Siswa SDN di Garut kerap mengungsi saat hujan turun

Siswa SDN di Garut kerap mengungsi saat hujan turun
A
A
A
Sindonews.com - Jika hujan deras mengguyur, puluhan siswa SDN Ciroyom II, Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, harus mengungsi ke ruangan kelas yang lebih layak. Bangunan ruang kelas mereka yang terbuat dari bambu dan atap ilalang, tidak dapat melindungi mereka dari air hujan.
"Air dapat dengan mudah masuk dari sela-sela atap. Selalu bocor. Selain itu, dinding bambunya juga sebagian hilang karena sudah bolong-bolong. Kalau hujan angin, air masuk juga dari samping. Belum lagi air dari bawah, karena dua bangunan kelas itu tidak memiliki lantai, langsung tanah," kata pengajar tenaga sukarela di SDN Ciroyom II, Subhan, saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Para siswa yang diungsikan jika hujan turun ini adalah siswa kelas II dan IV. Mereka menggunakan dua ruang kelas yang bentuknya menyerupai gubuk. "Mereka harus dipindah belajarnya, kalau masih tetap di ruangan kelas ini, bisa-bisa baju dan buku pelajaran basah. Mereka yang menggunakan ruangan kelas ini adalah 24 siswa kelas II dan 32 siswa kelas IV," sebutnya.
Jika hujan turun, puluhan siswa ini biasanya digabungkan dengan siswa kelas III dan V. Berbeda dengan siswa kelas II dan IV, siswa lain dari kelas I, III, V, serta kelas VI, menggunakan ruangan kelas masing-masing yang lebih layak.
Diberitakan sebelumnya, SDN Ciroyom II di Desa Ciroyom mengalami kekurangan ruangan kelas. Dari tujuh ruangan yang ada di sekolah itu, dua ruangan kelas sisanya berbentuk seperti gubuk atau kandang ternak. Setiap tahun, material kayu dan bambu pada bangunan dua ruangan kelas ini harus diganti. Penyebabnya, kualitas material kayu dan bambu tidak dapat bertahan untuk berdiri lebih lama.
Masyarakat dan warga sekolah selalu ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan ulang dua ruang kelas ini. Bahan material, didapat dari hasil alam masyarakat. Meski beratap ilalang, sebagian dinding bolong, dan beralaskan tanah, para siswa yang menempati ruangan kelas tersebut selalu antusias saat mengikuti pelajaran yang disampaikan guru mereka. Pihak sekolah dan masyarakat sekitar berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan untuk SDN Ciroyom II.
"Air dapat dengan mudah masuk dari sela-sela atap. Selalu bocor. Selain itu, dinding bambunya juga sebagian hilang karena sudah bolong-bolong. Kalau hujan angin, air masuk juga dari samping. Belum lagi air dari bawah, karena dua bangunan kelas itu tidak memiliki lantai, langsung tanah," kata pengajar tenaga sukarela di SDN Ciroyom II, Subhan, saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Para siswa yang diungsikan jika hujan turun ini adalah siswa kelas II dan IV. Mereka menggunakan dua ruang kelas yang bentuknya menyerupai gubuk. "Mereka harus dipindah belajarnya, kalau masih tetap di ruangan kelas ini, bisa-bisa baju dan buku pelajaran basah. Mereka yang menggunakan ruangan kelas ini adalah 24 siswa kelas II dan 32 siswa kelas IV," sebutnya.
Jika hujan turun, puluhan siswa ini biasanya digabungkan dengan siswa kelas III dan V. Berbeda dengan siswa kelas II dan IV, siswa lain dari kelas I, III, V, serta kelas VI, menggunakan ruangan kelas masing-masing yang lebih layak.
Diberitakan sebelumnya, SDN Ciroyom II di Desa Ciroyom mengalami kekurangan ruangan kelas. Dari tujuh ruangan yang ada di sekolah itu, dua ruangan kelas sisanya berbentuk seperti gubuk atau kandang ternak. Setiap tahun, material kayu dan bambu pada bangunan dua ruangan kelas ini harus diganti. Penyebabnya, kualitas material kayu dan bambu tidak dapat bertahan untuk berdiri lebih lama.
Masyarakat dan warga sekolah selalu ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan ulang dua ruang kelas ini. Bahan material, didapat dari hasil alam masyarakat. Meski beratap ilalang, sebagian dinding bolong, dan beralaskan tanah, para siswa yang menempati ruangan kelas tersebut selalu antusias saat mengikuti pelajaran yang disampaikan guru mereka. Pihak sekolah dan masyarakat sekitar berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan untuk SDN Ciroyom II.
(zik)