Parkir kapal sembarangan, warga Karampuang demo
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan warga Pulau Karampuang dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa (Iperma) Pulau Karampuang Mamuju, hari ini menggelar demo di depan gedung DPRD Mamuju. Aksi ini dipicu oleh semrawutnya parkir kapal di pelabuhan Mamuju.
Mereka berjalan dari arah pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Usai berorasi, mereka pun diterima Komisi II DPRD Mamuju.
Ketua Iperma Pulau Karampuang Pardi mengatakan, aktivitas kapal di seputar pelabuhan tersebut sudah tidak terkendali. Sebagian besar memarkir kapalnya sembarangan, sehingga menutup jalur masuk dan keluar perahu barang maupun penumpang.
"Kami warga Pulau Karampuang semakin kesulitan masuk pelabuhan Mamuju. Tidak hanya barang, tapi perahu penumpang harus berusaha keras hingga berjam-jam untuk keluar maupun masuk pelabuhan. Akibat lain, sering siswa kami terlambat masuk," ungkapnya, Jumat (21/2/2014).
Pardi mengaku, kedatangan mereka ke gedung DPRD Mamuju itu untuk meminta solusi. Karena upaya mereka untuk meminta pemilik kapal membuka jalan, sama sekali tidak digubris.
Mereka juga meminta DPRD Mamuju melihat langsung kondisi pelabuhan yang semakin padat. Mendesak pemerintah melakukan pembenahan kondisi pelabuhan dan mengatur kapal yang sandar di pelabuhan.
"Dulu sebelum pantai direklamasi, pelabuhan sangat aman dan tertib. Tapi sekarang hampir semua kapal yang datang ke Mamuju bertumpuk di pelabuhan. Kapal kecil kami menjadi kesulitan," katanya.
Salah seorang Anggota DPRD Mamuju Abdul Malik Ballako mengatakan, dewan akan segera melakukan koordinasi. Dia berjanji akan meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju untuk segera melakukan penertiban.
Malik mengakui tidak beraturnya pemarkiran nelayan di pelabuhan itu akibat tempat atau area di pelabuhan sangat sempit. Perlu ada solusi cerdas untuk mengatasi ini.
"Ruang nelayan kecil pun menjadi sempit. Kami akan segera lakukan koordinasi dengan pemerintah," terangnya.
Salah satu solusi yang mungkin dilakukan adalah memperluas areal pelabuhan Mamuju. Karena di kawasan itu juga terdapat TPI, bongkar muat barang dan orang dan aktivitas kelautan lainnya.
Mereka berjalan dari arah pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Usai berorasi, mereka pun diterima Komisi II DPRD Mamuju.
Ketua Iperma Pulau Karampuang Pardi mengatakan, aktivitas kapal di seputar pelabuhan tersebut sudah tidak terkendali. Sebagian besar memarkir kapalnya sembarangan, sehingga menutup jalur masuk dan keluar perahu barang maupun penumpang.
"Kami warga Pulau Karampuang semakin kesulitan masuk pelabuhan Mamuju. Tidak hanya barang, tapi perahu penumpang harus berusaha keras hingga berjam-jam untuk keluar maupun masuk pelabuhan. Akibat lain, sering siswa kami terlambat masuk," ungkapnya, Jumat (21/2/2014).
Pardi mengaku, kedatangan mereka ke gedung DPRD Mamuju itu untuk meminta solusi. Karena upaya mereka untuk meminta pemilik kapal membuka jalan, sama sekali tidak digubris.
Mereka juga meminta DPRD Mamuju melihat langsung kondisi pelabuhan yang semakin padat. Mendesak pemerintah melakukan pembenahan kondisi pelabuhan dan mengatur kapal yang sandar di pelabuhan.
"Dulu sebelum pantai direklamasi, pelabuhan sangat aman dan tertib. Tapi sekarang hampir semua kapal yang datang ke Mamuju bertumpuk di pelabuhan. Kapal kecil kami menjadi kesulitan," katanya.
Salah seorang Anggota DPRD Mamuju Abdul Malik Ballako mengatakan, dewan akan segera melakukan koordinasi. Dia berjanji akan meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju untuk segera melakukan penertiban.
Malik mengakui tidak beraturnya pemarkiran nelayan di pelabuhan itu akibat tempat atau area di pelabuhan sangat sempit. Perlu ada solusi cerdas untuk mengatasi ini.
"Ruang nelayan kecil pun menjadi sempit. Kami akan segera lakukan koordinasi dengan pemerintah," terangnya.
Salah satu solusi yang mungkin dilakukan adalah memperluas areal pelabuhan Mamuju. Karena di kawasan itu juga terdapat TPI, bongkar muat barang dan orang dan aktivitas kelautan lainnya.
(san)