Ratusan guru honorer minta kelulusan CPNS dibatalkan
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan guru honorer di Kabupaten Garut mendatangi kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKD) Kabupaten Garut. Para guru meminta agar daftar peserta yang lulus dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari tenaga honorer kategori dua (K2) dibatalkan.
“Kami meminta agar BKD dan Dinas Pendidikan (Disdik) Garut menghentikan pemberkasan para peserta CPNS dari honorer K2 yang lulus. Tolong verifikasi dulu para peserta yang lulus sebelum pemberkasannya dimulai,” kata Saefulloh, Ketua DPP Forum Aliansi Guru dan Karyawan (Fagar) Kabupaten Garut, Senin (17/2/2014).
Menurut Saefulloh, terdapat kejanggalan dalam proses seleksi CPNS beberapa waktu lalu. Dia melanjutkan, lulusnya para tenaga honorer yang tidak masuk ke dalam kategori peserta tes dirasakan sangat tidak adil.
“Untuk kalangan guru atau tenaga pendidik yang kebanyakan lulus di pengumuman itu ternyata orang-orang baru. Masa yang TMP-nya tahun 2011 bisa lolos, sementara yang sudah belasan tahun tidak lolos. Ada beberapa kasus yang diangkat jadi PNS itu ternyata anak didik kami," ungkapnya.
Dilanjutkan dia, pihaknya bukannya iri dengan para CPNS yang baru. Tetapi, hanya minta diperhatikan nasibnya selama ini. Sebab, banyak guru honorer di Garut yang sudah mengabdi selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Tetapi tidak lolos.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melakukan peninjauan langsung ke setiap sekolah. “Supaya datanya ril, silakan cek ke setiap sekolah,” ucapnya.
Jika tuntutan para guru tidak dipenuhi pemerintah, pihaknya mengancam akan menggelar aksi besar-besaran.
“Kalau tidak dipenuhi, Fogar Kabupaten Garut akan mengerahkan sebanyak 12.000 orang untuk melakukan aksi besar-besaran. Pada seleksi CPNS beberapa waktu lalu itu bukan hanya tenaga pendidik saya yang merasa terdzolimi, tenaga lain seperti dari kesehatan dan administrasi pun mengalami hal yang sama. Kami siap bersatu untuk hak kami,” ungkapnya.
Sementara itu, seorang guru honorer SDN Regol 8 Kecamatan Garut Kota Tati Suryati berharap, pemerintah dapat mengangkatnya menjadi PNS. Tati yang telah menjadi guru honor sejak tahun 1988 ini telah lama menunggu agar dapat diangkat menjadi PNS.
“Saya ingin pemerintah itu adil dalam perekrutan CPNS. Saya sudah puluhan tahun mengabdi jadi honorer. Setiap ada seleksi saya ikut, tapi selalu gagal. Yang lolos kebanyakan adalah orang-orang baru. Saya mohon pemerintah mengabulkan keinginan ini, karena saya sebentar lagi pensiun,” tukasnya.
“Kami meminta agar BKD dan Dinas Pendidikan (Disdik) Garut menghentikan pemberkasan para peserta CPNS dari honorer K2 yang lulus. Tolong verifikasi dulu para peserta yang lulus sebelum pemberkasannya dimulai,” kata Saefulloh, Ketua DPP Forum Aliansi Guru dan Karyawan (Fagar) Kabupaten Garut, Senin (17/2/2014).
Menurut Saefulloh, terdapat kejanggalan dalam proses seleksi CPNS beberapa waktu lalu. Dia melanjutkan, lulusnya para tenaga honorer yang tidak masuk ke dalam kategori peserta tes dirasakan sangat tidak adil.
“Untuk kalangan guru atau tenaga pendidik yang kebanyakan lulus di pengumuman itu ternyata orang-orang baru. Masa yang TMP-nya tahun 2011 bisa lolos, sementara yang sudah belasan tahun tidak lolos. Ada beberapa kasus yang diangkat jadi PNS itu ternyata anak didik kami," ungkapnya.
Dilanjutkan dia, pihaknya bukannya iri dengan para CPNS yang baru. Tetapi, hanya minta diperhatikan nasibnya selama ini. Sebab, banyak guru honorer di Garut yang sudah mengabdi selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Tetapi tidak lolos.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melakukan peninjauan langsung ke setiap sekolah. “Supaya datanya ril, silakan cek ke setiap sekolah,” ucapnya.
Jika tuntutan para guru tidak dipenuhi pemerintah, pihaknya mengancam akan menggelar aksi besar-besaran.
“Kalau tidak dipenuhi, Fogar Kabupaten Garut akan mengerahkan sebanyak 12.000 orang untuk melakukan aksi besar-besaran. Pada seleksi CPNS beberapa waktu lalu itu bukan hanya tenaga pendidik saya yang merasa terdzolimi, tenaga lain seperti dari kesehatan dan administrasi pun mengalami hal yang sama. Kami siap bersatu untuk hak kami,” ungkapnya.
Sementara itu, seorang guru honorer SDN Regol 8 Kecamatan Garut Kota Tati Suryati berharap, pemerintah dapat mengangkatnya menjadi PNS. Tati yang telah menjadi guru honor sejak tahun 1988 ini telah lama menunggu agar dapat diangkat menjadi PNS.
“Saya ingin pemerintah itu adil dalam perekrutan CPNS. Saya sudah puluhan tahun mengabdi jadi honorer. Setiap ada seleksi saya ikut, tapi selalu gagal. Yang lolos kebanyakan adalah orang-orang baru. Saya mohon pemerintah mengabulkan keinginan ini, karena saya sebentar lagi pensiun,” tukasnya.
(san)