Injak kepala jemaah, ini kata Hariri
A
A
A
Sindonews.com - Ustaz Hariri membantah telah melakukan kekerasan di muka umum, saat ceramah di Nagrak, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia mengaku, bukan menginjak, tetapi menyuruhnya untuk mencium kakinya.
"Saya tidak menginjak kepala, melainkan menyuruh mencium kaki, karena saya kesal dengan sikap pemuda yang bertugas sebagai operator sound system tersebut," ujar Hariri, saat ditemui di rumahnya, Kampung Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Kamis (13/2/2014).
Dia menceritakan, kejadian bermula saat dia meminta Sutisna untuk membesarkan suara sound system. Namun setelah beberapa kali diminta, Sutisna, pria tersebut tidak juga menuruti keingginan Hariri.
Sebaliknya, Sutisna malah menjawabnya dengan ucapan keras hingga membuatnya kesal. "Saya minta untuk membesarkan volume soundnya saja. Tapi bukannya menuruti dia malah menjawab dengan nada keras," papar Hariri.
Selanjutnya, Hariri mengatakan, dirinya memanggil Sutisna agar mendekat kehadapannya di depan panggung. Dia kemudian mengingatkan Sutisna. Namun, Sutisna tidak mau terima, dan terkesan tidak punya itikad baik.
Sikap Sutisna itu membuatnya kesal. Hingga akhirnya kekesalannya memuncak dengan tindakan lutut Hariri yang menindih pundak Sutisna agar tidak pergi dari panggung.
Menurutnya, posisi itu memang terlihat seolah-olah dirinya menginjak kepala Sutisna. "Padahal saya hanya mengunci pundaknya agar dia tidak kabur dari panggung," papar Hariri.
Sayangnya, tegas dia, dalam video yang ditayangkan selama tiga menit itu, tidak merekam kejadian hingga usai. Padahal setelah itu dia langsung berakhir dengan damai, dan mereka saling memaafkan.
"Kejadian ini menjadi pelajaran bagi saya agar ke depannya harus berhati-hati dalam berdakwah," katanya.
Sementara itu, Ujang, Ketua RT 04/07, Kampung Nagrak mengatakan, dirinya kaget peristiwa itu kembali ramai dibicarakan. Padahal, sesaat setelah kejadian, keduanya sudah berdamai. Bahkan saling berpelukan dalam menyampaikan maaf.
"Malah ceramah dari Ustaz Hariri tetap berlanjut hingga selesai pada pukul 02.00 malam," kata Ujang, saat ditemui di rumahnya.
Dia mengaku, sejak awal kejadian, sebisa mungkin berusaha agar tidak satupun warga yang berpikiran buruk terhadap keduanya. Hingga kini, memang tak satupun warga yang mempersoalkan kejadian tersebut.
"Warga di sini tidak ada yang mempersoalkan, karena memang keduanya sudah islah. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba di luar ramai dibicarakan. Saya sebagai ketua RT di sini jadi repot, karena khawatir berkembang menjadi isu negatif," paparnya.
Baca juga:
Injak kepala jamaah saat ceramah, MUI kecam Hariri
"Saya tidak menginjak kepala, melainkan menyuruh mencium kaki, karena saya kesal dengan sikap pemuda yang bertugas sebagai operator sound system tersebut," ujar Hariri, saat ditemui di rumahnya, Kampung Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Kamis (13/2/2014).
Dia menceritakan, kejadian bermula saat dia meminta Sutisna untuk membesarkan suara sound system. Namun setelah beberapa kali diminta, Sutisna, pria tersebut tidak juga menuruti keingginan Hariri.
Sebaliknya, Sutisna malah menjawabnya dengan ucapan keras hingga membuatnya kesal. "Saya minta untuk membesarkan volume soundnya saja. Tapi bukannya menuruti dia malah menjawab dengan nada keras," papar Hariri.
Selanjutnya, Hariri mengatakan, dirinya memanggil Sutisna agar mendekat kehadapannya di depan panggung. Dia kemudian mengingatkan Sutisna. Namun, Sutisna tidak mau terima, dan terkesan tidak punya itikad baik.
Sikap Sutisna itu membuatnya kesal. Hingga akhirnya kekesalannya memuncak dengan tindakan lutut Hariri yang menindih pundak Sutisna agar tidak pergi dari panggung.
Menurutnya, posisi itu memang terlihat seolah-olah dirinya menginjak kepala Sutisna. "Padahal saya hanya mengunci pundaknya agar dia tidak kabur dari panggung," papar Hariri.
Sayangnya, tegas dia, dalam video yang ditayangkan selama tiga menit itu, tidak merekam kejadian hingga usai. Padahal setelah itu dia langsung berakhir dengan damai, dan mereka saling memaafkan.
"Kejadian ini menjadi pelajaran bagi saya agar ke depannya harus berhati-hati dalam berdakwah," katanya.
Sementara itu, Ujang, Ketua RT 04/07, Kampung Nagrak mengatakan, dirinya kaget peristiwa itu kembali ramai dibicarakan. Padahal, sesaat setelah kejadian, keduanya sudah berdamai. Bahkan saling berpelukan dalam menyampaikan maaf.
"Malah ceramah dari Ustaz Hariri tetap berlanjut hingga selesai pada pukul 02.00 malam," kata Ujang, saat ditemui di rumahnya.
Dia mengaku, sejak awal kejadian, sebisa mungkin berusaha agar tidak satupun warga yang berpikiran buruk terhadap keduanya. Hingga kini, memang tak satupun warga yang mempersoalkan kejadian tersebut.
"Warga di sini tidak ada yang mempersoalkan, karena memang keduanya sudah islah. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba di luar ramai dibicarakan. Saya sebagai ketua RT di sini jadi repot, karena khawatir berkembang menjadi isu negatif," paparnya.
Baca juga:
Injak kepala jamaah saat ceramah, MUI kecam Hariri
(san)