Pedagang minta pembangunan Pasar Turi dipercepat
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan pedagang Pasar Turi, Kamis (24/4/2014) sekitar pukul 10.00 WIB mendatangi Balai Kota Surabaya guna menanyakan kejelasan nasib mereka.
Penyebabnya, hingga saat ini mereka tak kunjung bisa berjualan lantaran proses pembangunan bekas salah satu pasar grosir terbesar di Indonesia Timur itu masih belum rampung.
Pada pedagang diterima Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya, Hendro Gunawan. Dalam pertemuan ini, para pedagang meluapkan kekesalannya ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Mereka menilai, pengembang Pasar Turi tidak komitmen dalam membangun pasar yang bersebelahan dengan Tugu Pahlawan tersebut.
Hingga kini, penyelesaian tak kunjung rampung. Padahal sebelumnya dijanjikan Februari 2014 sudah bisa serah terima kunci stan. Sehingga pedagang sudah bisa mulai jualan.
"Pedagang Pasar Turi sudah banyak berkorban untuk beli stan. Ada yang sampai jual rumah," kata salah satu pedagang, M Taufik dan lantas ditepuki teman-temannya yang lain.
Salah satu pedagang yang lain, H Rosid, mengatakan, ketika pedagang terlambat dalam pembayaran cicilan stan, maka investor akan mengenakan denda.
Sedangkan jika investor terlambat dalam penyelesaian proyek, tidak ada denda yang dibebankan.
Pihaknya meminta agar Pemkot Surabaya lebih adil dalam menyikapi persoalan ini. Dia tidak meminta pemkot membela pedagang, tapi seharusnya lebih obyektif dalam menyikapi masalah Pasar Turi.
"Saat ini, ada perubahan desain, itu penipuan. Kemudian pengembang memaksa pedagang untuk menyetujui perubahan tersebut. Pedagang terus di kuyo-kuyo," keluhnya.
Sedangkan H Syukur menyesalkan, pembangunan yang tak kunjung rampung. Proyek Pasar Turi merupakan proyek besar, tapi ternyata dalam praktiknya, hanya dikerjakan dengan tenaga kerja yang kurang dari 100 orang.
Dengan jumlah tenaga kerja yang cukup sedikit ini, dia pesimistis dalam jangka waktu satu hingga dua tahun, pembangunan Pasar Turi bisa rampung.
“Saya minta, investor harus mentaati aturan, jangan sampai kami yang jadi korban. Nantinya, Pasar Turi ini juga akan dikelola investor, maka penderitaan kami juga akan tambah panjang,” tandasnya.
Penyebabnya, hingga saat ini mereka tak kunjung bisa berjualan lantaran proses pembangunan bekas salah satu pasar grosir terbesar di Indonesia Timur itu masih belum rampung.
Pada pedagang diterima Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya, Hendro Gunawan. Dalam pertemuan ini, para pedagang meluapkan kekesalannya ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Mereka menilai, pengembang Pasar Turi tidak komitmen dalam membangun pasar yang bersebelahan dengan Tugu Pahlawan tersebut.
Hingga kini, penyelesaian tak kunjung rampung. Padahal sebelumnya dijanjikan Februari 2014 sudah bisa serah terima kunci stan. Sehingga pedagang sudah bisa mulai jualan.
"Pedagang Pasar Turi sudah banyak berkorban untuk beli stan. Ada yang sampai jual rumah," kata salah satu pedagang, M Taufik dan lantas ditepuki teman-temannya yang lain.
Salah satu pedagang yang lain, H Rosid, mengatakan, ketika pedagang terlambat dalam pembayaran cicilan stan, maka investor akan mengenakan denda.
Sedangkan jika investor terlambat dalam penyelesaian proyek, tidak ada denda yang dibebankan.
Pihaknya meminta agar Pemkot Surabaya lebih adil dalam menyikapi persoalan ini. Dia tidak meminta pemkot membela pedagang, tapi seharusnya lebih obyektif dalam menyikapi masalah Pasar Turi.
"Saat ini, ada perubahan desain, itu penipuan. Kemudian pengembang memaksa pedagang untuk menyetujui perubahan tersebut. Pedagang terus di kuyo-kuyo," keluhnya.
Sedangkan H Syukur menyesalkan, pembangunan yang tak kunjung rampung. Proyek Pasar Turi merupakan proyek besar, tapi ternyata dalam praktiknya, hanya dikerjakan dengan tenaga kerja yang kurang dari 100 orang.
Dengan jumlah tenaga kerja yang cukup sedikit ini, dia pesimistis dalam jangka waktu satu hingga dua tahun, pembangunan Pasar Turi bisa rampung.
“Saya minta, investor harus mentaati aturan, jangan sampai kami yang jadi korban. Nantinya, Pasar Turi ini juga akan dikelola investor, maka penderitaan kami juga akan tambah panjang,” tandasnya.
(sms)