Pembalakan Liar TNTN Riau Disesalkan

Jum'at, 23 Mei 2014 - 04:01 WIB
Pembalakan Liar TNTN Riau Disesalkan
Pembalakan Liar TNTN Riau Disesalkan
A A A
PELALAWAN - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan kekecewaan atas kondisi Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) yang berada di Kabupaten Pelalawan, Riau. Saat ini kondisi di taman itu porak poranda akibat pembalakan liar secara masif.

Padahal, TNTN sendiri sudah ada yang mengawasi dan melindunginya yakni Balai TNTN dan LSM pencita lingkungan dan satwa yakni World Wide Fund for Nature (WWF).

"Saya rasa WWF tidak berhasil mengawasi dan menjaga TNTN," sebut Menhut, kemarin.

Dari penelusuran Kementerian Kehutanan, saat ini dari 80 ribu luas TNTN Riau sebanyak 50 ribu hektare atau lebih dari setengah telah beralih fungsi menjadi perkampungan dan lahan penduduk.

"Sebagain besar saat ini kawasan TNTN sudah menjadi perkebunan sawit. Ini sangat ironis, daerah yang menjadi perlindungan satwa langka seperti harimau, gajah Sumatera beruang kini jadi porak poranda," pungkasnya.

Dia menyebut, selain cukong dan oknum aparat, kelompok eknis tertentu juga mengusai lahan TNTN. "Mereka itu kebanyak dari suku batak. Mereka itu adalah Gerobak Pasir yakni Gerombolan Batak Payah diusir," tandasnya.

Untuk mengatasi ini sebut Zulkifli, dibutuhkan kerja sama antara semua pihak. Saat ini pihak Kementrian Kehutanan bersama TNI, Polri sedang melakukan penertiban TNTN yang telah ditanami sawit.

"Dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk menangani masalah ini. Kasihan satwa yang dilindungi yang berada di TNTN. Bayangkan saja, saat ini sudah dikeluarkan area empat juta hektar untuk industri sawit di Riau, tapi mengapa kawasan TNTN yang luasnya hanya 86 ribu hektare masih diganggu juga," ucap politisi dari PAN ini.

TNTN sendiri dijadikan kawasan konservasi harimau Sumatera dan gajah Sumatera sejak tahun 2004. Walau diawasi oleh balai TNTN dan WWF, hutan TNTN bertahun-tahun dirambah tanpa bisa dicegah.

Dampak lain akibat perambahan masal ini puluhan gajah dan harimau yang menghuni TNTN juga menjadi 'santapan' pemburu. Sudah puluhan satwa yang dilindungi negara yang mati di TNTN, namun sampai saat ini tidak satu terungkap.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4759 seconds (0.1#10.140)