Pantai Losari alami pedangkalan
A
A
A
Sindonews.com – Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengaku cukup resah terhadap pedangkalan pesisir yang terjadi di depan anjungan Pantai Losari.
Sebab, pendangkalan atau sedimentasi itu kini sudah menyerupai penimbunan laut baru. Hal tersebut tidak hanya merusak estetika Losari, namun mengancam keberadaan icon Kota Daeng tersebut. Sebab, lumpur bercampur butiran pasir halus nyaris membentuk daratan baru.
“Ini yang menjadi masalah, karena ketika musim hujan, butiran pasir halus dan material lumpur sangat besar dari Sungai Jene Berang dan Bili-Bili membuat sedimentasi di wilayah pesisir kita termasuk di depan Pantai Losari,” kata Ilham via ponsel pribadinya kepada KORAN SINDO, Minggu (9/2/2014).
Menurut Wali Kota dua periode ini, jika muatan lumpur tersebut bersatu bisa membentuk daratan baru seluas 60 hektare di beberapa daerah pesisir Makassar. “Begitu bahayanya muatan lumpur dari Bili-bili tersebut kalau tertahan, karena itu saya dan Pak Danny sementara mengkaji, apa langkah mitigasi untuk melindungi Losari,” urainya.
Orang nomor satu di Makassar ini menambahkan, fenomena tersebut rutin terjadi jika curah hujan sedang tinggi. Namun Ilham mengklaim kalau musim kemarau datang. Sedimentasi itu kemudian berpindah ke tempat lain.
“Biasanya pindah ke depan Benteng Rotterdam dan di sepanjang wilayah pelabuhan, itulah biasanya yang membuat membuat pendagkalan di wilayah itu,” imbuhnya.
Sementara, Deputi Eksekutif Walhi Sulsel Kurniawan Sabar menjelaskan, pendangkalan yang terjadi di depan Pantai Losari mulai dari sebelah Timur Center Point Indonesia (CPI) bersambung ke ujung pelataran Losari karena maraknya penimbunan laut yang tidak berbasis lingkungan.
“Penimbunan yang dikerjasamakan oleh pemkot bersama investor merubah garis sempadan laut kita. Sehingga, sifat arus laut tentu berubah, itulah yang menyebabkan pendangkalan di pesisir dan abrasi beberapa pulau,” sesalnya.
Menurutnya, penimbunan laut yang terjadi menyebabkan pusaran-pusaran air yang tidak normal. Efek pantul ombak itu menyebabkan pendangkalan di pesisir dan abrasi di beberapa pulau terluar. “Jadi harusnya didepan losari ini ditanami pohon mangrove, untuk melindungi dari bencana,” pungkasnya.
Wali Kota terpilih Makassar Danny Pomanto, tak memungkiri Losari dalam dua tahun kedepan bisa berubah menjadi daratan jika tak secepatnya dilakukan reklamasi berbasis mitigasi.
Oleh karena itu, setelah reklamasi nantinya mendapat legalitas hukum tetap maka akan dibangun folder untuk melindungi losari dan beberapa wilayah pesisir lainnya.
“Ini murni dampak global warning, air laut tiap tahun naik 10 cm, reklamasi yang kita lakukan bukan menjadi penyebabnya, justru ini sebagai mitigasi. Kita sudah lakukan kajian mendalam tentang itu,” pungkasnya.
Sebab, pendangkalan atau sedimentasi itu kini sudah menyerupai penimbunan laut baru. Hal tersebut tidak hanya merusak estetika Losari, namun mengancam keberadaan icon Kota Daeng tersebut. Sebab, lumpur bercampur butiran pasir halus nyaris membentuk daratan baru.
“Ini yang menjadi masalah, karena ketika musim hujan, butiran pasir halus dan material lumpur sangat besar dari Sungai Jene Berang dan Bili-Bili membuat sedimentasi di wilayah pesisir kita termasuk di depan Pantai Losari,” kata Ilham via ponsel pribadinya kepada KORAN SINDO, Minggu (9/2/2014).
Menurut Wali Kota dua periode ini, jika muatan lumpur tersebut bersatu bisa membentuk daratan baru seluas 60 hektare di beberapa daerah pesisir Makassar. “Begitu bahayanya muatan lumpur dari Bili-bili tersebut kalau tertahan, karena itu saya dan Pak Danny sementara mengkaji, apa langkah mitigasi untuk melindungi Losari,” urainya.
Orang nomor satu di Makassar ini menambahkan, fenomena tersebut rutin terjadi jika curah hujan sedang tinggi. Namun Ilham mengklaim kalau musim kemarau datang. Sedimentasi itu kemudian berpindah ke tempat lain.
“Biasanya pindah ke depan Benteng Rotterdam dan di sepanjang wilayah pelabuhan, itulah biasanya yang membuat membuat pendagkalan di wilayah itu,” imbuhnya.
Sementara, Deputi Eksekutif Walhi Sulsel Kurniawan Sabar menjelaskan, pendangkalan yang terjadi di depan Pantai Losari mulai dari sebelah Timur Center Point Indonesia (CPI) bersambung ke ujung pelataran Losari karena maraknya penimbunan laut yang tidak berbasis lingkungan.
“Penimbunan yang dikerjasamakan oleh pemkot bersama investor merubah garis sempadan laut kita. Sehingga, sifat arus laut tentu berubah, itulah yang menyebabkan pendangkalan di pesisir dan abrasi beberapa pulau,” sesalnya.
Menurutnya, penimbunan laut yang terjadi menyebabkan pusaran-pusaran air yang tidak normal. Efek pantul ombak itu menyebabkan pendangkalan di pesisir dan abrasi di beberapa pulau terluar. “Jadi harusnya didepan losari ini ditanami pohon mangrove, untuk melindungi dari bencana,” pungkasnya.
Wali Kota terpilih Makassar Danny Pomanto, tak memungkiri Losari dalam dua tahun kedepan bisa berubah menjadi daratan jika tak secepatnya dilakukan reklamasi berbasis mitigasi.
Oleh karena itu, setelah reklamasi nantinya mendapat legalitas hukum tetap maka akan dibangun folder untuk melindungi losari dan beberapa wilayah pesisir lainnya.
“Ini murni dampak global warning, air laut tiap tahun naik 10 cm, reklamasi yang kita lakukan bukan menjadi penyebabnya, justru ini sebagai mitigasi. Kita sudah lakukan kajian mendalam tentang itu,” pungkasnya.
(hyk)