Kalah, massa 2 caleg juga rusak balai desa & pos ojek
A
A
A
Sindonews.com - Perilaku pendukung dua calon anggota legislatif (Caleg) di Nabire, Papua, dinilai tidak menunjukkan sikap sportivitas. Pasalnya, mereka justru mengamuk saat tahu dua 'jagoannya' hampir tak mendapatkan suara dalam pemilihan legislatif (Pileg) 9 April 2014 lalu.
Berdasarkan keterangan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistio Pudjo, massa pendukung dua Caleg Partai PAN Minggus Madae, dan Caleg Partai Gerindra Abner Madae yang belakangan diketahui bersaudara itu telah menciderai proses demokrasi di negeri ini.
Massa yang terdiri dari sekira 40 orang itu mengamuk dan menciderai salah seorang anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 Topo, SP 4, Kabupaten Nabire, Papua, Syaiful Bahri.
"Tak hanya itu, mereka juga merusak balai desa, kaca-kaca jendela balai desa dipecahkan oleh massa. Mereka juga merobohkan pos ojek di SP 1 dan SP 3, yang kebetulan berada tidak jauh dari TKP," tutur Sulistio, Jumat (11/4/2014).
Yang brutal, lanjut dia, para pelaku mengeroyok petugas PPS dengan menggunakan linggis hingga korban tak berdaya dan mengalami luka parah di bagian kepala dan tangan.
"Tindakan seperti ini bukan tindakan seorang calon wakil rakyat yang tidak mendapat suara tetapi marah kepada rakyat yang tidak memilihnya. Kejadian ini jelas mencederai demokrasi dan jelas merupakan pelanggaran hukum. Kita akan tindak tegas," tuturnya.
Baca juga:
2 calegnya kalah, pendukung amuk anggota PPS di Papua
Berdasarkan keterangan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistio Pudjo, massa pendukung dua Caleg Partai PAN Minggus Madae, dan Caleg Partai Gerindra Abner Madae yang belakangan diketahui bersaudara itu telah menciderai proses demokrasi di negeri ini.
Massa yang terdiri dari sekira 40 orang itu mengamuk dan menciderai salah seorang anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 Topo, SP 4, Kabupaten Nabire, Papua, Syaiful Bahri.
"Tak hanya itu, mereka juga merusak balai desa, kaca-kaca jendela balai desa dipecahkan oleh massa. Mereka juga merobohkan pos ojek di SP 1 dan SP 3, yang kebetulan berada tidak jauh dari TKP," tutur Sulistio, Jumat (11/4/2014).
Yang brutal, lanjut dia, para pelaku mengeroyok petugas PPS dengan menggunakan linggis hingga korban tak berdaya dan mengalami luka parah di bagian kepala dan tangan.
"Tindakan seperti ini bukan tindakan seorang calon wakil rakyat yang tidak mendapat suara tetapi marah kepada rakyat yang tidak memilihnya. Kejadian ini jelas mencederai demokrasi dan jelas merupakan pelanggaran hukum. Kita akan tindak tegas," tuturnya.
Baca juga:
2 calegnya kalah, pendukung amuk anggota PPS di Papua
(rsa)