Cari Burung di Kebun Sawit, Diberondong Senapan M 16

Cari Burung di Kebun Sawit, Diberondong Senapan M 16
A
A
A
KAYUAGUNG - Pulek (30) warga Desa Kayu Labu, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diduga diberondong tembakan oleh oknum aparat yang berpatroli di areal kebun sawit milik PT Gading Jaya (Sampoerna Group).
Akibat diberondong tembakan pada Selasa malam, 20 Mei 2014 tersebut pria bertato ini terkena serpihan peluru tajam pada betis kanannya.
Berdasarkan hasil perawatan sementara di RSUD Kayuagung diduga senapan yang digunakan untuk menembak Pulek adalah senapan serbu M 16. Hal ini diketahui dari serpihan peluru yang bersarang di betisnya.
Untuk sementara pria lajang ini tidak bisa berjalan, korban terpaksa harus dirawat di RSUD Kayuagung untuk mengangkat proyektil yang bersarang di betisnya.
Karena RSUD Kayuagung tak sanggup menangani korban terpaksa harus dirujuk ke RSMH Palembang untuk mengeluarkan serpihan peluru yang masih ada di betisnya.
Saat ditemui usai mendapatkan perawatan sementara dari RSUD Kayuagung, Pulek mengaku diberondong oleh oknum aparat yang berpatroli di areal kebun sawit milik PT Gading Jaya (Sampoerna Group) Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur OKI, pada Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Menurut korban, saat kejadian dirinya bersama tiga temanya Yudi, Depra dan Sarmidi, masuk ke dalam kebun PT Gading Jaya menggunakan motor sendiri-sendiri.
"Tujuan kami untuk mencari Burung, waktu di lokasi, kami sambil tiduran di pinggir jalan untuk memikat burung, tiba- tiba datang patroli kebun pakai mobil double cabin Estrada warna hitam," kata korban, Rabu (21/5/2014).
Tanpa basa-basi lagi, orang yang di dalam mobil patroli itu langsung berteriak "Itu orangnya, " kata pria yang menembak dirinya seperti ditirukan Pulek. Pelaku langsung melepaskan tembakan, Tapi usai memberondong dirinya pelaku malah tertawa.
"Karena takut kami berusaha kabur dengan motor. Tapi saat diatas motor kaki saya terkena serpihan peluru. Saya langsung teriak, Aku kena tembakan. Mendengar itu pelaku langsung berhenti menembak dan langsung balik kanan, " papar Pulek.
Menurut dia, suasana saat penembakan terjadi seperti sedang pertempuran karena banyak sekali suara tembakan. Dia menyakini pelakunya adalah oknum aparat yang berjaga di kebun sawit milik PT Gading Jaya.
"Terus siapa lagi pak yang punya senjata yang bisa menembak seperti itu. Suasananya memang gelap jadi saya tidak bisa meihat jelas pelakunya. Tapi setahu aku yang berjaga di kebun sawit itu TNI, bukan Polisi," jelasnya.
Walaupun terkena tembakan, korban masih mampu bertahan dengan mengendarai motor sampai ke rumah.
"Aku langsung ngelapor ke Kades Kayu Labu, Rikarto. Kades mengarahkan supaya diobati dulu, baru lapor ke Polsek Pedamaran Timur, kami didampingi Polisi untuk berobat ke RSUD Kayuagung, kareno serpihan proyektil peluru masih di dalam betis, aku harus dioperasi di Palembang untuk mengeluarkan serpihan proyektil itu," ungkapnya.
Atas kejadian ini dirinya berharap aparat yang bertanggung jawab atas peristiwa yang dialaminya." Kami minta aparat yang nembak aku mesti bertanggung jawab, akibat penembakan ini aku sementara ini tidak bisa berjalan," timpalnya.
Akibat diberondong tembakan pada Selasa malam, 20 Mei 2014 tersebut pria bertato ini terkena serpihan peluru tajam pada betis kanannya.
Berdasarkan hasil perawatan sementara di RSUD Kayuagung diduga senapan yang digunakan untuk menembak Pulek adalah senapan serbu M 16. Hal ini diketahui dari serpihan peluru yang bersarang di betisnya.
Untuk sementara pria lajang ini tidak bisa berjalan, korban terpaksa harus dirawat di RSUD Kayuagung untuk mengangkat proyektil yang bersarang di betisnya.
Karena RSUD Kayuagung tak sanggup menangani korban terpaksa harus dirujuk ke RSMH Palembang untuk mengeluarkan serpihan peluru yang masih ada di betisnya.
Saat ditemui usai mendapatkan perawatan sementara dari RSUD Kayuagung, Pulek mengaku diberondong oleh oknum aparat yang berpatroli di areal kebun sawit milik PT Gading Jaya (Sampoerna Group) Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur OKI, pada Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Menurut korban, saat kejadian dirinya bersama tiga temanya Yudi, Depra dan Sarmidi, masuk ke dalam kebun PT Gading Jaya menggunakan motor sendiri-sendiri.
"Tujuan kami untuk mencari Burung, waktu di lokasi, kami sambil tiduran di pinggir jalan untuk memikat burung, tiba- tiba datang patroli kebun pakai mobil double cabin Estrada warna hitam," kata korban, Rabu (21/5/2014).
Tanpa basa-basi lagi, orang yang di dalam mobil patroli itu langsung berteriak "Itu orangnya, " kata pria yang menembak dirinya seperti ditirukan Pulek. Pelaku langsung melepaskan tembakan, Tapi usai memberondong dirinya pelaku malah tertawa.
"Karena takut kami berusaha kabur dengan motor. Tapi saat diatas motor kaki saya terkena serpihan peluru. Saya langsung teriak, Aku kena tembakan. Mendengar itu pelaku langsung berhenti menembak dan langsung balik kanan, " papar Pulek.
Menurut dia, suasana saat penembakan terjadi seperti sedang pertempuran karena banyak sekali suara tembakan. Dia menyakini pelakunya adalah oknum aparat yang berjaga di kebun sawit milik PT Gading Jaya.
"Terus siapa lagi pak yang punya senjata yang bisa menembak seperti itu. Suasananya memang gelap jadi saya tidak bisa meihat jelas pelakunya. Tapi setahu aku yang berjaga di kebun sawit itu TNI, bukan Polisi," jelasnya.
Walaupun terkena tembakan, korban masih mampu bertahan dengan mengendarai motor sampai ke rumah.
"Aku langsung ngelapor ke Kades Kayu Labu, Rikarto. Kades mengarahkan supaya diobati dulu, baru lapor ke Polsek Pedamaran Timur, kami didampingi Polisi untuk berobat ke RSUD Kayuagung, kareno serpihan proyektil peluru masih di dalam betis, aku harus dioperasi di Palembang untuk mengeluarkan serpihan proyektil itu," ungkapnya.
Atas kejadian ini dirinya berharap aparat yang bertanggung jawab atas peristiwa yang dialaminya." Kami minta aparat yang nembak aku mesti bertanggung jawab, akibat penembakan ini aku sementara ini tidak bisa berjalan," timpalnya.
(sms)