Demo diskusi Tan Malaka, LSM buta sejarah
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan orang dari Aliansi Masyarakat Peduli Nasib Bangsa (Mapenab) menolak diskusi dan bedah buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri dan "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 4", di Jalan Stonen, No.29, Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
"Para pendemo tidak mengetahui sejarah Tan Malaka. Mereka menilai Tan Malaka itu terlibat PKI, padahal sesuai sejarah, dia dan pengikutnyalah yang memberantas PKI Muso di Madiun," ujar Yunantio Adi Setiawan, Sekertaris Komunitas Pegiat Sejarah Semarang, Senin (17/2/2014).
Ditambahkan dia, kendati mendapat penolakan dari sejumlah ormas, diskusi dan bedah buku akan tetap berjalan. "Akan tetap kita laksanakan, namun atas rekomendasi kepolisian, mungkin tempatnya akan kami pindah. Kalau tidak di kampus, kemungkinan di rumah dinas Gubernur Jateng," imbuhnya.
Sebelumnya, Sucipto, Ketua LSM Mapenab mengatakan, meskipun masyarakat menerima Tan Malaka sebagai pahlawan nasional, tapi di akhir-akhir dia terlibat dalam kasus PKI. Untuk itu, diskusi Tan Malaka sama saja menghidupkan kembali komunisme.
"Kami menuntut agar diskusi Tan Malaka digagalkan, karena dia (Tan Malaka) pernah terlibat dengan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI)," kata Sucipto.
Dengan menggunakan spanduk besar bertuliskan menolak faham komunisme dan marxisme, massa Mapenab melakukan aksi demonstrasi, menuntut diskusi dan bedah buku Tan Malaka digagalkan.
Baca juga:
Berbau marxist, diskusi Tan Malaka didemo
"Para pendemo tidak mengetahui sejarah Tan Malaka. Mereka menilai Tan Malaka itu terlibat PKI, padahal sesuai sejarah, dia dan pengikutnyalah yang memberantas PKI Muso di Madiun," ujar Yunantio Adi Setiawan, Sekertaris Komunitas Pegiat Sejarah Semarang, Senin (17/2/2014).
Ditambahkan dia, kendati mendapat penolakan dari sejumlah ormas, diskusi dan bedah buku akan tetap berjalan. "Akan tetap kita laksanakan, namun atas rekomendasi kepolisian, mungkin tempatnya akan kami pindah. Kalau tidak di kampus, kemungkinan di rumah dinas Gubernur Jateng," imbuhnya.
Sebelumnya, Sucipto, Ketua LSM Mapenab mengatakan, meskipun masyarakat menerima Tan Malaka sebagai pahlawan nasional, tapi di akhir-akhir dia terlibat dalam kasus PKI. Untuk itu, diskusi Tan Malaka sama saja menghidupkan kembali komunisme.
"Kami menuntut agar diskusi Tan Malaka digagalkan, karena dia (Tan Malaka) pernah terlibat dengan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI)," kata Sucipto.
Dengan menggunakan spanduk besar bertuliskan menolak faham komunisme dan marxisme, massa Mapenab melakukan aksi demonstrasi, menuntut diskusi dan bedah buku Tan Malaka digagalkan.
Baca juga:
Berbau marxist, diskusi Tan Malaka didemo
(san)