Hiburan topeng monyet warnai Hari Primata di Malang

Kamis, 30 Januari 2014 - 15:00 WIB
Hiburan topeng monyet warnai Hari Primata di Malang
Hiburan topeng monyet warnai Hari Primata di Malang
A A A
Sindonews.com - Organisasi Perlindungan Satwa ProFauna Indonesia menggelar treatrikal dalam memperingati Hari Primata yang jatuh pada 30 Januari 2014, hari ini.

Dalam aksi tersebut, menghadirkan "topeng monyet" dan "Sarmin" yang diperankan oleh salah seorang peserta treatrikal.

Jika biasanya topeng monyet yang disuruh melakukan berbagai adegan seperti pergi ke sawah, pasar dan lain -lain, dalam teatrikal ini, justru Sarmin yang melakukan adegan itu.

Para penonton juga memberikan uang receh kepada Sarmin yang berkeliling meminta jasa hiburan. Makanan ringan yang dilempar penonton juga disambar Sarmin di sela-sela atraksinya.

Aksi ini merupakan sindirian terhadap perilaku manusia yang menjadikan hewan jenis primata ini sebagai alat hiburan. Selain itu, mereka juga menyerukan penghentian perdagangan primata pada peringatan Hari Primata.

"Aksi peringatan Hari Primata ini pertama kali di Indonesia dan dilakukan di 25 kota lebih," kata juru kampanye ProFauna Indonesia Swasti Prawidya Mukti, Kamis (30/1/2014).

Menurutnya, lebih dari 95 persen primata yang diperdagangkan di Indonesia adalah hasil tangkapan dari alam. Proses penangkapannya juga kejam yang menyebabkan banyak primata mati.

Data ProFauna Indonesia menyebutkan, salah satu primata yang sedang banyak diperdagangkan adalah kukang (Nycticebus sp) yang giginya banyak dicabuti pemburu. "Hewan ini menjadi favorit dan ada 40 kasus selama tahun 2013," ujarnya.

Aktivis ProFauna juga menyerukan kepada masyarakat agar membantu pelestarian primata Indonesia dengan tidak membeli primata.

ProFauna juga mendesak pemerintah lebih serius menangani perdagangan primata dilindungi selain kukang, seperti lutung jawa dan siamang.

Badan Konservasi Internasional IUCN menerbitkan daftar 25 jenis primata yang paling terancam di dunia. Empat di antaranya berasal dari Indonesia, orangutan Sumatera, tarsius siau, kukang jawa, dan simakubo.

"Primata ini akan benar-benar punah jika tidak ada upaya nyata untuk menyelamatkannya," kata Asti.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5945 seconds (0.1#10.140)