Aher minta Emon dihukum berat
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan meminta pelaku kekerasan seksual terhadap lebih dari 100 anak di Kota Sukabumi, Andri Sobari alias Emon (24), dijatuhkan hukuman seberat-beratnya.
Hukuman berat pantas diberikan karena kasus ini menyangkut moral dan erat kaitan dengan masa depan anak-anak, terutama korban Emon. "Kasus ini sudah diproses hukum pihak berwajib, tapi saya minta sanksi hukum seberat-beratnya," tegasnya seusai Pencanangan Bulan Bakti Gotong Rotong di Kota Cirebon, Rabu (7/5/2014).
Dia tak ingin menyebut kasus Emon sebagai hal yang memalukan Jabar. Menurut dia, kejadian ini merupakan perbuatan yang tak dapat dipandang sengaja atau tak sengaja. Hal terpenting, semua pihak harus sigap dalam mengantisipasi maupun menyikapinya.
Kekerasan seksual yang dilakukan Emon, kata dia, harus dijadikan peringatan bagi orangtua untuk lebih waspada terhadap anak-anaknya. Dia mensinyalir adanya kelemahan pengawasan orangtua dalam hal ini. "Lingkungan keluarga berperan penting dalam pengawasan, bukan hanya aparat," tegas pria yang akrab disapa Aher tersebut.
Dia pun mengaku telah memerintahkan Pemkot Sukabumi untuk merawat anak-anak korban Emon, baik secara fisik dan psikis.
Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Jabar Netty Prasetiyani Heryawan meminta pemeriksaan kesehatan dan penyelesaian BAP terhadap para korban, harus membuat anak-anak itu bebas dari ketakutan agar dapat menceritakan hal yang mereka alami. Ia meminta, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual dijauhkan dari sorotan kamera agar terhindar dari pengalaman double victim.
Hukuman berat pantas diberikan karena kasus ini menyangkut moral dan erat kaitan dengan masa depan anak-anak, terutama korban Emon. "Kasus ini sudah diproses hukum pihak berwajib, tapi saya minta sanksi hukum seberat-beratnya," tegasnya seusai Pencanangan Bulan Bakti Gotong Rotong di Kota Cirebon, Rabu (7/5/2014).
Dia tak ingin menyebut kasus Emon sebagai hal yang memalukan Jabar. Menurut dia, kejadian ini merupakan perbuatan yang tak dapat dipandang sengaja atau tak sengaja. Hal terpenting, semua pihak harus sigap dalam mengantisipasi maupun menyikapinya.
Kekerasan seksual yang dilakukan Emon, kata dia, harus dijadikan peringatan bagi orangtua untuk lebih waspada terhadap anak-anaknya. Dia mensinyalir adanya kelemahan pengawasan orangtua dalam hal ini. "Lingkungan keluarga berperan penting dalam pengawasan, bukan hanya aparat," tegas pria yang akrab disapa Aher tersebut.
Dia pun mengaku telah memerintahkan Pemkot Sukabumi untuk merawat anak-anak korban Emon, baik secara fisik dan psikis.
Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Jabar Netty Prasetiyani Heryawan meminta pemeriksaan kesehatan dan penyelesaian BAP terhadap para korban, harus membuat anak-anak itu bebas dari ketakutan agar dapat menceritakan hal yang mereka alami. Ia meminta, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual dijauhkan dari sorotan kamera agar terhindar dari pengalaman double victim.
(zik)