Wakapolsek gantung diri, Polda Jateng perlu evaluasi
A
A
A
Sindonews.com - Seorang perwira polisi Wakapolsek Kemusu Ipda Sukarno nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Korban mengikat lehernya pada sebatang ranting pohon di sekitar rumahnya, Desa Mojo, Kecamatan Andong, Boyolali, hingga tewas.
Tewasnya Ipda Sukarno menambah deret panjang petugas kepolisian yang mati sia-sia, karena bunuh diri. Untuk itu, Polda Jawa Tengah (Jateng) akan melakukan evaluasi terhadap jajarannya.
“Dari laporan yang kami terima, dugaan sementara dia gantung diri, karena frustasi dengan penyakit ambeyen dan tumor gusi yang dideritanya. Sebab, penyakit tersebut sudah menghinggapi korban sejak lama dan tidak kunjung sembuh,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Alloysius Liliek Darmanto, Senin (14/4/2014).
Lebih jauh, Liliek mengaku akan mendalami kasus bunuh diri itu. Pihaknya akan menanyakan saksi-saksi untuk mengorek keterangan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi.
“Akan kita dalami, saksi-saksi pasti akan kami periksa untuk mencari titik terang dari kejadian itu,” imbuhnya.
Menurutnya, aksi tersebut akibat psikologis dan mental korban. Pihak Polda sudah sering melakukan pembinaan rohani untuk memperkuat mental anggotanya. “Pembinaan rohani sudah rutin kami lakukan setiap minggu, namun hal ini tentu tergantung keimanan dari pribadi masing-masing,” paparnya.
Sementara itu, Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah menyerahkan penanganan kasus bunuh diri itu kepada Kepolisian Resor setempat. Sebab, peristiwa tersebut dinilai tidak berkaitan dengan pelanggaran kedinasan.
"Karena tidak ada kaitan dengan pelanggaran kedinasan, maka diserahkan ke Polres Boyolali. Ini murni peristiwa bunuh diri, makanya penanganan akan dilakukan oleh polres," kata Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah Kombes Pol Hendra Supriatna.
Pihaknya sudah menerima laporan dari Unit Paminal Polres Boyolali. Berdasarkan keterangan keluarga, Ipda Sukarno nekat bunuh diri, karena penyakit yang tidak kunjung sembuh. "Laporan pukul 04.00 WIB, meninggal gantung diri di pohon belakang rumahnya," katanya.
Baca juga:
Depresi akibat sakit, Wakapolsek gantung diri
Tewasnya Ipda Sukarno menambah deret panjang petugas kepolisian yang mati sia-sia, karena bunuh diri. Untuk itu, Polda Jawa Tengah (Jateng) akan melakukan evaluasi terhadap jajarannya.
“Dari laporan yang kami terima, dugaan sementara dia gantung diri, karena frustasi dengan penyakit ambeyen dan tumor gusi yang dideritanya. Sebab, penyakit tersebut sudah menghinggapi korban sejak lama dan tidak kunjung sembuh,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Alloysius Liliek Darmanto, Senin (14/4/2014).
Lebih jauh, Liliek mengaku akan mendalami kasus bunuh diri itu. Pihaknya akan menanyakan saksi-saksi untuk mengorek keterangan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi.
“Akan kita dalami, saksi-saksi pasti akan kami periksa untuk mencari titik terang dari kejadian itu,” imbuhnya.
Menurutnya, aksi tersebut akibat psikologis dan mental korban. Pihak Polda sudah sering melakukan pembinaan rohani untuk memperkuat mental anggotanya. “Pembinaan rohani sudah rutin kami lakukan setiap minggu, namun hal ini tentu tergantung keimanan dari pribadi masing-masing,” paparnya.
Sementara itu, Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah menyerahkan penanganan kasus bunuh diri itu kepada Kepolisian Resor setempat. Sebab, peristiwa tersebut dinilai tidak berkaitan dengan pelanggaran kedinasan.
"Karena tidak ada kaitan dengan pelanggaran kedinasan, maka diserahkan ke Polres Boyolali. Ini murni peristiwa bunuh diri, makanya penanganan akan dilakukan oleh polres," kata Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah Kombes Pol Hendra Supriatna.
Pihaknya sudah menerima laporan dari Unit Paminal Polres Boyolali. Berdasarkan keterangan keluarga, Ipda Sukarno nekat bunuh diri, karena penyakit yang tidak kunjung sembuh. "Laporan pukul 04.00 WIB, meninggal gantung diri di pohon belakang rumahnya," katanya.
Baca juga:
Depresi akibat sakit, Wakapolsek gantung diri
(san)