Otak penjualan kunci jawaban UN tertangkap
A
A
A
Sindonews.com - Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Karanganyar, Jawa Tengah, berhasil membengkuk otak penjualan kunci jawaban Ujian Nasional (UN) di Karanganyar. Pelaku diketahui berinisial H, seorang guru honorer. Dia dibekuk di rumahnya, Boyolali, Jawa Tengah.
"Ya, benar. H otak dari peredaran kunci jawaban kepada dua kepala sekolah, YS dan MY, yang telah kita tangkap. Saat ini H sedang kita periksa," ujar Kastreskrim Polres Karanganyar, Jawa Tengah, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agus Sulistianto, Rabu (23/4/2014).
Ditambahkan dia, terungkapnya inisial H ini, berawal dari keterangan YS dan MY. Juga didapat dari email pribadi milik kedua tersangka. Dari email yang semula sempat diblok oleh kedua tersangka inilah, polisi mendapatkan informasi menyangkut otak penjualan kunci jawaban yang mengarah pada H.
"Termasuk seluruh kunci jawaban UN tersebut, seluruhnya dikirimkan oleh H melalui email. Lalu kedua kepala sekolah tersebut meneruskannya pada jaringan di bawahnya untuk diedarkan," ungkapnya.
Menyangkut kemungkinan adanya keterlibatan orang dari Kementerian Pendidikan, seperti yang ada dalam salah satu email yang dimiliki kepala sekolah, Agus mengatakan informasi tersebut belum valid benar.
"Mudah-mudahan jaringan ini bisa terkuak sampai ke akarnya. Untuk jelasnya kita tunggu hasil pemeriksaan," pungkasnya.
"Ya, benar. H otak dari peredaran kunci jawaban kepada dua kepala sekolah, YS dan MY, yang telah kita tangkap. Saat ini H sedang kita periksa," ujar Kastreskrim Polres Karanganyar, Jawa Tengah, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agus Sulistianto, Rabu (23/4/2014).
Ditambahkan dia, terungkapnya inisial H ini, berawal dari keterangan YS dan MY. Juga didapat dari email pribadi milik kedua tersangka. Dari email yang semula sempat diblok oleh kedua tersangka inilah, polisi mendapatkan informasi menyangkut otak penjualan kunci jawaban yang mengarah pada H.
"Termasuk seluruh kunci jawaban UN tersebut, seluruhnya dikirimkan oleh H melalui email. Lalu kedua kepala sekolah tersebut meneruskannya pada jaringan di bawahnya untuk diedarkan," ungkapnya.
Menyangkut kemungkinan adanya keterlibatan orang dari Kementerian Pendidikan, seperti yang ada dalam salah satu email yang dimiliki kepala sekolah, Agus mengatakan informasi tersebut belum valid benar.
"Mudah-mudahan jaringan ini bisa terkuak sampai ke akarnya. Untuk jelasnya kita tunggu hasil pemeriksaan," pungkasnya.
(san)