Ketua Panwaslu Kota Makassar babak belur dikeroyok
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Panwaslu Kota Makassar, Amir Ilyas mengalami babak-belur akibat dikeroyok sejumlah anggota KPPS di TPS V Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala. Peristiwa itu terjadi Rabu malam (9/4/2014) sekitar pukul 21.00 Wita.
Saat itu, rombongan Panwaslu Kota Makassar yang berjumlahkan delapan orang mendatangi TPS V.
Kedatangan sejumlah Panwaslu Kota Makassar ini sebelumnya mendapatkan laporan jika pihak KPPS yang diduga tidak memberikan formulir C1 atau rekapitulasi hasil penghitungan suara kepada Petugas Pengawas Lapangan (PPL).
"Saya meminta rekap Formulir C1, KPPSnya tidak mau berikan. Saya kemudian dipukul dan dikeroyok oleh sejumlah diduga petugas KPPS," kata Amir, Rabu (9/4/2014).
Amir yang mengenakan baju kemeja warna putih dengan celana hitam kain, tak bisa berbicara banyak saat hendak melaporkan peristiwa yang dialaminya di Mapolrestabes.
Kondisi luka lebam dibawah mata sebelah kiri dan luka robek di pelipis kiri tak mampu menjawab pertanyaan sejumlah wartawan.
Amir yang sebelumnya telah melakukan visum di Rumah Sakit Grestelina, Hertasning, mendatangi Mapolrestabes untuk melapor tertunda lantaran kondisi yang semakin parah dan kepala pusing hingga kemudian dilarikan kembali ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk dilakukan opname.
Rekan korban, Nurmal Idrus, mengatakan jika korban Amir Ilyas mengalami pengeroyokan oleh sejumlah orang yang diduga KPPS.
Dalam pengeroyokan itu, terdapat dua anggota panwas yang mendapatkan pengeroyokan serupa yakni Wahyudi staf Panwaslu Kota Makassar dengan luka patah tulang punggung.
Korban Wahyudi yang sebelumnya akan dirawat di rumah sakit Grestelina namun pihak rumah sakit merujuknya ke Rumah Sakit DR Wahidin Sudirohusodo.
Sementara korban lainnya, Agus Salim sebagai divisi pengawasan Panwaslu Kota Makassar yang hanya menderita luka ringan langsung melaporkan dirinya ke Polsek Manggala.
"Saya ditelepon pak Amir, kalau dia dipukul, setelah dilokasi mereka yang terdiri dari delapan orang itu sudah tidak ada dan kabarnya melarikan diri ke rumah warga. Sayapun bertemu di rumah sakit," kata Nurmal Idrus
Saat itu, rombongan Panwaslu Kota Makassar yang berjumlahkan delapan orang mendatangi TPS V.
Kedatangan sejumlah Panwaslu Kota Makassar ini sebelumnya mendapatkan laporan jika pihak KPPS yang diduga tidak memberikan formulir C1 atau rekapitulasi hasil penghitungan suara kepada Petugas Pengawas Lapangan (PPL).
"Saya meminta rekap Formulir C1, KPPSnya tidak mau berikan. Saya kemudian dipukul dan dikeroyok oleh sejumlah diduga petugas KPPS," kata Amir, Rabu (9/4/2014).
Amir yang mengenakan baju kemeja warna putih dengan celana hitam kain, tak bisa berbicara banyak saat hendak melaporkan peristiwa yang dialaminya di Mapolrestabes.
Kondisi luka lebam dibawah mata sebelah kiri dan luka robek di pelipis kiri tak mampu menjawab pertanyaan sejumlah wartawan.
Amir yang sebelumnya telah melakukan visum di Rumah Sakit Grestelina, Hertasning, mendatangi Mapolrestabes untuk melapor tertunda lantaran kondisi yang semakin parah dan kepala pusing hingga kemudian dilarikan kembali ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk dilakukan opname.
Rekan korban, Nurmal Idrus, mengatakan jika korban Amir Ilyas mengalami pengeroyokan oleh sejumlah orang yang diduga KPPS.
Dalam pengeroyokan itu, terdapat dua anggota panwas yang mendapatkan pengeroyokan serupa yakni Wahyudi staf Panwaslu Kota Makassar dengan luka patah tulang punggung.
Korban Wahyudi yang sebelumnya akan dirawat di rumah sakit Grestelina namun pihak rumah sakit merujuknya ke Rumah Sakit DR Wahidin Sudirohusodo.
Sementara korban lainnya, Agus Salim sebagai divisi pengawasan Panwaslu Kota Makassar yang hanya menderita luka ringan langsung melaporkan dirinya ke Polsek Manggala.
"Saya ditelepon pak Amir, kalau dia dipukul, setelah dilokasi mereka yang terdiri dari delapan orang itu sudah tidak ada dan kabarnya melarikan diri ke rumah warga. Sayapun bertemu di rumah sakit," kata Nurmal Idrus
(sms)