkondisi tidak layak oleh sejumlah intansi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dalam sidak pada Rabu 28 Mei 2014 kemarin, Tri menganggap hal tersebut wajar. Pasalnya, telur yang berkondisi kurang bagus pasti akan selalu ditemukan pada setiap penyimpanan telur berjumlah banyak.

“Jika jumlahnya banyak, pasti akan ada telur yang pecah. Entah karena benturan saat pengiriman atau penyimpanannya. Saking banyaknya, telur yang pecah ini tidak terperhatikan. Sekarang, apakah penjual telur atau produsen akan menggunakan telur-telur itu untuk dijual atau malah dimasak. Ini yang harusnya jadi pertanyaan. Seharusnya, telur yang ditemukan tidak baik dibuang saja. Jangan digunakan apalagi untuk dikonsumsi, terlalu beresiko,” jelasnya.

Terkait adanya belatung dalam telur, Tri memastikan telur tersebut sudah busuk dan basi. Dengan demikian, telur yang kondisinya demikian sangat tidak mungkin untuk dikonsumsi.

“Kalau sudah ada belatung, berarti lain lagi ceritanya. Sudah lebih berbahaya dari bakteri atau kuman-kuman tadi. Sesuatu yang ada belatungnya itu kan tanda sudah busuk atau basi. Meski akan melalui proses dipasak terlebih dahulu, tetap berbahaya atau bersiko tinggi. Racunnya tidak akan mati,” ujarnya.

Efek bahan makanan berbelatung ini, tambah dia, adalah sama bahayanya dengan mengonsumsi makanan mengandung bakteri salmonella yang masih mentah.

“Efeknya ke pencernaan juga. Kadang-kadang, sifatnya akan terasa beberapa saat setelah memakannya. Contoh kasus ketika makanan itu berbahaya untuk dimakan karena sudah basi adalah keracunan massal. Para penderita pasti selalu muntah, berak, dan kehilangan cairan karena sistem pencernaan mereka terganggu,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, salah satu produsen makanan kue bolu dan roti kering di Kabupaten Garut kedapatan menggunakan telur tidak layak sebagai bahan baku produksinya. Beberapa telur yang digunakan, diantaranya berkondisi tidak baik hingga memiliki belatung.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8899 seconds (0.1#10.140)