Nasib siswa Kendal saat banjir, terlantar & kelaparan
A
A
A
Sindonews.com - Kepanikan terlihat jelas dari raut wajah puluhan pelajar setingkat SMA yang berada di ruangan milik Satpol PP Kabupaten Kendal. Mereka bukanlah biang keributan atau terlibat tawuran, melainkan korban dari bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kendal.
Puluhan pelajar dari SMKN 1, SMK Bakti Persada, serta SMK Bina Utama ini tidak bisa pulang karena terjebak banjir. Air yang menggenangi badan jalan setinggi 50 centimeter membuat Jalan Pantai Utara (Pantura) macet total. Sehingga angkutan kota yang biasa mengantar mereka lenbih memilih pulang.
Mulanya, mereka tetap menunggu angkutan kota hingga satu jam lamanya. Namun karena tak kunjung datang, mereka terpaksa berjalan kaki dua kilometer menuju Alun-alun Kendal.
"Sudah sekitar satu jam lebih kami menunggu angkutan menuju Kaliwungu, tapi tidak ada," kata Supriyono, salah seorang siswa SMK Bina Utama, Selasa 4 Februari 2014.
Waktu berangkat sekolah, papar Supriyono, sebenarnya mereka sudah kesulitan mencari angkutan. Tapi karena dia sudah menginjak Kelas III dan ujian di depan mata, dia pun memaksakan diri untuk tetap ke sekolah. "Tidak ada pilihan, ya harus berangkat," ucapnya.
Melihat banyak siswa yang berada di Alun-alun, Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mendekati mereka dan menyuruh pelajar SMK itu ke kantor Satpol PP.
Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mengaku kasihan dengan anak-anak sekolah yang berada di Alun-alun. Dia pun mengajak para pelajar itu masuk ke kantor Satpol PP.
"Ternyata mereka kelaparan. Tadi ada yang menangis," katanya.
Dia kemudian memerintahkan anak buahnya untuk meminta nasi bungkus bantuan korban banjir di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Alhamdulillah, ternyata di BPBD masih ada nasi bungkus untuk korban banjir," tandasnya.
Puluhan pelajar dari SMKN 1, SMK Bakti Persada, serta SMK Bina Utama ini tidak bisa pulang karena terjebak banjir. Air yang menggenangi badan jalan setinggi 50 centimeter membuat Jalan Pantai Utara (Pantura) macet total. Sehingga angkutan kota yang biasa mengantar mereka lenbih memilih pulang.
Mulanya, mereka tetap menunggu angkutan kota hingga satu jam lamanya. Namun karena tak kunjung datang, mereka terpaksa berjalan kaki dua kilometer menuju Alun-alun Kendal.
"Sudah sekitar satu jam lebih kami menunggu angkutan menuju Kaliwungu, tapi tidak ada," kata Supriyono, salah seorang siswa SMK Bina Utama, Selasa 4 Februari 2014.
Waktu berangkat sekolah, papar Supriyono, sebenarnya mereka sudah kesulitan mencari angkutan. Tapi karena dia sudah menginjak Kelas III dan ujian di depan mata, dia pun memaksakan diri untuk tetap ke sekolah. "Tidak ada pilihan, ya harus berangkat," ucapnya.
Melihat banyak siswa yang berada di Alun-alun, Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mendekati mereka dan menyuruh pelajar SMK itu ke kantor Satpol PP.
Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mengaku kasihan dengan anak-anak sekolah yang berada di Alun-alun. Dia pun mengajak para pelajar itu masuk ke kantor Satpol PP.
"Ternyata mereka kelaparan. Tadi ada yang menangis," katanya.
Dia kemudian memerintahkan anak buahnya untuk meminta nasi bungkus bantuan korban banjir di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Alhamdulillah, ternyata di BPBD masih ada nasi bungkus untuk korban banjir," tandasnya.
(rsa)