Puluhan warung remang-remang hancur kena puting beliung
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan warung remang-remang di lokalisasi Kober, Telukjambe Barat, Karawang, hancur diterjang angin puting beliung.
Meski banyak pengunjung saat kejadian, namun tak ada korban dalam peristiwa itu. Para penghuni warung remang-remang dan pengunjung langsung berlarian saat gulungan angin berwarna hitam terdengar menderu dan menyapu gubuk-gubuk yang kebanyakan terbuat dari kayu itu.
"Kami sempat kalut saat angin itu menghantam warung. Untung saja tak ada korban yang tertimpa reruntuhan. Padahal saat serangan angin itu, warung tengah ada pengunjung," ucap Lestari (33), salah seorang pemilik warung remang-remang di Kober, Jumat (18/4/2014).
Berdasarkan keterangannya, peristiwa itu berlangsung sekira pukul 02.00 WIB dinihari. Saat aktivitas dunia malam di tempat itu sedang ramai-ramainya.
Rumah warga juga ikut hancur
Angin puting beliung ternyata tak hanya menghantam kawasan warung remang-remang di wilayah Kober saja. Ratusan rumah lainnya di dua kampung di Desa Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang ikut terkena terjangan angin kencang.
Berdasarkan informasi yang diterima, serangan angin puting beliung di Kecamatan Telukjambe Barat terjadi dua kali.
Lokasi pertama yang diterjang angin puting beliung di kecamatan tersebut, adalah Kampung Bojong Shyphoon Cibeet dan Kampung Ranca Sepat, keduanya berada di Desa Mulyajaya. Ratusan rumah di dua kampung tersebut porak-poranda.
Salah seorang warga Muhtar (46) mengatakan, sebelum angin puting beliung terjadi, kawasan tersebut terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
Tiba-tiba, entah dari mana munculnya, dirinya melihat ada gumpalan angin berwarna kehitaman. Angin itu dengan cepat kemudian menghantam rumah-rumah penduduk di kawasan tersebut. "Cepat sekali pak. Tiba-tiba rumah-rumah hancur," ujarnya, seraya menunjukkan rumah-rumah yang hancur tersebut.
Beruntung, dalam peristiwa itu tak ada korban jiwa. "Kami hanya menderita kerugian materi. Rumah-rumah kami hancur. Sementara hingga saat ini belum juga ada bantuan atau perhatian dari pemerintah, baik kabupaten maupun desa," timpal Wati (34), warga lainnya yang rumahnya juga hancur.
Hingga berita ini dibuat, warga secara swadaya dan gotong royong tengah membersihkan puing-puing sisa reruntuhan rumah.
Meski banyak pengunjung saat kejadian, namun tak ada korban dalam peristiwa itu. Para penghuni warung remang-remang dan pengunjung langsung berlarian saat gulungan angin berwarna hitam terdengar menderu dan menyapu gubuk-gubuk yang kebanyakan terbuat dari kayu itu.
"Kami sempat kalut saat angin itu menghantam warung. Untung saja tak ada korban yang tertimpa reruntuhan. Padahal saat serangan angin itu, warung tengah ada pengunjung," ucap Lestari (33), salah seorang pemilik warung remang-remang di Kober, Jumat (18/4/2014).
Berdasarkan keterangannya, peristiwa itu berlangsung sekira pukul 02.00 WIB dinihari. Saat aktivitas dunia malam di tempat itu sedang ramai-ramainya.
Rumah warga juga ikut hancur
Angin puting beliung ternyata tak hanya menghantam kawasan warung remang-remang di wilayah Kober saja. Ratusan rumah lainnya di dua kampung di Desa Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang ikut terkena terjangan angin kencang.
Berdasarkan informasi yang diterima, serangan angin puting beliung di Kecamatan Telukjambe Barat terjadi dua kali.
Lokasi pertama yang diterjang angin puting beliung di kecamatan tersebut, adalah Kampung Bojong Shyphoon Cibeet dan Kampung Ranca Sepat, keduanya berada di Desa Mulyajaya. Ratusan rumah di dua kampung tersebut porak-poranda.
Salah seorang warga Muhtar (46) mengatakan, sebelum angin puting beliung terjadi, kawasan tersebut terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
Tiba-tiba, entah dari mana munculnya, dirinya melihat ada gumpalan angin berwarna kehitaman. Angin itu dengan cepat kemudian menghantam rumah-rumah penduduk di kawasan tersebut. "Cepat sekali pak. Tiba-tiba rumah-rumah hancur," ujarnya, seraya menunjukkan rumah-rumah yang hancur tersebut.
Beruntung, dalam peristiwa itu tak ada korban jiwa. "Kami hanya menderita kerugian materi. Rumah-rumah kami hancur. Sementara hingga saat ini belum juga ada bantuan atau perhatian dari pemerintah, baik kabupaten maupun desa," timpal Wati (34), warga lainnya yang rumahnya juga hancur.
Hingga berita ini dibuat, warga secara swadaya dan gotong royong tengah membersihkan puing-puing sisa reruntuhan rumah.
(rsa)