Tebing setinggi 100 meter di Purwakarta longsor
Selasa, 18 Maret 2014 - 22:12 WIB

Tebing setinggi 100 meter di Purwakarta longsor
A
A
A
Sindonews.com - Akibat diguyur hujan deras sepanjang sore kemarin, tebing setinggi kurang lebih dari 100 meter di Kabupaten Purwakarta, longsor.
Akibatnya, dua bahu jalan yakni Jalan Raya di Kabupaten Purwakarta tertutup material tanah dan batu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun arus lalu lintas di dua jalur terganggu.
Dua jalur ini adalah Jalan Raya Sukatani, tepatnya di Kampung Cianting, Kecamatan Sukatani. Meski lumpur yang menutupi jalan di lokasi ini tidak terlalu parah tetapi kendaraan dari Purwakarta menuju Bandung sempat terganggu.
Pengendara yang melintas di jalur ateri Bandung-Jakarta ini harus lebih berhati-hati akibat jalan berubah licin.
Kondisi terparah terjadi di Jalan Raya Anjun, atau tepatnya di Kampung Gunung Cupu, Desa Anjun, Kecamatan Plered.
Sepanjang 60 meter bahu jalan ini tertutup material lonsor dengan ketebalan lebih dari lutut orang dewasa. Akibanya, arus lalulintas dari Purwakarta menuju Plered lumpuh total hingga berjam-jam.
"Lonsor terjadi sekira pukul 18.30 Wib,"kata Ujang ,36, warga setempat Selasa (18/3/14).
Dari pantauan di lapangan, material lonsor yang menutupi jalan raya hingga pukul 20.00 Wib masih belum bisa bersihkan, warga dibantu anggota Linmas dan aparat TNI/Polri tampak kesulitan membersihkan material longsor dengan alat seadanya.
Di Jalan Raya Anjun, kendaraan umum dan pribadi terjebak macet cukup lama, begitupun kendaraan bus karyawan. Akibatnya, ratusan karyawan pabrik yang pulang kerja terpaksa di turunkan di Pertigaan Ciating dan harus berjalan kaki menempuh jarak tiga kilometer menuju lokasi Pasar Plered.
Camat Plered Asep Gumilar mengungkapkan, peristiwa longsor di lokasi tersebut bukan kali pertama. Pihaknya berharap peristiwa tersebut menjadi perhatian, sebab peristiwa longsor yang terjadi akibat maraknya aktifitas penebangan pohon di atas tebing.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, meski banyaknya pohon yang ditebang di atas, sebab tanah di tebing ini merupakan milik warga, adapun untuk tanah milik pemerintah,"tutur Asep.
Untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terjadi, warga dihimbau menghentikan penebangan pohon dan melakukan penanaman pohon kembali di sepanjang tebing Gunung Cupu, terutama di titik-titik rawan gerakan tanah dan longsor.
"Sementara ini, kami sudah imbau bagi pemukiman penduduk dan warung-warung yang berjualan di sepanjang tebing Gunung Cupu untuk pindah. Sebab tidak menutup kemungkinan lonsor kembali terjadi dan jika mereka tidak pindah bisa menelan korban jiwa,"tuturnya.
Akibatnya, dua bahu jalan yakni Jalan Raya di Kabupaten Purwakarta tertutup material tanah dan batu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun arus lalu lintas di dua jalur terganggu.
Dua jalur ini adalah Jalan Raya Sukatani, tepatnya di Kampung Cianting, Kecamatan Sukatani. Meski lumpur yang menutupi jalan di lokasi ini tidak terlalu parah tetapi kendaraan dari Purwakarta menuju Bandung sempat terganggu.
Pengendara yang melintas di jalur ateri Bandung-Jakarta ini harus lebih berhati-hati akibat jalan berubah licin.
Kondisi terparah terjadi di Jalan Raya Anjun, atau tepatnya di Kampung Gunung Cupu, Desa Anjun, Kecamatan Plered.
Sepanjang 60 meter bahu jalan ini tertutup material lonsor dengan ketebalan lebih dari lutut orang dewasa. Akibanya, arus lalulintas dari Purwakarta menuju Plered lumpuh total hingga berjam-jam.
"Lonsor terjadi sekira pukul 18.30 Wib,"kata Ujang ,36, warga setempat Selasa (18/3/14).
Dari pantauan di lapangan, material lonsor yang menutupi jalan raya hingga pukul 20.00 Wib masih belum bisa bersihkan, warga dibantu anggota Linmas dan aparat TNI/Polri tampak kesulitan membersihkan material longsor dengan alat seadanya.
Di Jalan Raya Anjun, kendaraan umum dan pribadi terjebak macet cukup lama, begitupun kendaraan bus karyawan. Akibatnya, ratusan karyawan pabrik yang pulang kerja terpaksa di turunkan di Pertigaan Ciating dan harus berjalan kaki menempuh jarak tiga kilometer menuju lokasi Pasar Plered.
Camat Plered Asep Gumilar mengungkapkan, peristiwa longsor di lokasi tersebut bukan kali pertama. Pihaknya berharap peristiwa tersebut menjadi perhatian, sebab peristiwa longsor yang terjadi akibat maraknya aktifitas penebangan pohon di atas tebing.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, meski banyaknya pohon yang ditebang di atas, sebab tanah di tebing ini merupakan milik warga, adapun untuk tanah milik pemerintah,"tutur Asep.
Untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terjadi, warga dihimbau menghentikan penebangan pohon dan melakukan penanaman pohon kembali di sepanjang tebing Gunung Cupu, terutama di titik-titik rawan gerakan tanah dan longsor.
"Sementara ini, kami sudah imbau bagi pemukiman penduduk dan warung-warung yang berjualan di sepanjang tebing Gunung Cupu untuk pindah. Sebab tidak menutup kemungkinan lonsor kembali terjadi dan jika mereka tidak pindah bisa menelan korban jiwa,"tuturnya.
(ilo)