Elpiji 3 Kg Langka di Sukabumi

Selasa, 20 Mei 2014 - 15:59 WIB
Elpiji 3 Kg Langka di...
Elpiji 3 Kg Langka di Sukabumi
A A A
SUKABUMI – Sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Sukabumi dilanda kelangkaan elpiji seberat 3 kilogram (kg). Kondisi ini akibat dipicu terjadinya migrasi atau peralihan dalam jumlah besar pengguna gas elpiji dari 12 kg ke 3 kg.

Berdasarkan pantauan Bidang Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Sukabumi menunjukan, kelangkaan elpiji 3 kg lebih banyak terjadi di daerah-daerah yang berada di wilayah Selatan Sukabumi.

Sisanya adalah daerah di sekitar perbatasan kota dan kabupaten, seperti antara lain Kecamatan Sukabumi dan Kecamatan Cicantayan.

Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Sukabumi Ela Nurlela mengakui hampir satu pekan terakhir ini masyarakat di beberapa kecamatan, terutama di wilayah Selatan Sukabumi mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar elpiji tabung melon seberat 3 Kg.

Namun Ela menegaskan kondisi tersebut tidak sepenuhnya dapat dikatakan sebagai kelangkaan.Menurut dia, ada tiga faktor yang memicu terjadinya gejala kelangkaan elpiji.

Ela merinci, pemicu tersebut meliputi masa transisi penerapan sistem rayonisasi yang sudah diberlakukan sejak 1 Mei 2014 lalu, terjadinya migrasi dalam jumlah besar pengguna gas elpiji seberat 12 kg beralih ke gas elpiji 3 kg.

Faktor pemicu lainnya adalah terhentinya distribusi gas elpiji akibat libur panjang pada pekan silam.

"Untuk masalah keterbatasan stok gas elpiji di pasaran akibat libur panjang, kami sudah meminta Pertamina untuk segera mungkin memenuhi pengiriman yang tertunda. Diperkirakan kondisi ini akan kembali stabil pada tiga hari ke depan sejak hari ini," ungkap Ela.

Petugas Pengawas Barang dan Jasa Diskoperindag Kabupaten Sukabumi, Memed Jamaludin mensinyalir terjadinya migrasi pengguna gas elpiji ini dipicu akibat kenaikan harga.

“Migrasi menjadi pemicu utama terjadinya gejala kelangkaan. Tidak sedikit masyarakat yang semula menggunakan gas elpiji 12 kg, beralih menggunakan gas elpiji seberat 3 kg. Kami mengindikasikan migrasi itu disebabkan kenaikan harga gas elpiji,” tutur Memed.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0829 seconds (0.1#10.140)