205 warga Banyuasin keracunan usai hadiri pesta pernikahan
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan warga dari tiga desa di Kecamatan Suak Tapeh, Banyuasin mengalami keracunan dengan gejala muntaber usai menghadiri pesta pernikahan di Dusun Pandan, Desa Lubuk Lancang, Suak Tapeh.
Pertama tiga orang warga di Dusun Pandan mengalami gejala muntah-muntah disertai buang air besar secara terus menerus, pada Senin 7 April 2014.
Lalu, ketiganya berobat ke bidan desa, Tuti Hanasinah. Namun karena kondisi dua warga, Istiadi,dan Jani makin parah, maka dirujuk ke RSUD Banyuasin.
Selang beberapa menit, belasan warga desa juga mengalami gejala yang sama. Bidan desa lalu memberikan tindakan medis pada para warga.
Keesokkan harinya jumlah warga desa yang mengalami gejala muntah-muntah, mencret, pusing, nyeri pada sekujur badan dan dehidrasi makin bertambah.
Oleh bidan desa kejadian itu dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes). Diduga karena mengalami gejala yang sama, warga mengalami muntaber yang berasal dari makanan.
Dinkes akhirnya membuka posko darurat KLB yang bersebelahan dengan rumah bidan. “Gejalanya pusing, lemes, muntah-muntah. Senin malam, jumlahnya makin bertambah, namun ada juga yang dilarikan ke RSUD Banyuasin,” ungkap Ketua Posko Darurat KLB, Riduan, Selasa (8/4/2014).
Dari data di posko, sudah mencapai 205 orang yang mendapatkan pengobatan di posko sampai dengan Selasa siang (8/4/2014).
Riduan yang merupakan Kepala Puskesmas Betung mengatakan, melihat gejala yang dialami warga, diduga penyebab muntaber berasal dari bakteri.
Karena, memang terdapat beberapa bakteri yang berkembang dengan masa ekubator (perkembangan) beberapa jam setelah berada di dalam tubuh manusia.
“Karena muntah-muntah dan buang air besar, diduga bakteri berada di saluran pencernaan, dengan gejala berselang delapan jam dari memakan makanan di pesta hajatan,” ujarnya.
Pertama tiga orang warga di Dusun Pandan mengalami gejala muntah-muntah disertai buang air besar secara terus menerus, pada Senin 7 April 2014.
Lalu, ketiganya berobat ke bidan desa, Tuti Hanasinah. Namun karena kondisi dua warga, Istiadi,dan Jani makin parah, maka dirujuk ke RSUD Banyuasin.
Selang beberapa menit, belasan warga desa juga mengalami gejala yang sama. Bidan desa lalu memberikan tindakan medis pada para warga.
Keesokkan harinya jumlah warga desa yang mengalami gejala muntah-muntah, mencret, pusing, nyeri pada sekujur badan dan dehidrasi makin bertambah.
Oleh bidan desa kejadian itu dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes). Diduga karena mengalami gejala yang sama, warga mengalami muntaber yang berasal dari makanan.
Dinkes akhirnya membuka posko darurat KLB yang bersebelahan dengan rumah bidan. “Gejalanya pusing, lemes, muntah-muntah. Senin malam, jumlahnya makin bertambah, namun ada juga yang dilarikan ke RSUD Banyuasin,” ungkap Ketua Posko Darurat KLB, Riduan, Selasa (8/4/2014).
Dari data di posko, sudah mencapai 205 orang yang mendapatkan pengobatan di posko sampai dengan Selasa siang (8/4/2014).
Riduan yang merupakan Kepala Puskesmas Betung mengatakan, melihat gejala yang dialami warga, diduga penyebab muntaber berasal dari bakteri.
Karena, memang terdapat beberapa bakteri yang berkembang dengan masa ekubator (perkembangan) beberapa jam setelah berada di dalam tubuh manusia.
“Karena muntah-muntah dan buang air besar, diduga bakteri berada di saluran pencernaan, dengan gejala berselang delapan jam dari memakan makanan di pesta hajatan,” ujarnya.
(sms)