Risma: Pemkot tanggung biayai revitalisasi Pasar Tunjungan

Selasa, 22 April 2014 - 12:52 WIB
Risma: Pemkot tanggung biayai revitalisasi Pasar Tunjungan
Risma: Pemkot tanggung biayai revitalisasi Pasar Tunjungan
A A A
Sindonews.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya siap membiayai revitalisasi Pasar Tunjungan, di Jalan Tunjungan, senilai Rp10 miliar.

"Sepenuhnya anggaran akan ditanggung semua oleh pemkot melalui APBD. Dengan lokasi yang sangat strategis ini, sayang kalau tidak dioptimalkan penggunaannya. Apalagi harga lahan di sini (Pasar Tunjungan) itu mahal," ujar Risma, sebelum rapat paripurna, di gedung DPRD Surabaya, Jalan Yos Sudarso, Selasa (22/4/2014).

Dia menambahkan, pihaknya tidak akan menggunakan dana Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya dengan harapan perusahaan milik pemkot itu bisa lebih fokus lagi dalam memperbaiki pasar.

Selama ini, masih ada sejumlah pasar yang butuh perbaikan, khususnya dari sisi layanan dan fasilitas. Sejauh ini, pihaknya masih melakukan penyelesaian detail engineering design (DED) Pasar Tunjungan. Jika sudah rampung, maka proses pengerjaan akan segera bisa dilakukan.

"Untuk konsep bangunan rencananya terdiri enam hingga delapan lantai. Untuk lantai satu akan digunakan sebagai pusat jajanan dan makanan khas Surabaya," terang mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Sedang untuk lantai dua, akan digunakan untuk penjualan kerajinan. Untuk lantai tiga hingga ke atas, rencananya akan diperuntukkan sebagai gedung perkantoran.

Pemilihan sebagai gedung perkantoran, dikarenakan lokasi Pasar Tunjungan berada di tempat yang sangat strategis, yakni di jantung Kota Surabaya. Selain ini, di sepanjang jalan ini juga merupakan kawasan perdagangan. Sehingga kebutuhan akan ruang kantor juga akan tinggi.

"Mudah-mudahan, pembangunan akan dimulai pada akhir tahun ini," terangnya.

Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto mengakui, bahwa sebaiknya pendanaan pembangunan pasar ini ditanggung sepenuhnya oleh pemkot. Pasalnya, jika menggunakan dana investor, maka kontrolnya akan sangat sulit. Bisa jadi target penyelesaian bisa meleset.

Salah satu contoh pembangunan Pasar Turi yang hingga kini belum jelas kapan akan selesai. Padahal ditargetkan awal April ini sudah rampung, dan serah terima kunci ke pedagang. Tentunya ini akan merugikan warga.

"Kalau anggaran Rp10 miliar itu kecil bagi pemkot. Tidak masalah itu dibiayai pemkot, yang penting pemkot sudah ada desain dan konsep," ujar alumnus Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya ini.

Sedangkan anggota Komisi C DPRD Surabaya lainnya, Reni Astuti menilai, pemkot tidak serius dalam membangun pasar yang berada di seberang Tunjungan Plaza (TP) tersebut. Pasalnya, berulang kali pihaknya menanyakan progres pembangunan pasar, selalu dijawab masih dalam proses penyelesaian DED.

Disamping itu, dalam pembangunannya juga harus ada kajian dari kalangan ekonomi. Ini untuk menentukan, jenis usaha apa atau sektor apa yang paling menjanjikan di Pasar Tunjungan ini.

"Lokasi pasar ini (Tunjungan) sangat strategis. Pasar ini ke depan bisa jadi ikon Surabaya. Tapi harus ada keseriusan pemkot untuk mengembangkannya," pinta politisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8054 seconds (0.1#10.140)
pixels