Motif pembunuhan balita di Cakung karena korban tak menurut

Motif pembunuhan balita di Cakung karena korban tak menurut
A
A
A
Sindonews.com - Pihak kepolisian menyatakan motif pembunuhan Difa Putri Andriani (3) putri pasangan Andre Fauzi (30) dan Imah (24) karena korban dinilai tak menurut dan membandel oleh pelaku.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan, untuk sementara motif penganiayaan karena korban bandel.
Sehingga memicu kekesalan Yang yang berujung penganiayaan. Dari hasil visum ditemukan luka gigitan di dada dan punggung. Selain luka gigitan, seminggu sebelum tetangga sempat melihat bibir korban pecah.
"Tapi kami tidak berhenti disini. Kami masih dalami motifnya. Sebab namanya anakkan sudah biasa bandel," ujarnya.
Tersangka kini dijerat pasal 80 ayat (1) dan ayat (3) UU RI 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukuman yakni pidana penjara maksimal 10 tahun dan atau denda maksimal Rp200 juta.
Diva meninggal di RS Persahabatan. Sebelumnya Diva dibawa ke Klinik Al-Falah Klender di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur.
Di klinik tersebut tidak sanggup menangani sehingga dirujuk ke RS Persahabatan. Setibanya di RS Persahabatan sekitar pukul 10.00 WIB Diva sudah meninggal.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menjelaskan, dari penuturan pelaku dia merasa kesal terhadap korban yang dianggap bandel dan apabila dikasih tahu atau nasehati tidak menuruti.
Selain itu, sebelum kejadian tersebut, korban bangun pagi dan keluar rumah lalu main ke tempat tetangga dengan membawa tas suami Yani yang berisi STNK. "Saat itulah pelaku geram dan memukuli korban," jelasnya.
Dari hasil autopsi yang dilakukan dokter terdapat luka-luka di sekujur tubuh Diva. Sementara itu, penyebab kematian korban karena adanya pukulan di bagian kepala.
"Berdasarkan pengakuan pelaku, dia menganiaya korban menggunakan tangan, mencubit, mengigit dan membenturkan kepala bocah itu ke dinding," kata Rikwanto.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan, untuk sementara motif penganiayaan karena korban bandel.
Sehingga memicu kekesalan Yang yang berujung penganiayaan. Dari hasil visum ditemukan luka gigitan di dada dan punggung. Selain luka gigitan, seminggu sebelum tetangga sempat melihat bibir korban pecah.
"Tapi kami tidak berhenti disini. Kami masih dalami motifnya. Sebab namanya anakkan sudah biasa bandel," ujarnya.
Tersangka kini dijerat pasal 80 ayat (1) dan ayat (3) UU RI 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukuman yakni pidana penjara maksimal 10 tahun dan atau denda maksimal Rp200 juta.
Diva meninggal di RS Persahabatan. Sebelumnya Diva dibawa ke Klinik Al-Falah Klender di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur.
Di klinik tersebut tidak sanggup menangani sehingga dirujuk ke RS Persahabatan. Setibanya di RS Persahabatan sekitar pukul 10.00 WIB Diva sudah meninggal.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menjelaskan, dari penuturan pelaku dia merasa kesal terhadap korban yang dianggap bandel dan apabila dikasih tahu atau nasehati tidak menuruti.
Selain itu, sebelum kejadian tersebut, korban bangun pagi dan keluar rumah lalu main ke tempat tetangga dengan membawa tas suami Yani yang berisi STNK. "Saat itulah pelaku geram dan memukuli korban," jelasnya.
Dari hasil autopsi yang dilakukan dokter terdapat luka-luka di sekujur tubuh Diva. Sementara itu, penyebab kematian korban karena adanya pukulan di bagian kepala.
"Berdasarkan pengakuan pelaku, dia menganiaya korban menggunakan tangan, mencubit, mengigit dan membenturkan kepala bocah itu ke dinding," kata Rikwanto.
(sms)