Anak-anak korban banjir Manado terserang penyakit
A
A
A
Sindonews.com - Anak-anak korban banjir di pengungsian lantai dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 yang berada di Kelurahan Ketang Baru, Kota Manado, Sulawesi Utara, mulai terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, batuk, demam, dan diare. Penyakit diduga diakibatkan pembagian air bersih yang tidak merata.
Para pengungsi di SDN 01 merupakan warga yang rumahnya hanyut dibawa banjir bandang beberapa waktu lalu. Kendati genangan air sudah mulai surut, di lokasi pengungsian hingga kini masih banyak genangan lumpur.
Salah seorang anak korban banjir yang terserang penyakit adalah Deisy Ibrahim. Bocah berusia satu tahun ini sudah sepekan menderita penyakit kulit. Sekujur tubuhnya mengalami gatal-gatal sampai luka dan terkelupas.
Deisy terkena penyakit kulit, karena pembagian air bersih dari pemerintah tidak merata, sehingga warga di pengungsian harus menggunakan air sumur yang keruh bekas rendaman banjir untuk kegiatan sehari-hari.
Berbeda dengan Deisy, Kevin Ramdhani, bayi berusia enam bulan ini juga sudah terserang penyakit. Sejak tinggal di tempat pengungsian, Kevin mulai dilanda batuk.
Menurut Irma Neno, Ibunda Kevin, bantuan obat-obatan untuk anaknya hanya didapat dari para donatur yang sudah mengetahui situasi lokasi pengungsian. Sementara dari pemerintah, dia mengaku belum mendapatkan bantuan apapun, baik perlengkapan bayi dan obat-obatan.
Tidak meratanya pemberian bantuan terhadap pengungsi, karena banyak warga yang mencegat di lokasi pengungsian yang berada di dekat jalan raya. Hingga kini, sudah 14 hari para pengungsi menetap di penampungan. Kondisi para pengungsi mulai terlihat memprihatinkan.
Berdasarkan pandangan di lokasi pengungsi, sejumlah lokasi pengungsian masih dipenuhi lumpur setinggi 10 centimeter. Sementara di depan rumah warga, terdapat tumpukan sampah sisa banjir yang terseret arus.
Para pengungsi di SDN 01 merupakan warga yang rumahnya hanyut dibawa banjir bandang beberapa waktu lalu. Kendati genangan air sudah mulai surut, di lokasi pengungsian hingga kini masih banyak genangan lumpur.
Salah seorang anak korban banjir yang terserang penyakit adalah Deisy Ibrahim. Bocah berusia satu tahun ini sudah sepekan menderita penyakit kulit. Sekujur tubuhnya mengalami gatal-gatal sampai luka dan terkelupas.
Deisy terkena penyakit kulit, karena pembagian air bersih dari pemerintah tidak merata, sehingga warga di pengungsian harus menggunakan air sumur yang keruh bekas rendaman banjir untuk kegiatan sehari-hari.
Berbeda dengan Deisy, Kevin Ramdhani, bayi berusia enam bulan ini juga sudah terserang penyakit. Sejak tinggal di tempat pengungsian, Kevin mulai dilanda batuk.
Menurut Irma Neno, Ibunda Kevin, bantuan obat-obatan untuk anaknya hanya didapat dari para donatur yang sudah mengetahui situasi lokasi pengungsian. Sementara dari pemerintah, dia mengaku belum mendapatkan bantuan apapun, baik perlengkapan bayi dan obat-obatan.
Tidak meratanya pemberian bantuan terhadap pengungsi, karena banyak warga yang mencegat di lokasi pengungsian yang berada di dekat jalan raya. Hingga kini, sudah 14 hari para pengungsi menetap di penampungan. Kondisi para pengungsi mulai terlihat memprihatinkan.
Berdasarkan pandangan di lokasi pengungsi, sejumlah lokasi pengungsian masih dipenuhi lumpur setinggi 10 centimeter. Sementara di depan rumah warga, terdapat tumpukan sampah sisa banjir yang terseret arus.
(san)