TKI asal Karawang disiksa majikan selama 5 tahun
A
A
A
Sindonews.com - Lima tahun menjadi TKI di Arab Saudi, Ai Suherti (34), pulang dengan kondisi fisik mengenaskan.
Di tubuh warga Dusun Tamelang Rt 15/07 Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Karawang ini, terlihat bekas luka-luka cukup parah pada kedua kakinya, kepala, mulut serta tangan. Tak hanya itu, kulit bagian punggungnya pun terlihat melepuh, bekas setrikaan.
Wanita ini menuturkan, kondisi fisiknya yang mengenaskan itu akibat siksaan yang terus menerus dilakukan majikannya selama lima tahun bekerja di tempat tersebut.
Ai mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Diapun nyaris frustasi dan sempat terlintas untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Itu dilakukan, lantaran dia tak tahan dengan berbagai siksaan yang diterimanya, seperti cambukan, pukulan dengan rotan dan besi juga benda tumpul lain, juga disetrika.
"Saya sempat putus asa. Selama lima tahun bekerja di majikan itu, saya sering mendapatkan siksaan. Padahal, hanya gara-gara kesalahan kecil," ujarnya, seraya memperlihatkan bagian tubuhnya yang terluka, Selasa (6/5/2014).
Selama lima tahun itu pula, Ai tidak bisa melakukan komunikasi dengan keluarganya. Pihak keluarga pun merasa cemas lantaran sejak kepergian Ai pada tahun 2009 silam melalui sebuah PJTKI di Jakarta, tak ada lagi komunikasi.
"Saat pertama berangkat pada tahun 2009, saya langsung bekerja di sebuah rumah. Nama majikan saya Wat Hat. Awalnya, biasa saja. Majikan saya baik dan saya bekerja secara normal," timpalnya.
Tapi setelah masuk ke bulan ke enam dia bekerja, hal aneh mulai terjadi. Majikannya mulai melakukan pemukul setiap kali dirinya melakukan kesalahan.
“Pemukulan tersebut tidak hanya menggunakan tangan. Kadang dengan besi dan rotan hingga kedua kaki saya mengalami luka-luka yang cukup parah dan tidak bisa berjalan," tutur korban.
Di tubuh warga Dusun Tamelang Rt 15/07 Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Karawang ini, terlihat bekas luka-luka cukup parah pada kedua kakinya, kepala, mulut serta tangan. Tak hanya itu, kulit bagian punggungnya pun terlihat melepuh, bekas setrikaan.
Wanita ini menuturkan, kondisi fisiknya yang mengenaskan itu akibat siksaan yang terus menerus dilakukan majikannya selama lima tahun bekerja di tempat tersebut.
Ai mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Diapun nyaris frustasi dan sempat terlintas untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Itu dilakukan, lantaran dia tak tahan dengan berbagai siksaan yang diterimanya, seperti cambukan, pukulan dengan rotan dan besi juga benda tumpul lain, juga disetrika.
"Saya sempat putus asa. Selama lima tahun bekerja di majikan itu, saya sering mendapatkan siksaan. Padahal, hanya gara-gara kesalahan kecil," ujarnya, seraya memperlihatkan bagian tubuhnya yang terluka, Selasa (6/5/2014).
Selama lima tahun itu pula, Ai tidak bisa melakukan komunikasi dengan keluarganya. Pihak keluarga pun merasa cemas lantaran sejak kepergian Ai pada tahun 2009 silam melalui sebuah PJTKI di Jakarta, tak ada lagi komunikasi.
"Saat pertama berangkat pada tahun 2009, saya langsung bekerja di sebuah rumah. Nama majikan saya Wat Hat. Awalnya, biasa saja. Majikan saya baik dan saya bekerja secara normal," timpalnya.
Tapi setelah masuk ke bulan ke enam dia bekerja, hal aneh mulai terjadi. Majikannya mulai melakukan pemukul setiap kali dirinya melakukan kesalahan.
“Pemukulan tersebut tidak hanya menggunakan tangan. Kadang dengan besi dan rotan hingga kedua kaki saya mengalami luka-luka yang cukup parah dan tidak bisa berjalan," tutur korban.
(sms)