Diberondong tembakan, TKI asal Tulungagung tewas di Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - Mohammad Thohadju (48) buruh migran asal Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung menjadi korban penembakan di Kuala Llumpur, Malaysia.
TKI malang ini ditembak dua orang pengendara sepeda motor yang tiba tiba datang menghampiri, lalu memberondongnya dengan tembakan. Thohadju tewas seketika dengan lima butir peluru tajam bersarang di tubuhnya.
Informasi yang dituturkan Priyadi, buruh migran yang juga masih kerabatnya tersebut, penyerangan terjadi pada Rabu 9 April 2014, di Jalan Raja Bot, Chowkit, Kuala lumpur.
Saat letusan terdengar, korban tengah bersama buruh migran Indonesia lainnya, asyik kongkow di sebuah kedai makanan dan minuman.
"Tiba tiba ditembak saat nongkrong di kedai makanan, " tuturnya, Minggu (13/4/2014).
Sebutir peluru juga menerjang kaki Ngatri, buruh migran yang lain juga di lokasi yang sama. Namun Ngatri selamat dan langsung dilarikan ke rumah sakit setempat.
Melihat korbannya tersungkur tak berdaya, pelaku langsung memacu sepeda motornya. Belum diketahui pasti apa yang menjadi motif penembakan maut tersebut. Hingga kini Polisi Di Raja Malaysia masih melakukan penyelidikan.
Sementara menurut kerabat korban Santoso, selama tiga puluh tahun memeras keringat sebagai pekerja bangunan, Thohadju diketahui tidak pernah memiliki musuh.
"Karenanya, keluarga juga tidak tahu kenapa sampai ditembak, " timpalnya.
Jenazah tiba di rumah duka pada Minggu malam 12 April 2014 dan langsung dikebumikan di tempat pemakaman umum desa setempat.
Korban meninggalkan seorang istri, yakni Sistiningdiah dan dua orang anak. Sebagai pihak keluarga korban, Santoso meminta Pemerintah Indonesia, melalui KBRI untuk berperan aktif mengusut kasus ini.
Terpisah aktivis buruh migran Tulungagung Zaki Fitri Widodo juga mendesak pemerintah membantu mengembalikan semua yang menjadi hak korban. "Termasuk juga dana tali kasih dan gaji yang menjadi hak korban, " tandasnya.
TKI malang ini ditembak dua orang pengendara sepeda motor yang tiba tiba datang menghampiri, lalu memberondongnya dengan tembakan. Thohadju tewas seketika dengan lima butir peluru tajam bersarang di tubuhnya.
Informasi yang dituturkan Priyadi, buruh migran yang juga masih kerabatnya tersebut, penyerangan terjadi pada Rabu 9 April 2014, di Jalan Raja Bot, Chowkit, Kuala lumpur.
Saat letusan terdengar, korban tengah bersama buruh migran Indonesia lainnya, asyik kongkow di sebuah kedai makanan dan minuman.
"Tiba tiba ditembak saat nongkrong di kedai makanan, " tuturnya, Minggu (13/4/2014).
Sebutir peluru juga menerjang kaki Ngatri, buruh migran yang lain juga di lokasi yang sama. Namun Ngatri selamat dan langsung dilarikan ke rumah sakit setempat.
Melihat korbannya tersungkur tak berdaya, pelaku langsung memacu sepeda motornya. Belum diketahui pasti apa yang menjadi motif penembakan maut tersebut. Hingga kini Polisi Di Raja Malaysia masih melakukan penyelidikan.
Sementara menurut kerabat korban Santoso, selama tiga puluh tahun memeras keringat sebagai pekerja bangunan, Thohadju diketahui tidak pernah memiliki musuh.
"Karenanya, keluarga juga tidak tahu kenapa sampai ditembak, " timpalnya.
Jenazah tiba di rumah duka pada Minggu malam 12 April 2014 dan langsung dikebumikan di tempat pemakaman umum desa setempat.
Korban meninggalkan seorang istri, yakni Sistiningdiah dan dua orang anak. Sebagai pihak keluarga korban, Santoso meminta Pemerintah Indonesia, melalui KBRI untuk berperan aktif mengusut kasus ini.
Terpisah aktivis buruh migran Tulungagung Zaki Fitri Widodo juga mendesak pemerintah membantu mengembalikan semua yang menjadi hak korban. "Termasuk juga dana tali kasih dan gaji yang menjadi hak korban, " tandasnya.
(sms)