Daging dan Telur Ayam Langka di Purwakarta
A
A
A
PURWAKARTA - Daging ayam dan telur di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta, mengalami kelangkaan. Selain itu, harga kebutuhan pokok tersebut juga naik.
Staf Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Leuwipanjang, Purwakarta, Rina Irmawati membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, kelangkaan terjadi sejak dua pekan lalu sehingga mengakibatkan harga telur dan daging ayam sedikit naik.
"Untuk daging ayam dari harga sebelumnya Rp 30 ribu/kg, sekarang Rp 32 ribu/kg. Sedangkan telur, yang tadinya Rp 16 ribu/kg, saat ini harganya Rp 20 ribu/kg," kata Rina, Jumat (23/5/2014).
Menurut Rina, pedagang telur dan daging ayam di Pasar Leuwipanjang tidak bisa menjual banyak, karena stok terbatas. Jika biasanya mereka menyetok 50 kilogram per hari untuk dijual, sekarang paling hanya 20 kilogram per hari. Saat ditanya penyebab kelangkaan tersebut, dia tidak mengetahui pasti. "Kami belum tahu pasti penyebabnya. Bisa saja ini semua akibat stok ayam di distributornya menipis," imbuh dia.
Sementara itu, Sulaeman (46), salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Leuwipanjang mengaku, saat ini para penjual ayam paling banyak menyetok sampai 25 kg. Padahal, dalam kondisi normal, bisa sampai 60 kg per hari.
"Kami hingga saat ini belum tahu apa penyebabnya, yang jelas jatah dari distributor hanya sedikit," ujarnya singkat.
Staf Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Leuwipanjang, Purwakarta, Rina Irmawati membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, kelangkaan terjadi sejak dua pekan lalu sehingga mengakibatkan harga telur dan daging ayam sedikit naik.
"Untuk daging ayam dari harga sebelumnya Rp 30 ribu/kg, sekarang Rp 32 ribu/kg. Sedangkan telur, yang tadinya Rp 16 ribu/kg, saat ini harganya Rp 20 ribu/kg," kata Rina, Jumat (23/5/2014).
Menurut Rina, pedagang telur dan daging ayam di Pasar Leuwipanjang tidak bisa menjual banyak, karena stok terbatas. Jika biasanya mereka menyetok 50 kilogram per hari untuk dijual, sekarang paling hanya 20 kilogram per hari. Saat ditanya penyebab kelangkaan tersebut, dia tidak mengetahui pasti. "Kami belum tahu pasti penyebabnya. Bisa saja ini semua akibat stok ayam di distributornya menipis," imbuh dia.
Sementara itu, Sulaeman (46), salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Leuwipanjang mengaku, saat ini para penjual ayam paling banyak menyetok sampai 25 kg. Padahal, dalam kondisi normal, bisa sampai 60 kg per hari.
"Kami hingga saat ini belum tahu apa penyebabnya, yang jelas jatah dari distributor hanya sedikit," ujarnya singkat.
(zik)