Geger otak, tidak halangi Novi ikut ujian nasional
A
A
A
Sindonews.com - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) hari pertama di DIY berjalan lancar. Namun tahun ini ada satu siswa yang akan mengikuti UN utama sekaligus susulan, karena sakit.
Siswa tersebut ialah Novi Trisna Anggraini dari MA Negeri 2 Yogyakarta. Novi dinyatakan masih belum pulih dari sakitnya akibat kecelakaan yang dialami sekira satu bulan yang lalu.
Untuk itu, pihak sekolah memohon izin pada panitia penyelenggara agar Novi bisa menempuh UN dalam enam hari, yakni tiga hari sesuai jadwal UN utama, dan tiga hari dijadwal UN susulan.
"Menurut keterangan dokter, Novi belum pulih benar. Dia dilarang berpikir keras akibat geger otak yang dialami usai kecelakaan. Operasi kepala yang harusnya dijalani pun belum dilaksanakan. Namun karena tekadnya yang kuat mengikuti UN di tahun ini, kami mencoba memfasilitasi," ujar Kepala MA Negeri 2 Yogyakarta Drs H Paiman MA, Senin (14/4/2014).
Ditemui di sekolah, Paiman menuturkan, dengan mempertimbangkan kesehatan Novi, diputuskan dia akan mengerjakan UN satu hari satu mata pelajaran, dari yang seharusnya satu hari dua mata pelajaran.
Pada tiga hari jadwal UN utama, Novi akan mengerjakan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Pada tiga hari jadwal UN susulan, dia akan mengerjakan mata pelajaran Sastra Indonesia, Antropologi, dan Bahasa Asing, sesuai dengan program yang ditempuhnya, yakni bahasa.
"Selama menjalani ujian, Novi kami tempatkan di UKS, karena kondisinya yang masih terlalu lemah. Pihak sekolah tentu merasa prihatin dengan kondisi ini. Namun kami berusaha melakukan pendampingan. Sejak sehari sebelum UN, kami mengirimkan dua guru untuk membimbing Novi di rumah," tuturnya.
Diakui Paiman, Novi tergolong siswa berprestasi di sekolah. Gadis manis ini selalu menjadi juara kelas, bahkan menjadi mentor sebaya bagi teman-temannya.
Selama menjalani UN, Novi ditunggui oleh ibunya di luar UKS. Sang ibu Tutut Nuryati (39) mengaku sedih harus melihat anaknya ujian dengan kondisi sakit. Selama ini, dia hanya bisa memberikan motivasi dan doa agar Novi cepat sehat dan bisa mengikuti ujian dengan baik.
"Karena Novi dilarang dokter berpikir keras, saya tidak memaksa dia belajar. Novi pun belajar semampunya saja. Kalau merasa pusing, dia harus segera berhenti. Kami pun sangat berterima kasih, karena pihak sekolah sangat memperhatikan kondisi anak saya," ujarnya.
Diakui Tutut, selama menempuh UN, Novi diantar jemput dengan mobil ambulans dari PMI Bantul dari rumahnya di Pajangan, Bantul ke sekolah. Menurut Tutut, motivasi Novi untuk bisa lulus memang sangat besar. Dia bahkan telah mendaftar SNMPTN dan Bidikmisi untuk bisa melanjutkan pendidikan tinggi.
"Saya hanya bisa berdoa, semoga Novi bisa lulus dengan nilai yang baik seperti yang diharapkannya," imbuhnya.
Siswa tersebut ialah Novi Trisna Anggraini dari MA Negeri 2 Yogyakarta. Novi dinyatakan masih belum pulih dari sakitnya akibat kecelakaan yang dialami sekira satu bulan yang lalu.
Untuk itu, pihak sekolah memohon izin pada panitia penyelenggara agar Novi bisa menempuh UN dalam enam hari, yakni tiga hari sesuai jadwal UN utama, dan tiga hari dijadwal UN susulan.
"Menurut keterangan dokter, Novi belum pulih benar. Dia dilarang berpikir keras akibat geger otak yang dialami usai kecelakaan. Operasi kepala yang harusnya dijalani pun belum dilaksanakan. Namun karena tekadnya yang kuat mengikuti UN di tahun ini, kami mencoba memfasilitasi," ujar Kepala MA Negeri 2 Yogyakarta Drs H Paiman MA, Senin (14/4/2014).
Ditemui di sekolah, Paiman menuturkan, dengan mempertimbangkan kesehatan Novi, diputuskan dia akan mengerjakan UN satu hari satu mata pelajaran, dari yang seharusnya satu hari dua mata pelajaran.
Pada tiga hari jadwal UN utama, Novi akan mengerjakan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Pada tiga hari jadwal UN susulan, dia akan mengerjakan mata pelajaran Sastra Indonesia, Antropologi, dan Bahasa Asing, sesuai dengan program yang ditempuhnya, yakni bahasa.
"Selama menjalani ujian, Novi kami tempatkan di UKS, karena kondisinya yang masih terlalu lemah. Pihak sekolah tentu merasa prihatin dengan kondisi ini. Namun kami berusaha melakukan pendampingan. Sejak sehari sebelum UN, kami mengirimkan dua guru untuk membimbing Novi di rumah," tuturnya.
Diakui Paiman, Novi tergolong siswa berprestasi di sekolah. Gadis manis ini selalu menjadi juara kelas, bahkan menjadi mentor sebaya bagi teman-temannya.
Selama menjalani UN, Novi ditunggui oleh ibunya di luar UKS. Sang ibu Tutut Nuryati (39) mengaku sedih harus melihat anaknya ujian dengan kondisi sakit. Selama ini, dia hanya bisa memberikan motivasi dan doa agar Novi cepat sehat dan bisa mengikuti ujian dengan baik.
"Karena Novi dilarang dokter berpikir keras, saya tidak memaksa dia belajar. Novi pun belajar semampunya saja. Kalau merasa pusing, dia harus segera berhenti. Kami pun sangat berterima kasih, karena pihak sekolah sangat memperhatikan kondisi anak saya," ujarnya.
Diakui Tutut, selama menempuh UN, Novi diantar jemput dengan mobil ambulans dari PMI Bantul dari rumahnya di Pajangan, Bantul ke sekolah. Menurut Tutut, motivasi Novi untuk bisa lulus memang sangat besar. Dia bahkan telah mendaftar SNMPTN dan Bidikmisi untuk bisa melanjutkan pendidikan tinggi.
"Saya hanya bisa berdoa, semoga Novi bisa lulus dengan nilai yang baik seperti yang diharapkannya," imbuhnya.
(san)