Sejumlah balita di Karanganyar terjangkit Flu Singapura
A
A
A
Sindonews.com - Retno Lestari (29) warga Dagen, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah sama sekali tak menyangka bila putra pertamanya, Akbar Nugroho (2) didiagnosis terkena penyakit flu Singapura.
Suhu badan Akbar tinggi disertai sariawan berat di mulut dan timbul bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki.
Penyakit yang diderita Akbar baru diketahui setelah Retno usai memeriksakannya ke rumah sakit.
Dari diagnosa, Akbar menderita penyakit yang biasa disebut dalam dunia kedokteran disebut hand, foot, and mouth disease/HFMD atau penyakit kaki, tangan, dan mulut
Setelah mengetahui penyakit yang diderita Akbar, seminggu lamanya Retno memberikan anak pertamanya itu obat oles, antivirus, dan obat kumur. Dan akhirnya Akbar dinyatakan sembuh.
Selang beberapa hari kemudian, balita di sekitar tempat tinggalnya mengalami gejala serupa. Sehingga membuat para orang tua melaporkan kondisi anaknya ke Posyandu setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten(DKK) Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo mengakui bila virus flu Singapura mulai merebak di wilayahnya. Menurut Cucuk, rata-rata virus itu kebanyakan menyerang balita.
Ciri-ciri bila balita terkena penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA ini, gejala seperti flu biasa, yakni demam, batuk, pilek, pegal-pegal, dan mudah lelah.
Para balita, jelasnya, rentan terserang karena daya kekebalan tubuhnya terhadap virus masih lemah. Sedangkan orang dewasa telah resisten terhadap berbagai jenis virus.
"Faktor penyebab penularan penyakit ini belum terkuak. Kemungkinan di daerah tersebut ada yang sering berpergian keluar negeri. Kebanyakan virus ini cepat berkembang di daerah padat penduduk,"jelas Cucuk saat ditemui , di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (13/5/2014).
Cucuk menambahkan, meskipun virus ini bukan tergolong virus berbahaya, namun penularannya tergolong cepat. Karena dengan bersentuhan kulit dengan penderita atau lewat udara, percikan air liur, urine, dan feses penyakit ini bisa menular.
"Derita penderita makin bertambah dengan munculnya sariawan di rongga mulut dan bercak-bercak merah berair, seperti cacar di telapak tangan dan kaki, khasnya adalah di antara sela-sela jari," jelasnya.
Cucuk mengatakan, untuk mencegah penyebaran virus Flu Singapura, pihaknya telah membentuk tim rekasi cepat.
Tim ini segera bergerak ke daerah dimana virus ini terdeteksi. Selain itu, tim ini bertugas memetakan daerah-daerah yang telah terjangkiti virus ini,agar virus ini tidak menyebar.
Apalagi virus Flu Singapura seringkali bermutasi saat musim peralihan (pancaroba) dan siklusnya satu hingga dua bulan.
Hewan, katanya, juga berpotensi sebagai pembawa virus penyakit ini. Ia mengimbau agar menjauhkan hewan dari lingkungan manusia.
Untuk itu, Cucuk meminta bila warga yang mengalami gejala Flu Singapura segera mendatangi puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
"Jika ada yang baru datang dari luar negeri, sebaiknya membuka pakaian dan membersihkan badan sebelum kontak langsung dengan orang, terutama bayi dan anak-anak," pungkasnya.
Suhu badan Akbar tinggi disertai sariawan berat di mulut dan timbul bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki.
Penyakit yang diderita Akbar baru diketahui setelah Retno usai memeriksakannya ke rumah sakit.
Dari diagnosa, Akbar menderita penyakit yang biasa disebut dalam dunia kedokteran disebut hand, foot, and mouth disease/HFMD atau penyakit kaki, tangan, dan mulut
Setelah mengetahui penyakit yang diderita Akbar, seminggu lamanya Retno memberikan anak pertamanya itu obat oles, antivirus, dan obat kumur. Dan akhirnya Akbar dinyatakan sembuh.
Selang beberapa hari kemudian, balita di sekitar tempat tinggalnya mengalami gejala serupa. Sehingga membuat para orang tua melaporkan kondisi anaknya ke Posyandu setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten(DKK) Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo mengakui bila virus flu Singapura mulai merebak di wilayahnya. Menurut Cucuk, rata-rata virus itu kebanyakan menyerang balita.
Ciri-ciri bila balita terkena penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA ini, gejala seperti flu biasa, yakni demam, batuk, pilek, pegal-pegal, dan mudah lelah.
Para balita, jelasnya, rentan terserang karena daya kekebalan tubuhnya terhadap virus masih lemah. Sedangkan orang dewasa telah resisten terhadap berbagai jenis virus.
"Faktor penyebab penularan penyakit ini belum terkuak. Kemungkinan di daerah tersebut ada yang sering berpergian keluar negeri. Kebanyakan virus ini cepat berkembang di daerah padat penduduk,"jelas Cucuk saat ditemui , di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (13/5/2014).
Cucuk menambahkan, meskipun virus ini bukan tergolong virus berbahaya, namun penularannya tergolong cepat. Karena dengan bersentuhan kulit dengan penderita atau lewat udara, percikan air liur, urine, dan feses penyakit ini bisa menular.
"Derita penderita makin bertambah dengan munculnya sariawan di rongga mulut dan bercak-bercak merah berair, seperti cacar di telapak tangan dan kaki, khasnya adalah di antara sela-sela jari," jelasnya.
Cucuk mengatakan, untuk mencegah penyebaran virus Flu Singapura, pihaknya telah membentuk tim rekasi cepat.
Tim ini segera bergerak ke daerah dimana virus ini terdeteksi. Selain itu, tim ini bertugas memetakan daerah-daerah yang telah terjangkiti virus ini,agar virus ini tidak menyebar.
Apalagi virus Flu Singapura seringkali bermutasi saat musim peralihan (pancaroba) dan siklusnya satu hingga dua bulan.
Hewan, katanya, juga berpotensi sebagai pembawa virus penyakit ini. Ia mengimbau agar menjauhkan hewan dari lingkungan manusia.
Untuk itu, Cucuk meminta bila warga yang mengalami gejala Flu Singapura segera mendatangi puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
"Jika ada yang baru datang dari luar negeri, sebaiknya membuka pakaian dan membersihkan badan sebelum kontak langsung dengan orang, terutama bayi dan anak-anak," pungkasnya.
(sms)