Pembunuh bule AS menangis histeris di depan polisi
A
A
A
Sindonews.com - Multazumaulawi, pelaku utama pembunuhan terhadap Paul Robb Lataurell (54), warga Amerika Serikat (AS) mendadak menangis histeris menyesali semua perbuatannya.
Pemandangan itu terjadi saat pelaku menjalani pemeriksaan di Mapolresta Denpasar, Rabu (26/2/2014). Pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu membuat penyidik tertegun setelah dia menangis histeris sembari mengucapkan kata-kata penyesalan.
Usai dibekuk tim Buru Sergap (Buser) Polresta Denpasar, Multazumaulwi menjalani pemeriksaan intensif bersama rekannya Marsianus asal Flores.
Kedua tersangka diduga pelaku pembunuhan sadis terhadap aktivis HIV/Aids yang ditemukan tewas bersimbah darah pada Senin 17 Februari 2014 di rumah kontrakan di Jalan Banteng, Denpasar Timur.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Djoko Hariutomo mengatakan, Multazamaulawi merupakan aktor utama pembunuhan tersebut. "Marsianus berperan membantu Multazamaulawi. Jadi Multazamaulawi ini menjadi otaknya,” ungkap Kombes Djoko.
Dari penyidikan dan bukti-bukti, polisi menyimpulkan jika pelaku pembunuhan terhadap aktivis HIV/AIDS itu hanya dua orang. “Pelakunya dua orang saja, sudah tertangkap semuanya,” timpalnya.
Sebelumnya, bule AS itu ditemukan tewas bersimbah darah dengan 65 tikaman pada Senin 17 Februari 2014, di kamar rumah kontrakannya di Jalan Banteng Nomor 2E Denpasar.
Baca:
Satu lagi pembunuh bule AS ditangkap
Pemandangan itu terjadi saat pelaku menjalani pemeriksaan di Mapolresta Denpasar, Rabu (26/2/2014). Pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu membuat penyidik tertegun setelah dia menangis histeris sembari mengucapkan kata-kata penyesalan.
Usai dibekuk tim Buru Sergap (Buser) Polresta Denpasar, Multazumaulwi menjalani pemeriksaan intensif bersama rekannya Marsianus asal Flores.
Kedua tersangka diduga pelaku pembunuhan sadis terhadap aktivis HIV/Aids yang ditemukan tewas bersimbah darah pada Senin 17 Februari 2014 di rumah kontrakan di Jalan Banteng, Denpasar Timur.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Djoko Hariutomo mengatakan, Multazamaulawi merupakan aktor utama pembunuhan tersebut. "Marsianus berperan membantu Multazamaulawi. Jadi Multazamaulawi ini menjadi otaknya,” ungkap Kombes Djoko.
Dari penyidikan dan bukti-bukti, polisi menyimpulkan jika pelaku pembunuhan terhadap aktivis HIV/AIDS itu hanya dua orang. “Pelakunya dua orang saja, sudah tertangkap semuanya,” timpalnya.
Sebelumnya, bule AS itu ditemukan tewas bersimbah darah dengan 65 tikaman pada Senin 17 Februari 2014, di kamar rumah kontrakannya di Jalan Banteng Nomor 2E Denpasar.
Baca:
Satu lagi pembunuh bule AS ditangkap
(rsa)