Wapres soroti kerusakan terumbu karang
A
A
A
Sindonews.com - Rusaknya keanekaragaman sumber daya alam laut seperti terumbu karang merupakan salah satu persoalan yang tidak pernah tuntas. Hal ini disampaikan Wakil Presiden RI Boediono dalam kunjungan kerjanya di Manado, Sulawesi Utara.
Menurut Boediono saat membuka kegiatan World Coral Reef Conference (WCRC), Jumat (16/5/2014), rusaknya keanekaragaman sumber daya alam laut khususnya terumbu karang disebabkan oleh ulah manusia yakni maraknya illegal fishing dengan cara pemboman dan pukat harimau. Akibatnya, terjadi pencemaran laut yang berdampak pada perubahan iklim.
Hal itu sangat disayangkan Boediono. Karena itu, dirinya berharap ada kerja sama antarnegara khususnya negara yang masuk dalam organisasi inisiatif regional sehingga dapat mengatasi permasalahan global ini.
WCRC 2014 mengusung tema 'Terumbu Karang untuk Keberlanjutan Perikanan, Ketahanan Pangan dan Bisnis yang Ramah Lingkungan'. Acara ini mengundang perwakilan dari 100 negara yang mewakili unsur pemerintah, organisasi regional dan internasional, NGO, serta para ilmuwan dan akademisi. Pelaksanaan WCRC merupakan pertemuan pemerintah pertama yang akan menghasilkan kesepakatan global menuju pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan.
Setelah menghadiri pembukaan WCRC di Gedung Grand Kawanua International Center, Boediono mengunjungi Gedung Sekretariat Coral Triangle Initiative (CTI) lalu kembali ke Jakarta.
Menurut Boediono saat membuka kegiatan World Coral Reef Conference (WCRC), Jumat (16/5/2014), rusaknya keanekaragaman sumber daya alam laut khususnya terumbu karang disebabkan oleh ulah manusia yakni maraknya illegal fishing dengan cara pemboman dan pukat harimau. Akibatnya, terjadi pencemaran laut yang berdampak pada perubahan iklim.
Hal itu sangat disayangkan Boediono. Karena itu, dirinya berharap ada kerja sama antarnegara khususnya negara yang masuk dalam organisasi inisiatif regional sehingga dapat mengatasi permasalahan global ini.
WCRC 2014 mengusung tema 'Terumbu Karang untuk Keberlanjutan Perikanan, Ketahanan Pangan dan Bisnis yang Ramah Lingkungan'. Acara ini mengundang perwakilan dari 100 negara yang mewakili unsur pemerintah, organisasi regional dan internasional, NGO, serta para ilmuwan dan akademisi. Pelaksanaan WCRC merupakan pertemuan pemerintah pertama yang akan menghasilkan kesepakatan global menuju pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan.
Setelah menghadiri pembukaan WCRC di Gedung Grand Kawanua International Center, Boediono mengunjungi Gedung Sekretariat Coral Triangle Initiative (CTI) lalu kembali ke Jakarta.
(zik)