Balita asal Wonogiri suspect flu burung
A
A
A
Sindonews.com - Seorang balita asal Wonogiri, Jawa Tengah, bernama Raka Fajar, terpaksa menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi, Solo, setelah diduga menderita suspect flu burung.
Kepala Humas RSUD Moewardi Solo Eliza mengatakan, Raka Fajar merupakan warga Desa Kerjo Lor, Ngadirejo, Wonogiri. Dia dilarikan ke Moewardi, setelah pihak RSUD Wonogiri mendiagnosa putra pasangan Tukino dan Heni ini menderita virus yang sama seperti flu burung.
Untuk memastikan penyakit yang dideritanya, RSUD Moewardi terus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Hasil sementara laboratorium, lecosit balita ini mengalami penurunan. Untuk itu, pihak Moewardi merawat Raka ke ruang isolasi.
"Kita telah mengambil seluruh sample dari pasien ini. Mulai dari air liur, serta darah pasien. Sementara, hasil laboratorium menunjukan lecosit balita ini menurun. Itulah alasan kami langsung merawat pasien ke ruang isolasi," jelas Eliza, kepada wartawan, di RSUD Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/5/2014).
Jika Raka terbukti positif menderita flu burung, balita ini merupakan kasus keempat dalam tiga pekan terakhir. Sementara itu, satu kasus flu burung tidak tertolong dan pasien meninggal dunia. Sedangkan dua pasien lainnya, berhasil ditangani.
"Selama di ruang isolasi Raka Fajar terus berada di bawah pengawasan Tim Medis RSUD Moewardi dengan menggunakan rekaman CCTV. Pihak rumah sakit memberikan kelonggaran bagi pihak keluarga untuk mendampingi Raka, mengingat dia masih di bawah usia lima tahun dan membutuhkan dampingan orangtua," terangnya.
Sebelum dinyatakan suspect flu burung, diketahui sejumlah hewan ternak tempat Raka tinggal banyak yang meninggal. Setelah dilakukan pengecekan oleh Dinas Pertenakan Wonogiri, unggas tersebut mati akibat terkena flu burung.
Kepala Humas RSUD Moewardi Solo Eliza mengatakan, Raka Fajar merupakan warga Desa Kerjo Lor, Ngadirejo, Wonogiri. Dia dilarikan ke Moewardi, setelah pihak RSUD Wonogiri mendiagnosa putra pasangan Tukino dan Heni ini menderita virus yang sama seperti flu burung.
Untuk memastikan penyakit yang dideritanya, RSUD Moewardi terus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Hasil sementara laboratorium, lecosit balita ini mengalami penurunan. Untuk itu, pihak Moewardi merawat Raka ke ruang isolasi.
"Kita telah mengambil seluruh sample dari pasien ini. Mulai dari air liur, serta darah pasien. Sementara, hasil laboratorium menunjukan lecosit balita ini menurun. Itulah alasan kami langsung merawat pasien ke ruang isolasi," jelas Eliza, kepada wartawan, di RSUD Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/5/2014).
Jika Raka terbukti positif menderita flu burung, balita ini merupakan kasus keempat dalam tiga pekan terakhir. Sementara itu, satu kasus flu burung tidak tertolong dan pasien meninggal dunia. Sedangkan dua pasien lainnya, berhasil ditangani.
"Selama di ruang isolasi Raka Fajar terus berada di bawah pengawasan Tim Medis RSUD Moewardi dengan menggunakan rekaman CCTV. Pihak rumah sakit memberikan kelonggaran bagi pihak keluarga untuk mendampingi Raka, mengingat dia masih di bawah usia lima tahun dan membutuhkan dampingan orangtua," terangnya.
Sebelum dinyatakan suspect flu burung, diketahui sejumlah hewan ternak tempat Raka tinggal banyak yang meninggal. Setelah dilakukan pengecekan oleh Dinas Pertenakan Wonogiri, unggas tersebut mati akibat terkena flu burung.
(san)