Produsen Kue di Garut Pakai Telur Berbelatung
A
A
A
GARUT - Salah satu produsen makanan kue bolu dan roti kering di Kabupaten Garut kedapatan menggunakan telur tidak layak sebagai bahan baku produksinya. Dalam kegiatan sidak yang dilakukan oleh sejumlah intansi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, produsen makanan di wilayah perkotaan ini memakai telur busuk sebagai bahan utamanya dari produknya.
“Saat kami melakukan sidak ke produsen kue bolu dan roti kering di salah satu kawasan perkotaan pada Rabu 28 Mei 2014 kemarin, ditemukan bahan baku yang tidak layak. Bahan baku ini adalah telur yang sudah pecah dan berkondisi tidak bagus untuk dikonsumsi," kata Yaumi Rusyanti, Kasubdit Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Garut, saat dihubungi Kamis (29/5/2014).
"Secara visual atau kasat mata, kami menemukan belatung yang diduga berasal dari telur di dalam adonan kue yang masih mentah,” imbuhnya.
Selain bahan baku, tempat produksi dan tingkat kebersihan para pekerja dari produsen ini juga bermasalah. Padahal, seluruh produknya telah diproduksi dan diedarkan secara luas ke masyarakat melalui toko modern atau warung-warung eceran.
“Sanitasi dan kebersihan tempatnya sangat buruk. Seharusnya, tidak ada binatang dapat masuk ke tempat produksi makanan. Sedangkan di tempat ini berbeda, hewan-hewan mamalia berbulu seperti anjing dan kucing bisa bebas berkeliaran ke lokasi produksi. Para karyawannya pun tidak menggunakan sarung tangan plastik atau karet saat mengolah adonan kuenya,” ujarnya.
Tidak hanya memproduksi dan memasarkan berbagai jenis kue, tempat ini pun mendistribusikan beras ketan sebagai bahan baku adonan Dodol Garut ke sejumlah produsen lainnya.
Sama halnya dengan kualitas bahan baku kue, beras ketan yang akan dikirim ke beberapa produsen dodol pun sudah tidak layak.
“Kutu banyak ditemukan juga pada beras ketannya. Dari keterangan pemilik atau produsennya, beras itu biasa dikirim ke beberapa produsen dodol. Namun ia mengaku sudah tidak lagi mengirim beras ketan karena fokus pada produksi kue,” ungkapnya.
Setelah kedapatan menggunakan bahan baku yang tidak layak, sejumlah intansi yang terlibat dalam sidak ini memberikan peringatan kepada produsen makanan tersebut. Produsen wajib mengubah tingkat kebersihan dimulai dari bahan baku dengan menggunakan telur segar, hingga sanitasi lingkungan tempat produksi makanan.
“Intansi terkait, khususnya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, akan terus melakukan pemantauan terhadap produsen ini. Jika terus menerus mengulangi hal yang sama, usahanya mungkin bisa ditutup,” katanya.
Adapun sejumlah intansi yang terlibat dalam sidak kemarin ini adalah BKP Garut, Dinkes Garut, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Garut, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanla) Garut, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Garut. Seluruh intansi ini, dikoordinatori oleh BKP Garut.
“Saat kami melakukan sidak ke produsen kue bolu dan roti kering di salah satu kawasan perkotaan pada Rabu 28 Mei 2014 kemarin, ditemukan bahan baku yang tidak layak. Bahan baku ini adalah telur yang sudah pecah dan berkondisi tidak bagus untuk dikonsumsi," kata Yaumi Rusyanti, Kasubdit Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Garut, saat dihubungi Kamis (29/5/2014).
"Secara visual atau kasat mata, kami menemukan belatung yang diduga berasal dari telur di dalam adonan kue yang masih mentah,” imbuhnya.
Selain bahan baku, tempat produksi dan tingkat kebersihan para pekerja dari produsen ini juga bermasalah. Padahal, seluruh produknya telah diproduksi dan diedarkan secara luas ke masyarakat melalui toko modern atau warung-warung eceran.
“Sanitasi dan kebersihan tempatnya sangat buruk. Seharusnya, tidak ada binatang dapat masuk ke tempat produksi makanan. Sedangkan di tempat ini berbeda, hewan-hewan mamalia berbulu seperti anjing dan kucing bisa bebas berkeliaran ke lokasi produksi. Para karyawannya pun tidak menggunakan sarung tangan plastik atau karet saat mengolah adonan kuenya,” ujarnya.
Tidak hanya memproduksi dan memasarkan berbagai jenis kue, tempat ini pun mendistribusikan beras ketan sebagai bahan baku adonan Dodol Garut ke sejumlah produsen lainnya.
Sama halnya dengan kualitas bahan baku kue, beras ketan yang akan dikirim ke beberapa produsen dodol pun sudah tidak layak.
“Kutu banyak ditemukan juga pada beras ketannya. Dari keterangan pemilik atau produsennya, beras itu biasa dikirim ke beberapa produsen dodol. Namun ia mengaku sudah tidak lagi mengirim beras ketan karena fokus pada produksi kue,” ungkapnya.
Setelah kedapatan menggunakan bahan baku yang tidak layak, sejumlah intansi yang terlibat dalam sidak ini memberikan peringatan kepada produsen makanan tersebut. Produsen wajib mengubah tingkat kebersihan dimulai dari bahan baku dengan menggunakan telur segar, hingga sanitasi lingkungan tempat produksi makanan.
“Intansi terkait, khususnya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, akan terus melakukan pemantauan terhadap produsen ini. Jika terus menerus mengulangi hal yang sama, usahanya mungkin bisa ditutup,” katanya.
Adapun sejumlah intansi yang terlibat dalam sidak kemarin ini adalah BKP Garut, Dinkes Garut, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Garut, Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanla) Garut, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Garut. Seluruh intansi ini, dikoordinatori oleh BKP Garut.
(lns)